Amerika Jatuhkan Sanksi Ekonomi Terhadap Petinggi Militer Iran

ETIndonesia – Presiden AS, Donald Trump memberlakukan sanksi ‘keras’ terhadap Iran pada 24 Juni 2019 waktu setempat. Trump menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, ketika Departemen Keuangan mengambil tindakan terhadap delapan ‘komandan senior’ Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Di Kantor Oval, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa Dia menandatangani perintah eksekutif untuk sanksi keras setelah serangkaian ‘perilaku agresif’ oleh Negara Islam Iran.

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat telah meningkat setelah Amerika menarik diri dari apa yang disebut ‘kesepakatan-nuklir’ dengan Iran. Paman Sam kemudian menerapkan kembali sanksi ekonomi berat terhadap rezim tersebut. Pada Mei, Washington memerintahkan semua negara untuk menghentikan impor minyak Iran.

Trump mengatakan Dia akan menjatuhkan sanksi babak terakhir terlepas dari insiden pesawat tak berawak, menyalahkan konflik baru-baru ini pada kepemimpinan Iran. Dia mengatakan langkah-langkah AS yang baru sebagai, “Mewakili respons yang kuat dan proporsional terhadap tindakan Iran yang semakin provokatif.”

“Pemimpin Tertinggi Iran adalah orang yang pada akhirnya bertanggung jawab atas perilaku bermusuhan rezim,” kata Trump kepada wartawan. “Dia dihormati di negaranya. Kantornya mengawasi instrumen paling brutal rezim (Iran).”

Presiden mengatakan perintah eksekutif akan menolak ‘akses ke sumber daya keuangan utama Amerika’ bagi Pemimpin Tertinggi, kantornya, dan mereka yang ‘berafiliasi erat’ dengannya.

Trump juga menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak ingin konflik dengan Iran. Dia mengatakan kepada wartawan, “Saya hanya bisa memberi tahu Anda bahwa kami tidak akan pernah membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.”

Trump mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat telah menunjukkan ‘banyak pengekangan’ dalam berurusan dengan Teheran. Dia memperingatkan bahwa kebijakan AS mungkin tidak akan memberikan masa depan bagi Iran.

Foto yang dirilis Angkatan Udara AS yang tidak bertanggal, menunjukkan sebuah pesawat tak berawak (drone) RQ-4 Global Hawk. (Foto : Bobbi Zapka/Angkatan Udara AS/File melalui Reuters)

Komandan Militer Iran
Menurut Gedung Putih, perintah eksekutif Trump memberi wewenang kepada Menteri Keuangan AS untuk menjatuhkan sanksi pada pejabat yang ditunjuk untuk posisi mereka oleh Pemimpin Tertinggi Iran.

Kantor Departemen Pengendalian Aset Asing Departemen Keuangan mengatakan pihaknya memperkuat perintah Trump dengan memberikan sanksi kepada komandan dari Angkatan Laut, Udara, dan Angkatan Darat IRGC.

Delapan komandan itu saat ini bertugas mengawasi ‘kegiatan regional jahat IRGC’, termasuk program rudal balistik, sabotase kapal komersial di perairan internasional, dan ‘keberadaannya yang tidak stabil di Suriah’, menurut departemen keuangan AS.

Trump juga memberi wewenang kepada Menteri Keuangan untuk menjatuhkan sanksi kepada siapa pun yang memberikan dukungan material kepada Kantor Pemimpin Tertinggi Iran.

“Komandan IRGC bertanggung jawab atas serangan provokatif rezim Iran yang diatur di perairan dan wilayah udara yang diakui secara internasional, serta kegiatan memfitnah Iran di Suriah,” kata Menteri Keuangan Steven T. Mnuchin dalam sebuah pernyataan.

Mnuchin mengatakan tindakan departemen adalah peringatan bagi para pejabat ‘di semua tingkat IRGC’, dan orang-orang dari rezim Iran yang akan terus memberikan sanksi kepada siapa pun yang mengekspor ‘kekerasan, sabotase, dan terorisme’.

Pada 20 Juni, sebuah rudal Iran menghancurkan drone Global Hawk AS di wilayah udara internasional, menurut Pentagon. Trump kemudian mengatakan membatalkan serangan militer pembalasan pada menit terakhir setelah diberitahu akan menewaskan 150 orang. Dia mengatakan di Twitter bahwa, “jumlah korban pada pihak lawan akan tidak sebanding dengan aksi menembak jatuh pesawat tak berawak”.

Koalisi Dengan Sekutu
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada 24 Juni bahwa Amerika Serikat sedang membangun koalisi dengan sekutu untuk memberikan kontribusi material dan finansial untuk melindungi jalur pelayaran Teluk.

Amerika Serikat mengatakan Iran bertanggung jawab atas serangan 13 Juni terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman, dekat Selat Hormuz.

“Ini tentang pencegahan proaktif, karena Iran hanya ingin pergi keluar dan melakukan apa yang ingin mereka lakukan dan berkata, hei, kami tidak melakukannya. Kami tahu apa yang telah mereka lakukan,” kata pejabat itu kepada wartawan.

Pejabat itu menambahkan bahwa para penangkal akan mencakup kamera, teropong, dan kapal laut. Amerika Serikat menuduh Iran mendorong pemberontak Houthi di Yaman untuk menyerang sasaran (kapal) milik Saudi.

Dalam pernyataan bersama pada 24 Juni, Amerika Serikat, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Inggris menyatakan keprihatinan atas ketegangan di Timur Tengah. Ada bahaya yang ditimbulkan oleh ‘aktivitas destabilisasi’ Iran terhadap perdamaian dan keamanan di Yaman dan kawasan itu. (BOWEN XIAO dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M