Hitungan Dua Bulan, Angkatan Udara Komunis Tiongkok Kehilangan Satu Pilot dan Dua Jet Tempur

Olivia Li – The Epochtimes

Epochtimes.id- Seorang pilot peswat tempur top Tiongkok tewas dalam misi pelatihan operasional khusus ketika jet tempurnya jatuh karena kegagalan mekanik secara mendadak pada 26 April lalu. Laporan ini dirilis oleh media yang dikelola pemerintah Komunis Tiongkok, Beijing Youth Daily.

Laporan itu tidak menyebut model jet tempur dan  tidak memberikan rincian di mana kecelakaan itu terjadi.

Pilot, Zha Xianwei, 46 tahun, yang berpangkat kolonel, adalah pilot dan instruktur kelas atas. Dia telah berpartisipasi dalam parade militer Hari Nasional Tiongkok dua kali dan parade militer merayakan ulang tahun ke-90 Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Pada 18 Mei lalu, sebuah jet tempur lainnya jatuh di Kota Gaocun, Kota Weihai, Provinsi Shandong, Tiongkok. 

Seorang penduduk setempat merekam kecelakaan itu, dan video itu ditonton secara luas di Weibo, sebuah media sosial yang mirip Twitter di Tiongkok.

Pesawat itu terlihat jatuh secara vertikal ke tanah pada pukul 7:17 pagi waktu setempat di sebelah bangunan tempat tinggal. Pesawat itu meledak menjadi bola api besar.

Seorang netizen, yang telah melihat puing-puing pesawat, menunjukkan bahwa berdasarkan bentuknya, itu menyerupai Xi’an JH-7, juga dikenal sebagai Flying Leopard, yang dikembangkan oleh para ahli pesawat Tiongkok.

Sebuah laporan 19 Mei oleh publikasi Tiongkok di luar negeri DW News mengutip sebuah sumber informasi yang mengatakan bahwa jet tempur itu memang Xi’an JH-7. Ini adalah kecelakaan pesawat tempur ketiga di Tiongkok sejak awal tahun ini.

Pada 12 Maret, sebuah jet tempur angkatan laut jatuh selama pelatihan di Provinsi Hainan yang menewaskan dua pilot.

Seorang saksi yang tidak terverifikasi memposting komentar online, menyebut peswat  itu adalah Xi’an JH-7A, versi perbaikan dari Xi’an-7 yang memasuki dinas militer pada tahun 2005. Menurut data publik, sejak tahun 1988, setidaknya 12 peswat Xi Jan-7 jatuh, menyebabkan setidaknya 17 kematian.

Yao Cheng, mantan perwira angkatan laut Tiongkok, mengatakan bahwa selama embargo senjata NATO terhadap Komunis Tiongkok setelah Pembantaian Tiananmen pada tahun 1989, Komunis Tiongkok tidak dapat mencuri teknologi militer menggunakan metode rutinnya — mereplikasi senjata, pesawat tempur, kapal perusak, kapal selam yang dibeli dari Amerika Serikat dan Uni Eropa seperti dilaporkan The Epoch Times melaporkan pada 13 Maret lalu.

Akibatnya, Komunis Tiongkok harus mengandalkan ilmuwan dan insinyurnya sendiri. Teknologi dan produk militer yang dikembangkan selama periode waktu ini sebagian besar berkualitas buruk. Xi’an JH-7, dikembangkan pada pertengahan 1990-an, adalah contoh yang sangat tipikal.

“Saya ada ketika pesawat pertama Xi’an JH-7 dikirim ke angkatan udara Tiongkok untuk dievaluasi,” kata Yao kepada The Epoch Times.

“Pilot yang menerbangkan pesawat ini memberi tahu saya bahwa mereka sangat sulit dan canggung untuk beroperasi,” tambahnya.

Sejak berdirinya angkatan udaraKomunis Tiongkok, dalam 60 tahun terakhir, lebih dari 2.000 pilot angkatan udara tewas dalam kecelakaan pesawat. (asr)