Mantan Ketua DPR AS Serukan Partai Demokrat AS Menginvestigasi Keluarga Mantan Wapres Biden

oleh Zhang Ting

Mantan Ketua DPR Amerika Serikat, Newton Leroy “Newt” Gingrich dalam sebuah makalahnya yang dimuat Fox News pada Kamis 26 September, menyebutkan bahwa Partai Demokrat AS pernah menyatakan bahwa tidak ada orang yang bisa melampaui hukum. Akan tetapi kini mereka telah salah target. 

Sedangkan Ketua DPR AS saat ini, Nancy Pelosi seharusnya tidak menargetkan Presiden Trump. Ia seharusnya, menggerakkan investigasi terhadap skandal korupsi mantan Wakil Presiden AS Joe Biden dan putranya.

Newt Gingrich mengatakan, terhadap Biden yang menyerang investigasi anti-korupsi Ukraina, kebanyakan orang Amerika akan berpikir bahwa itu hanyalah sebuah peristiwa politik yang kemudian mudah diabaikan. 

Namun, ketika orang Amerika mengetahui bahwa Hunter Biden memiliki hubungan dekat dengan komunis Tiongkok dan Ukraina ketika ayahnya Joe Biden menjabat sebagai wakil presiden AS, mereka akan melihat sebuah skandal keuangan yang berskup besar. Maka akan mudah bagi masyarakat untuk mengutuk skandal tersebut.

Selama masa jabatannya sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat pada tahun 2014, Joe Biden mendesak pemerintah Ukraina untuk memecat jaksa agungnya, Viktor Shokin. Ketika itu sedang menyelidiki korupsi perusahaan gas Ukraina, Burisma Holdings. 

Perusahaan yang direkturnya dijabat oleh putra bungsu Joe Biden, Hunter Biden akhirnya tidak dikenakan sanksi hukum. Skandal tersebut pernah menjadi berita utama media AS pada tahun 2014.

Skandal keluarga Biden Telah Lama Diekspos

Gingrich mengatakan bahwa masalah pendanaan Biden-Ukraina bukanlah hal baru. Kasus tersebut telah diungkapkan di Washington Post pada 14 Mei 2014. Artikel peringatan itu menyebutkan bahwa pekerjaan baru Hunter pada Perusahaan Gas Ukraina, menimbulkan ancaman terhadap kekuatan lunak Amerika Serikat.

Politikus senior AS itu mengatakan bahwa, agar perusahaan putra Biden Burisma Holdings dapat terhindar dari penyelidikan korupsi yang diprakarsai oleh pemerintah Ukraina, Joe Biden terpaksa tampil untuk bercampur tangan. Dengan kesombongannya sempat mengejutkan berbagai pihak.

Gingrich mengatakan bahwa intervensi Biden tidak diragukan lagi. Hal itu dapat dilihat dari beberapa paragraf pernyataan Biden kepada Komite Hubungan Luar Negeri AS pada 23 Januari 2018. Biden menekan pemerintah Ukraina untuk memberhentikan jaksa negara itu. Yang mana sedang melakukan investigasi terhadap perusahaan yang dipimpin putranya Hunter Biden.

Kepada Komite Hubungan Luar Negeri AS Joe Biden mengatakan : Dirinya seharusnya mengumumkan bahwa masih ada jaminan pinjaman 1 milyar dolar AS. Dirinya mendapatkan komitmen dari Pedro Poroshenko yakni mantan Presiden Ukraina dan Arseniy Yatsenyuk selaku mantan Perdana Menteri Ukraina. Mereka berkomitmen untuk mengambil tindakan terhadap jaksa penuntut yang berarti diberhentikan, tetapi mereka tidak melakukannya.

Ketika itu, Biden telah mengatakan tidak akan akan memberikan miliaran dolar kepada mereka. Lalu Mereka mengatakan, Anda tidak memiliki wewenang karena Anda bukan presiden AS. Lalu Biden mengatakan bahwa presiden telah mengatakan tidak memberikan dana, Kalian dapat meneleponnya. 

Masih dalam pernyataan kepada Komite Hubungan Luar Negeri AS, Joe Biden telah mengatakan kepada Ukrainia bahwa mereka tidak akan mendapatkan miliaran dolar. Biden juga berujar, dirinya akan pergi dari sana dalam waktu sekitar 6 jam. Biden menilai mereka mengatakan, dirinya akan pergi dalam waktu 6 jam. Hal demikian, jika jaksa tersebut tidak diberhentikan, mereka tak akan mendapatkan dana. Ia akhirnya dipecat. Mereka lalu menempatkan seorang yang sangat stabil pada saat itu.

Deroy Murdock, seorang anggota senior dari Pusat Penelitian Kebijakan London menulis artikel di Fox News, bahwa tindakan Biden itu merupakan pemerasan dan menghalangi proses peradilan.

Gingrich mengatakan, meskipun Biden menyatakan bahwa dirinya belum pernah membahas masalah bisnis putranya yang ada di luar negeri, tetapi kolumnis Washington Post Marc Thiessen mengatakan, klaim itu sama sekali tidak benar. Pasalnya, Hunter sendiri pernah mengatakan kepada media The New Yorker, bahwa ayahnya telah mendiskusikan bisnis Ukraina dengannya.

Gingrich mengatakan, bahwa apa yang terjadi di Ukraina itu bukan satu-satunya skandal Hunter. Komunis Tiongkok telah mengucurkan banyak dana ke pundi putra mantan wakil presiden tersebut.

Jika Hunter menggunakan nama samaran Hunter Smith untuk menerima dana, maka tidak ditampilkan dana tersebut beralih ke rekening Hunter Biden.

Peter Schweizer, ketua Government Accountability Institute atau Lembaga Akuntabilitas Pemerintah, pernah mengungkapkan transaksi komersial antara keluarga Biden dengan pemerintah Tiongkok. 

Pada bulan Mei tahun ini, Schweitzer menulis di New York Post bahwa Hunter dan mantan anak tiri Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Chris Heinz dan lainnya, telah mendirikan perusahaan investasi ekuitas swasta, Perusahaan itu bernama Rosemont Seneca Partners pada tahun 2009. Bisnis perusahaan itu menangani urusan dengan Tiongkok. Pada tahun 2010, Hunter dan kawannya menemui pejabat senior di Tiongkok.

Pada tahun 2013, Hunter dan ayahnya dengan menumpang pesawat kepresidenan AS, Air Force 2 menuju Beijing. Dua pekan kemudian perusahaan Hunter Rosemont menerima investasi sebesar 1 miliar dolar AS dari pihak Tiongkok. Dana tersebut ditransfer dari anak perusahaan Bank of China. Tak lama kemudian ada transfer lagi dana sebesar 1,5 miliar dolar AS. Peter Schweizer mengatakan : “Pemerintah Tiongkok telah mendanai sebuah perusahaan yang dimiliki bersama oleh putra wakil presiden yang sedang menjabat”.

Peter Schweizer juga menyebutkan, lebih banyak contoh bisnis resmi Biden sebagai wakil presiden dan bisnis pribadi putranya.

Gingrich mengatakan, bahwa Nancy Pelosi mengedepankan standar yang benar bahwa tidak seorang pun di Amerika Serikat yang dapat mengesampingkan hukum yang berlaku. Namun, menurut standar tersebut, orang yang seharusnya dianggap bersalah adalah mantan Wakil Presiden Joe Biden.

Mantan juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders pada Kamis saat menerima wawancara dengan Fox News mengatakan, impeachment Partai Demokrat terhadap Presiden Trump hanya akan memperkuat persatuan Partai Republik. Ia juga mengatakan, bahwa insiden impeachment juga akan menguntungkan Trump memenangkan pemilihan presiden tahun 2020.

Ia menilai, hal demikian adalah salah satu langkah politik paling bodoh dan konyol dalam sejarah AS. Hal demikian disampaikan Sanders dalam acara ‘Fox and Friends’ ketika menyinggung soal impeachment presiden AS. 

Sanders menilai harus dilihat sebagai kontribusi baik untuk kampanye pemilihan presiden Trump tahun 2020. Semua tindakan tersebut mendukung kegiatan kampanye Trump. (Sin/asr)