Mengapa Ketua Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam Harus Memainkan ‘Kartu Maaf’?

Yuan Bing

Masih segar dalam ingatan orang-orang Hong Kong ketika Carrie Lam pada saat Pemilihan Ketua Eksekutif di tahun 2016 pernah mengatakan:”Jika pendapat arus utama orang-orang Hong Kong membuat saya tidak mampu menjabat sebagai Ketua Eksekutif lagi maka saya akan mengundurkan diri.” Tetapi sekarang ada 2 juta orang Hong Kong berpawai akbar meminta dia untuk mundur. Namun dia bergeming dan bersikeras tidak mau lengser.

Sikap yang lagi-lagi ditonjolkan Carrie Lam dalam konferensi pers hanya dua kata: “Minta maaf.” Dia menyatakan dirinya bertanggung jawab atas konflik sosial, perselisihan dan kecemasan dalam beberapa bulan terakhir.

Carrie Lam menyatakan “sangat bersedih” terhadap warga yang berpartisipasi dalam pawai, petugas polisi dan reporter yang telah terluka dalam bentrokan, dia bersedia “instrospeksi dan mawas diri” terhadap hal ini dan “dengan tulus meminta maaf”.

Sangat jelas sekali bahwa Carrie Lam sedang memainkan “kartu permintaan maaf”! Sebenarnya pendiriannya tetap tidak berubah, hanya saja menggunakan meminta maaf berusaha meraih simpati wargaHong Kong.

Mengapa Carrie Lam memainkan kartu ini? Jika tidak memainkan kartu ini, dia mau memainkan kartu apa lagi?

Coba Anda pikir, apakah amandemen ektradisi ke Tiongkok itu adalah murni idenya? Meskipun amandemen itu dia yang mengajukan tetapi ide itu datang dari Beijing. Selama Komunis Tiongkok belum memutuskan untuk menarik kembali apakah dia berani menganulirnya?

Mundur? Meskipun jabatan kepala eksekutif secara nominal dipilih oleh Komisi Pemilihan Hong Kong tetapi itu sebenarnya direstui dari belakang layar oleh Beijing.

Selama Komunis Tiongkok tidak membiarkannya mundur, bahkan jika dia ingin dan ikhlas mundur sekalipun, bisakah dia mundur?

Adapun demonstrasi 612 dikategorikan sebagai “kerusuhan” dan “revolusi warna”, menangkap siswa pendemo dan secara represif menindas demonstran. Bagi orang yang jeli langsung memahami bahwa itulah prakarsa dan kebiasaan keji Komunis Tiongkok, Carrie Lam hanya bertindak untuk melaksanakan perintah dari majikannya.

Sekarang sang majikan belum mengizinkannya untuk menarik RUU tersebut, beranikah dia menariknya kembali?

Sebenarnya Carrie Lam sendiri belum tentu bersedia meminta maaf, pada dasarnya adalah Beijing yang menyuruhnya bertindak demikian: biarkan Carrie Lam yang memikul tanggung jawab sendiri, jangan sampai Komunis Tiongkok yang dipermalukan, dengan jurus ini hendak mengambil hati rakyat Hong Kong.

Carrie Lam terkenal sebagai wanita besi, menyuruhnya berulang kali meminta maaf dan menunjukkan kelemahannya di depan publik, nuraninya pasti sangat tertekan.  Tetapi siapa yang menyuruhnya menjadi boneka Beijing. Disebut sebagai boneka karena salah satu fungsinya adalah lebih baik dirinyalah yang dipermalukan demi menyelamatkan muka sang majikan.

Namun, masyarakat Hong Kong tidak menghargai “kartu permintaan maaf” dari Carrie Lam. Setelah Carrie Lam secara resmi meminta maaf di konferensi pers pada 18 Juni, kaum pro demokrat Hong Kong telah menyatakan penolakannya. Ingin menggunakan “kartu permintaan maaf” untuk membujuk rakyat Hong Kong, kelihatannya kali ini Komunis Tiongkok dan Carrie Lam lagi-lagi telah salah perhitungan. (Lin/whs/asr)