Usai Kesepakatan Baru KTT, Trump Seakan Menangkap Strategi Licik Beijing

oleh Wu Ying

Ketika menerima Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He pada Kamis (4/4/2019) lalu, Presiden Trump tidak menyebut kapan KTT dengan Xi Jinping akan digelar. Namun demikian, bersikukuh bahwa KTT hanya akan diadakan setelah ada kesepakatan tertulis mengenai hasil negosiasi perdagangan. Setelah itu baru bicara tentang hal lain.

Mengapa demikian? sikap Trump ini disebabkan karena dia bersikeras pada garis bawah yang sudah ia buat atau menangkap adanya strategi licik dari pihak Beijing.

Pada 1 Desember tahun lalu, Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping mencapai konsensus tentang ‘gencatan senjata’ sementara selama 90 hari dalam jamuan makan malam di Argentina.

Sejauh ini, tim negosiasi perdagangan AS dan Tiongkok telah mengadakan negosiasi tatap muka sebanyak 6 putaran dan mempertahankan komunikasi intensif melalui sambungan video call dan telepon.

Selama periode ini, Presiden Trump telah menemui Liu He di Gedung Putih sebanyak 3 kali.

Salah satu topik yang diajukan pihak Tiongkok dari setiap kali pertemuan adalah kapan mengadakan pertemuan tingkat tinggi, dengan alasan untuk mengkonfirmasi batas waktu menyelesaikan teks dan penandatanganan perjanjian. Namun, respons Trump terhadap masalah yang mendapat perhatian internasional ini tetap sama seperti yang ia buat pada awalnya.

Mengulas pidato Trump tentang KTT mendatang dengan Presiden Xi Jinping

Akhir Januari 2019  : Tergantung pada Kemajuan Negosiasi

Ketika Liu He datang ke Washington untuk menemui Trump pada akhir bulan Januari lalu, Liu He mengusulkan kepada Trump untuk mengadakan KTT di Pulau Hainan, Tiongkok pada paro kedua Februari 2019.

Pada 31 Januari, Presiden Trump tidak memberikan konfirmasi tentang proposal pihak Tiongkok itu ketika bertemu Liu He. Ia hanya mengatakan : “Belum dikonfirmasi apakah akan mengadakan KTT atau tidak, itu tergantung pada kemajuan negosiasi”.

Akhir Februari : Negosiasi mencapai kemajuan berarti dan KTT di Mar-a-Lago, Florida

Pada 22 Februari, Trump untuk kedua kalinya menemui Liu He di Gedung Putih. Saat itu, waktu untuk membatalkan kenaikan tarif dari 10%  ke 25 % atas komoditas impor asal Tiongkok senilai USD. 200 miliar yang dijadwalkan berlaku pada 2 Maret pukul 00:00 tinggal kurang dari 10 hari.

Pada hari itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin melaporkan kepada Presiden Trump bahwa tim perunding sedang meningkatkan upaya untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin.

Jika kesepakatan dapat tercapai dalam beberapa hari ke depan, KTT dapat diadakan pada bulan Maret. Dalam hal ini, Trump tidak menyetujui saran Mnuchin, ia hanya mengatakan : “Coba lihat saja hasil yang dicapai pada beberapa hari ke depan untuk dipertimbangkan lagi.”

Trump juga mengatakan bahwa pembicaraan AS – Tiongkok kli ini melibatkan masalah yang cukup komprehensif dan sangat sulit, mungkin beberapa masalah perlu diselesaikan dalam pertemuannya dengan Xi Jinping.

Ketika wartawan bertanya kepada Trump apakah ada konfirmasi tanggal untuk KTT, Trump meminta bawahannya untuk menjawab. Steven Mnuchin menjawab : “Negosiasi masih berlangsung sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan Presiden Trump.” Selanjutnya, Trump hanya mengatakan bahwa itu akan diatur dengan saling menyesuaikan jadwalnya juga Presiden Xi Jinping.

Pada pekan itu, Liu He dan rombongannya terus tinggal di Washington hingga 24 Februari. Pada sore harinya, Presiden Trump mengeluarkan mencuit yang berbunyi :  Negosiasi telah mencapai kemajuan substansial dan memutuskan untuk menunda kenaikan tarif terhadap komoditas impor dari Tiongkok. Jika ada kemajuan yang lebih baik, ia berencana untuk mengadakan pertemuan dengan Xi Jinping di Mar-a-Lago, Florida dan sekaligus  membuat perjanjian. Namun, Trump dalam pesan Tweetnya tidak menjelaskan kapan pertemuan diadakan.

Awal April : Bila sudah mencapai kesepakatan baru membicarakan KTT

Pada 4 April, Trump menemui Liu He untuk ketiga kalinya, pada kesempatan itu ia mengatakan bahwa dirinya tidak ingin mengumumkan waktu KTT, tetapi ia menekankan bahwa KTT baru akan dibicarakan hanya setelah kesepakatan dalam negosiasi perdagangan telah tercapai. Ia memperkirakan bahwa dalam waktu 4 pekan ke depan ini perihal kesepakatan tercapai atau tidak sudah dapat diketahui.

“Jika kita mencapai kesepakatan, kita akan mengadakan KTT”, kata Trump. Negosiasi perdagangan AS – Tiongkok telah sangat dekat untuk mencapai kesepakatan, Sepakat atau tidak “Kiranya sudah dapat diketahui dalam waktu 4 pekan ke depan.”

Trump juga mengatakan bahwa jika KTT diadakan, itu akan diadakan di Amerika Serikat. Dan  lokasinya, tidak berubah.

Dari Januari hingga April, sebelum Trump menemui Liu He, sejumlah media mengutip informasi dari sumber yang mengetahui masalah melaporkan bahwa, Trump akan memberitahu kapan KTT diadakan.  Tetapi Trump sampai sekarang belum pernah mengeluarkan pernyataan tentang KTT.

Analisa para ahli adalah bahwa Trump mungkin sekali lagi akan menolak proposal dari pihak Tiongkok untuk mengadakan KTT pada April ini. Ekonomi Tiongkok yang sedang menurun mendesak pihak Tiongkok untuk secepatnya mencapai kesepakatan.

Namun, Trump tidak terburu-buru dan telah berulang kali menegaskan bahwa ia ingin perjanjian yang dicapai dengan Tiongkok tersebut adalah perjanjian besar bersejarah.

Trump bertahan untuk KTT usai ada kesepakatan, ia mungkin menangkap strategi licik Beijing

Pada pertengahan  Maret, ketika mengkonfirmasi bahwa para pejabat senior AS dan Tiongkok akan memulai negosiasi putaran kedua, banyak media mengutip ucapan para ahli dan orang-orang yang mengetahui permasalahan. Kemudian media melaporkan bahwa Amerika Serikat dan Tiongkok telah mendiskusikan kemungkinan KTT di Florida pada akhir April. Bahkan disebutkan bahwa pihak Tiongkok juga mengusulkan permintaan Xi Jinping untuk kunjungan kenegaraan di Amerika Serikat. Baru-baru ini, beberapa media melaporkan bahwa Beijing berharap KTT diadakan di negara ketiga.

Eswar Prasad, seorang sarjana Tionghoa di Universitas Cornell yang secara teratur berkomunikasi dengan para pejabat Tiongkok mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa, secepatnya mengadakan KTT bagi Beijing adalah menghasilkan 2 keuntungan sekaligus.

Menurut analisis Eswar Prasad bahwa meskipun Tiongkok khawatir Presiden Trump akan “angkat kaki” di tengah jalan berlangsungnya pertemuan dengan Xi Jinping.  Tetapi Beijing percaya bahwa penetapan tanggal KTT adalah suatu taktik yang dapat digunakan untuk melawan Amerika Serikat, karena selain dapat dimanfaatkan untuk mendorong Amerika Serikat menyelesaikan rincian semua teks perjanjian perdagangan sebelum batas waktunya. Selain itu, sebagai cara untuk menahan pihak AS agar tidak menuntut lebih banyak lagi dari pihak Tiongkok.

Jika kedua belah pihak gagal mencapai kemajuan sesuai dengan harapan Beijing sebelum KTT diadakan, maka Xi Jinping dapat mengumumkan bahwa dirinya tidak akan menghadiri KTT dan membuat Presiden Trump malu.

Mungkin saja Beijing tidak menyangka bahwa strateginya kembali membentur tembok, dan tidak menyangka bahwa begitu sulitnya untuk mengubah sikap Presiden Trump.

Sesungguhnya sejak lebih dari 30 tahun silam, Trump sudah mulai menguraikan pandangan perdagangannya. Sikap Trump tetap sama selama sekian tahun berlalu. Ia tidak pernah mengubah tekad untuk memperjuangkan lingkungan perdagangan yang adil dan merata demi Amerika Serikat.

Jika Beijing masih belum sepenuhnya bersedia menghadapi kenyataan, melaksanakan reformasi struktural yang diminta oleh Amerika Serikat, mengakhiri praktik perdagangannya yang tidak adil, maka apa yang ditunggu-tunggu adalah berupa barang-barang yang diekspor ke AS akan dikenakan tarif sebesar 25 %.

Pemerintahan Trump tidak secara permanen ingin mempertahankan tarif hukuman atas komoditas Tiongkok itu sebesar 10%.

Menurut pengumuman Federal Register AS pada 5 Maret bahwa tarif ini akan terus dipertahankan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Ini berarti bahwa jika Beijing tidak membuat komitmen yang memuaskan AS, ia mungkin akan menerima pemberitahuan dari Washington tentang menaikkan tarif. (Sin/asr)