Bom Mobil Taliban Meledak, Tewaskan 12 Orang di Afghanistan

Epochtimes.id- Pejuang garis keras Taliban menewaskan sedikitnya delapan anggota pasukan keamanan Afghanistan dan empat warga sipil.

Ledakan ini turut melukai lebih dari 50 warga sipil. Ledakan disebabkan oleh bom mobil di Provinsi Ghazni, Afghanistan, Minggu (7/7/2019). Laporan ini dikonfirmasi oleh Reuters kepada pejabat pemerintah dan Taliban.

Taliban mengaku bertanggung jawab meledakkan bom di dekat kompleks Direktorat Keamanan Nasional (NDS) di kota Ghazni selama pada Minggu pagi itu.

“Belasan perwira NDS terbunuh atau terluka,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan.

Arif Noori, juru bicara pemerintah provinsi di Ghazni, membenarkan delapan anggota NDS dan empat warga sipil tewas dalam ledakan itu, dengan lebih dari 50 warga sipil terluka.

“Banyak orang yang terluka dilarikan ke rumah sakit,” katanya.

Tidak jelas apakah serangan itu dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri.

Ledakan di daerah yang ramai di kota Ghazni adalah insiden terbaru terkait gelombang serangan teror hampir setiap hari oleh Taliban.

Kini militan garis keras ini memegang kendali terhadap sekitar setengah dari wilayah Afghanistan. Kelompok itu terus meningkatkan serangan terhadap pasukan Afghanistan meskipun ada upaya peningkatan menuju perjanjian damai untuk mengakhiri perang selama 18 tahun.

Selama kunjungan 25 Juni ke ibukota Afghanistan, Menlu AS Mike Pompeo mengatakan Washington ingin melihat kesepakatan sebelum 1 September 2019. Pernyataan ini dianggap sebagai tenggat waktu yang ambisius bagi para pengamat. Akan tetapi kemungkinan terkait dengan jadwal Pilpres Afghanistan yang dijadwalkan pada akhir bulan itu.

Hanya beberapa hari kemudian, Taliban mengadakan pembicaraan damai dengan utusan AS Zalmay Khalilzad di Qatar, di mana kelompok ekstremis itu memiliki kantor politik.

Sejauh ini, Taliban telah menolak untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan pemerintah Afghanistan.

Sedangkan pembicaraan Afghanistan-ke-Afghanistan yang direncanakan awal tahun ini di Doha terhenti setelah kedua belah pihak tidak menyetujui pihak-pihak yang berpartisipasi.

Pejabat Taliban sebelumnya mengatakan kepada The Associated Press bahwa mereka ingin semua pasukan asing ditarik dalam waktu enam bulan. Sementara itu, Washington telah mendorong jangka waktu yang lebih lama dari satu tahun menjadi 18 bulan.

Dengan pelaporan oleh The Associated Press.