Analis Industri : Menghadapi Pasar yang Terus Menyusut, Ford dan Groupe PSA Bisa Kabur dari Tiongkok


Nicole Hao

Situs berita industri otomotif Tiongkok memperkirakan, bahwa produsen otomotif asing, Ford dan Groupe PSA akan segera meninggalkan pasar Tiongkok. Dikarenakan, data yang baru-baru ini dirilis menunjukkan, bahwa penjualan mereka merosot dari tahun lalu.

Data itu mencerminkan penurunan yang lebih luas di pasar mobil Tiongkok, sejak tahun lalu. Ketika itu, penjualan menurun untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade. 

Tahun ini, pasar diprediksi akan semakin buruk. Produsen mobil di Tiongkok, memproduksi 27,8 juta mobil dan menjual 28,1 juta mobil pada Tahun 2018. Angka tersebut masing-masing 4,2 persen dan 2,8 persen kurang dari  tahun 2017. Laporan ini menurut pemasok data pasar mobil Tiongkok, Marklines.

Penjualan otomotif merek AS turun sekitar 18 persen. Sementara itu, otomotif merek Prancis turun sekitar 33 persen.

Ford

Pada 1995, Ford mendirikan Ford Tiongkok di Shanghai. Peraturan investasi Tiongkok saat ini, mengharuskan pabrik mobil asing dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan patungan dengan mitra lokal.

Ford Tiongkok telah mendirikan pabrik patungan di Provinsi Jiangxi, Kota Chongqing, Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, dan Shanghai.

Menurut laporan kuartal kedua Tahun 2019 Ford yang dirilis pada 24 Juli, Ford menderita kerugia 155 juta dolar AS.  

Ford Tiongkok kehilangan 128 juta pada kuartal pertama. Ford juga merilis laporan penjualan pasar Tiongkok pada 5 Juli. 

Pada kuartal kedua, Ford menjual 154.042 unit kendaraan. Yang mana hampir 22 persen lebih sedikit dari kuartal tahun sebelumnya.

Angka tahun lalu mengecewakan. Media pemerintah Beijing Business melaporkan pada 30 Juli bahwa Ford Changan, perusahaan patungan Ford yang berbasis di Chongqing, memiliki lima pabrik yang dapat memproduksi 1,6 juta mobil per tahun. Tetapi pada tahun 2018, Ford Chang hanya menjual 377.800 unit kendaraan. Jumlah ini kurang dari 25 persen kemampuan produksinya.

Laporan itu mengutip dealer Beijing Ford, yang mengatakan perusahaan telah mengurangi inventarisnya. Dikarenakan berkurangnya permintaan. Ditambah dengan tidak melihat adanya keuntungan dari penjualan.

Groupe PSA

Produsen mobil asal prancis Groupe PSA, memiliki lima merek yakni Peugeot, Citroen, DS, Opel, dan Vauxhall. 

Perusahaan ini memasuki pasar Tiongkok pada tahun 1985. Groupe PSA memiliki pabrik di kota-kota Wuhan, Chengdu, Xiangyang, dan Shenzhen. 

Hanya pabrik-pabriknya di Shenzhen yang memiliki kemampuan untuk memproduksi 200.000 mobil per tahun.

Gasgoo, situs berita online Tiongkok yang membahas industri otomotif, melaporkan pada bulan Mei, bahwa pangsa pasar Groupe PSA turun menjadi 0,8 persen dari 1,7 persen. Penurunan ini terjadi dalam empat bulan pertama tahun 2019. 

Selain itu, penjualan kurang dari setengah dari apa yang sudah terjual selama periode yang sama tahun 2018.

“Merek-merek Groupe PSA sedang dipinggirkan dengan cepat,” demikian bunyi laporan itu.

Selain itu, pabrik-pabrik PSA di Shenzhen hanya menjual 813 mobil dalam empat bulan pertama tahun ini. Yang mana hanya 1,2 persen dari kemampuan manufakturnya, menurut Gasgoo, yang mengutip data dari Asosiasi Produsen Otomotif Tiongkok.

Media online Tiongkok lainnya, Great Daily, berspekulasi dalam analisis baru-baru ini menyebutkan : “Berapa lama lagi Groupe PSA dan Ford bisa bertahan di pasar Tiongkok?” 

Great Daily meramalkan bahwa kedua perusahaan akan segera meninggalkan Tiongkok. Sebagaimana yang dilakukan oleh produsen mobil Jepang Suzuki tahun lalu. 

Pada bulan Mei 2018, Suzuki menjual semua saham perusahaan patungannya yang berbasis di Provinsi Jiangxi, Suzuki Changhe, kepada mitranya, Changhe Automobile.

Kemudian, pada bulan September 2018, produsen mobil Tiongkok, Chang Automobile, mengumumkan bahwa mereka membeli 40 persen saham Suzuki Chang’an dari perusahaan induk Jepang. Mereka juga membeli 10 persen saham dari Suzuki Motor Tiongkok hanya dengan satu yuan atau 0,15 dolar AS.  

Setelah kesepakatan itu, Chang’an Automobile akan memiliki 100 persen saham di Suzuki Chang’an.

Suzuki Chang menjual 86.000 mobil pada tahun 2017, yang mana 25 persen lebih rendah dari tahun 2016. 

Media corong Komunis Tiongkok, Xinhua, melaporkan pada bulan September 2018, bahwa penjualan yang melambat adalah alasan Suzuki meninggalkan Tiongkok.

Ekonom Tiongkok menghubungkan kesengsaraan pasar otomotif dengan penurunan keseluruhan dalam pertumbuhan ekonomi Tiongkok.  Penyebabnya, konsumen cenderung berinvestasi dalam barang-barang konsumen yang mahal.

Selain itu, pemerintahan Komunis Tiongkok meluncurkan peraturan emisi yang lebih ketat untuk kendaraan tahun ini. Aturan sebagai bagian dari upayanya untuk memerangi polusi udara. Mobil yang tidak mematuhi standar baru, tidak akan memenuhi syarat untuk mendapatkan plat kenderaan.

Diluncurkan dalam dua fase, mobil non-komersial akan diharuskan memiliki emisi karbon dioksida tidak lebih dari 500 miligram per kilometer  dan 700 mg per km pada Juli 2023. 

Aturan ini sudah berlaku  di Shanghai dan akhirnya akan diperluas ke semua kota Tiongkok. Karena standarnya lebih ketat daripada standar emisi Eropa dan AS saat ini, produsen mobil Eropa dan AS cenderung menghadapi tantangan manufaktur untuk pasar Tiongkok. (asr)

FOTO : Robot transformator mengiklankan dealer mobil Ford di Hangzhou, Provinsi Zhejiang pada 17 Februari 2014. (MARK RALSTON / AFP / Getty Images)