Film ‘Claws of the Red Dragon’ Berusaha Mengungkap Peran Huawei dalam Ambisi Teknologi Komunis Tiongkok

Eva Fu/Janita Kan – The Epochtimes

Sebuah film akan dirilis pada musim gugur ini. Temanya berupaya menjelaskan hubungan antara Huawei Technologies – produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia – dengan Komunis komunis yang berkuasa di Tiongkok.

Film yang berjudul “Claws of the Red Dragon,” terinspirasi oleh penangkapan Kepala Staf Keuangan Huawei, Meng Wanzhou di Bandara Internasional Vancouver tahun lalu atas permintaan pemerintah Amerika Serikat. Selanjutnya diiringi kemunduran hubungan Kanada-Tiongkok. 

Dalam apa yang secara luas dipandang sebagai pembalasan, rezim Komunis Tiongkok menahan dua waganegara Kanada. Mereka dituduh melakukan kegiatan mata-mata. 

Sementara itu, Komunis Tiongkok menjatuhkan hukuman mati kepada dua waganegara Kanada lainnya, karena kejahatan terkait narkoba.

Meng Wanzhou, yang merupakan putri pendiri Huawei Ren Zhengfei, didakwa oleh jaksa Amerika Serikat. Ia didakwa karena melakukan konspirasi dan penipuan sehubungan dengan pelanggaran sanksi Amerika Serikat terhadap Iran. 

Pemerintah Amerika Serikat saat ini mengupayakan ekstradisi Meng Wanzhou. Ren Zhengfei, yang secara resmi memiliki 1,4 persen saham Huawei, memiliki latar belakang di Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.

Mantan kepala strategi Gedung Putih Stephen Bannon, salah satu produser eksekutif film itu mengatakan, Claws of the Red Dragon” berusaha untuk memaparkan “pekerjaan inti  Komunis Tiongkok dan Huawei” 

Mantan Eksekutif chairman di Breitbart News itu dalam sebuah wawancara dengan program The Epoch Times, American Thought Leaders mengatakan,  film itu sangat berpengaruh. 

Stephen Bannon mengatakan, film itu akan membuka  dan menjelaskan dalam bentuk dramatis apa yang terjadi dengan pengaruh Tiongkok ke area teknologi di seluruh dunia. Orang-orang di dunia akan terkejut.

Pensiunan Angkatan Laut AS itu mengatakan, sudah menguji film tersebut di  di Amerika Serikat dengan beberapa orang yang cukup senior di pemerintah Amerika Serikat. Hasilnya, mereka terpana oleh beberapa rahasia yang diungkap dalam film itu.

Stephen Bannon, yang saat ini adalah ketua Rule of Law Society dan salah satu pendiri The Committee on the Present Danger: China” -CPDC- atau Komite Bahaya Masa Kini: Tiongkok, mengatakan, film itu adalah penting, karena mengeksplorasi ancaman yang ditimbulkan oleh rezim Komunis Tiongkok. Yang mana dilancarkan terhadap Barat melalui ambisi teknologi Komunis Tiongkok untuk menguasai dunia.

Stephen Bannon memaparkan, tulang punggung masa depan teknologi adalah 5G; akan menjadi teknologi yang dominan. Saat ini, jalur yang diambil Huawei sebagai garis depan untuk Tentara Pembebasan Rakyat adalah mengambil alih jaringan dan komponen di seluruh dunia. Jika kemudian membiarkannya terjadi, bahkan untuk beberapa tahun lagi, Huawei pada dasarnya akan mengendalikan sistem komunikasi Barat dan, oleh karena itu, akan dapat mengendalikan Barat. 

Presiden Donald Trump yang menganggap Huawei sebagai “ancaman keamanan nasional.” Pada 19 Agustus 2019, Trump mengatakan bahwa “pada saat ini, sepertinya AS tidak akan melakukan bisnis dengan Huawei.”

Perusahaan Huawei telah berjuang melawan larangan perdagangan sejak bulan Mei, di tengah perang dagang Amerik Serikat-Tiongkok yang sedang berlangsung. Larangan itu secara efektif memblokir Huawei untuk berbisnis dengan perusahaan Amerika Serikat tanpa izin khusus.

Para pejabat Amerika Serikat telah berulang kali menyuarakan keprihatinan yang mendalam, bahwa peralatan Huawei dapat digunakan oleh rezim Tiongkok untuk memata-matai, mengingat hubungan dekat Huawei dengan Beijing.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan, bahwa sekitar 100 staf Huawei memiliki hubungan dengan militer atau badan intelijen komunis Tiongkok. Mantan CEO Huawei, Sun Yafang, juga bekerja untuk agen mata-mata top Komunis Tiongkok, Kementerian Keamanan Negara, sebelum bergabung dengan Huawei.

Penelitian yang dilakukan oleh perusahaan keamanan dunia maya, Finite State pada bulan Juni lalu, menemukan lebih dari 102 kerentanan yang diketahui di antara 550 perangkat Huawei yang diteliti, yang membuat pengguna berisiko terhadap keamanan.

Pemerintahan Donald Trump juga melarang Huawei membangun jaringan 5G generasi yang akan datang di Amerika Serikat. Alasannya, soal keamanan nasional. Trump telah memperingatkan sekutu Amerika Serikat bila ingin bekerja sama dengan Huawei.

Sejauh ini, Amerika Serikat telah memasukkan lebih dari 100 afiliasi Huawei ke daftar hitam. Secara resmi Huawei diberi jaminan perpanjangan 90 hari pada tanggal 19 Agustus yang memungkinkan Huawei membeli produk Amerika Serikat. Sementara itu, memberikan perusahaan Amerika Serikat lebih banyak waktu untuk beralih dari berbisnis dengan Huawei.

Wakil Presiden AS, Mike Pence saat konferensi pers bulan Mei di Ottawa, Kanada berkata, negara Paman Sam itu sudah sangat jelas dengan Kanada dan dengan semua sekutunya. Mereka semuanya menganggap Huawei tidak sesuai dengan kepentingan keamanan Amerika Serikat atau sekutunya di negara-negara yang mencintai kebebasan di seluruh dunia.  

Film itu akan didistribusikan oleh afiliasi Epoch Media Group NTD dan bintang-bintang Dorren Lee, Taras Lavren, dan Eric Peterson. (Vv/asr)