80 Ribu Warga Amerika Serikat, Terbunuh oleh Fentanil Komunis Tiongkok dalam Kurun Waktu 3 Tahun

Oleh Long Languang -EpochWeekly

Sulit untuk mengalahkan Amerika dalam perang dagang, Hongkong sedang kacau karena rakyat protes revisi undang-undang ekstradisi. Ideologi komunis mengalami pengepungan global, pertumbuhan ekonomi daratan Tiongkok merosot, inflasi membuat kehidupan rakyat Tiongkok tertekan.

Menjelang peringatan tahun ke-70 keberhasilan dalam merebut kekuasaan dari tangan Chiang Kai-shek dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok, sekarang negara tirai bambu ini sedang terperangkap oleh sejumlah besar masalah dalam dan luar negeri, disintegrasi sudah di depan mata. 

Namun komunis Tiongkok pun tak segan-segan untuk menyerang negara kuat, Amerika Serikat melalui bahan kimia — fentanil, berusaha membunuh lebih banyak orang Amerika Serikat dengan cara kecanduan.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing mengungkapkan bahwa Kellyanne Conway, penasihat senior Presiden Amerika Serikat. Donald  Trump. baru-baru ini memperingatkan bahwa hanya dalam tahun lalu, agen federal Amerika Serikat berhasil menyita fentanil yang jumlahnya cukup untuk membunuh semua pria, wanita, dan anak-anak Amerika sebanyak 4 kali. 

Meskipun jumlah korban meninggal karena mengkonsumsi narkoba telah menurun untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir, namun sejumlah besar fentanil yang sangat mematikan itu sedang merajalela di Amerika Serikat. 

Menurut pemberitaan Radio France Internationale pada 31 Agustus 2019, Biro Investigasi Federal -FBI mengumumkan bahwa sekelompok penyelundup narkoba di beberapa negara bagian di Amerika Serikat telah berhasil ditangkap di Virginia dan menyita 30 kg fentanil yang diselundupkan dari Tiongkok. 

Jumlah itu cukup untuk meracuni hingga mati 14 juta orang Amerika. Jaksa Distrik Timur Victoria Tweedig mengatakan bahwa ke-39 orang yang tertangkap itu telah didakwa. Salah satunya memesan fentanil dari Shanghai dan dikirim ke Newport News di Victoria melalui United States Postal Service – USPS. 

Menurut Radio France Internationale, lebih dari 95% fentanil Amerika Serikat berasal dari daratan Tiongkok, biasanya masuk Amerika  melalui kurir pos atau dari perbatasan Meksiko – Amerika Serikat. 

Awalnya  opioid ini digunakan sebagai analgesia dan anestesi. Obat opioid ini dapat mengaktifkan reseptor opioid tubuh untuk menghasilkan kesenangan, tetapi pada saat yang sama menghasilkan rasa kecanduan atau ketergantungan. Bagi mereka yang mengkonsumsinya  pada akhirnya akan mati karena sulit bernapas. 

Racun fentanil mencapai 50 hingga 100 kali lebih besar daripada heroin, tetapi harganya lebih murah dan lebih mudah diangkut daripada heroin. Dia kemudian menjadi generasi baru “raja narkoba”.

Mantan wakil gubernur negara bagian New York, Betsy McCaughey menerbitkan sebuah artikel yang berjudul ‘China’s chemical war on America’ di New York Post pada 26 Agustus 2019. 

Betsy McCaughey mengungkapkan fentanil buatan Tiongkok dan sintesis serupa opioid telah menewaskan sekitar 79.000 orang Amerika dalam 3 tahun. Para korban kebanyakan adalah anak-anak muda, melebihi dari jumlah tentara Amerika  yang gugur di medan perang Vietnam, Irak dan Afghanistan.

Menurut Betsy McCaughey, komunis Tiongkok bahkan menolak untuk bekerja sama dengan agen penegak hukum Amerika, menolak untuk mengekstradisi ketiga orang warga negaranya yang telah dituduh FBI sebagai pengedar fentanil dan menjual bahan bakunya ke Amerika Serikat melalui internet. Selain itu, membiarkan mereka bebas berkeliaran dan memperdagangkan narkoba.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit  – Centers for Disease Control and Prevention. CDC Amerika Serikat, obat-obatan terlarang asal Tiongkok telah muncul di jalan-jalan di Amerika Serikat. 

Jumlah kematian akibat penggunaan berlebihan terus meningkat setiap tahunnya, tetapi pemerintahan Obama tidak pernah menghentikan serangan yang mematikan itu. Baru pada tahun 2018 Kongres meloloskan Rancangan Undang Undang – RUU yang mewajibkan setiap paket dari Tiongkok dilabeli dengan konten dan sumber. Namun, hanya sekitar 100 dari 1,3 juta paket internasional yang diterima setiap harinya yang dikenakan pemeriksaan petugas pabean.

Sebagian fentanil buatan Tiongkok dikirim dulu ke Meksiko kemudian masuk ke Amerika Serikat melalui perbatasan dengan cara penyelundupan. Sebuah laporan kongres pernah mengatakan bahwa memeriksa paket di perbatasan itu ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. 

Betsy McCaughey menegaskan bahwa untuk mencegah obat-obatan terlarang masuk ke Amerika Serikat, lebih mudah melalui diblokir sebelum dikirim dari Tiongkok ketimbang memblokirnya di perbatasan. Itulah alasan mengapa Trump akan mengambil sikap keras terhadap komunis Tiongkok dalam masalah narkoba melalui perjanjian perdagangan.

Presiden Trump pada bulan Oktober 2017 silam, mengumumkan bahwa Amerika Serikat  memasuki tanggap darurat nasional untuk krisis narkoba.

Trump dalam rapat kabinet pada 20 Agustus 2018 mengatakan bahwa fentanil dari daratan Tiongkok hampir merupakan sebuah bentuk peperangan. 

“Obat-obatan terlarang itu sedang membunuh rakyat kita. Dalam hal ini saya bersikap sangat tegas. Ini adalah tindakan yang memalukan, yang seharusnya kita hentikan,” kata Trump.

Pada tahun 2018, Trump menandatangani RUU untuk memerangi krisis obat-obatan terlarang yang memungkinkan layanan pos Amerika Serikat untuk melakukan penyaringan terhadap paket kiriman dari luar negeri yang mungkin berisikan fentanil atau bahannya. 

Trump menugaskan Kementerian Keamanan Dalam Negeri dan Bea Cukai serta Perlindungan Perbatasan Federal untuk melakukan pengawasan. Pada 23 Agustus 2019, Trump mengeluarkan pesan tweet yang meminta semua perusahaan ekspedisi termasuk kantor pos, untuk mencari dan menolak pengiriman semua paket fentanil dari Tiongkok.

Sementara itu, dalam pertemuannya dengan Presiden Trump di Osaka Jepang, Presiden Tiongkok Xi Jinping pernah menjanjikan untuk mengendalikan pengiriman fentanil ke Amerika Serikat. Tetapi media partai ‘People’s Daily’ baru-baru ini malahan memberitakan bahwa tanggung jawab penyalahgunaan fentanil bukan di pihak Tiongkok tetapi Amerika Serikat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang pada konferensi pers reguler 26 Agustus 2019 mengatakan bahwa permintaan dan penawaran biasanya jalan berbarengan. Oleh karena itu tidak perlu hanya berbicara soal siapa pemasoknya. Pernyataan itu mengejutkan banyak kalangan dan dianggap sebagai komunis Tiongkok ingin melepas tanggung jawab.

Terhadap ucapan Geng Shung yang tidak masuk akal itu dunia luar menginteprestasikannya sebagai rezim Komunis Tiongkok sudah mengalami perpecahan. Xi Jinping berjanji terhadap Trump, tetapi komunis Tiongkok ingin meracuni warga Amerika untuk menyerang Trump. Hal itu membuat perintah Xi Jinping tidak bisa keluar dari Zhongnanhai.

Pada 27 April 2019, Kementerian Keuangan Amerika Serikat mengumumkan sanksi terhadap seorang warga Tiongkok yang dituduh sebagai otak pengedaran sejumlah besar fentanil ke Amerika  beserta 4 orang kaki tangannya. Kementerian Kehakiman menggugat 10 orang pengedar narkoba, termasuk 4 orang warga asal Tiongkok.

Zhang Jian, warga asal Tiongkok pada bulan Oktober 2018 lalu dituduh oleh Kehakiman Amerika Serikat terlibat langsung dalam penjualan fentanil dan zat yang mengandung fentanil kepada penyelundup obat-obatan terlarang dan individu di Amerika melalui Internet, dan kemudian mengirimnya ke Amerika Serikat melalui ekspedisi pengiriman paket. 

Yang bersangkutan saat ini sedang buron. Dan seorang pria lain asal Tiongkok bernama Yan Xiaobing, usia 40 tahun juga terkena dakwaan.

Wakil Menteri Kehakiman Rod Rosenstein dalam sebuah pernyataannya menyebutkan bahwa itu adalah pertama kalinya Amerika Serikat menuntut para pedagang obat-obatan terlarang Tiongkok.

Menurut Undang-Undang ‘Foreign Narcotics Kingpin Designation Act’, lembaga penegak hukum dapat menuntut penyitaan kekayaan dan kepentingan di seluruh dunia yang dimiliki oleh Zhang Jian yang terbukti sebagai kepala kelompok pengedar narkoba di Amerika Serikat. 

Jaksa Agung Jeff Sessions dalam pidatonya di North Dakota menyebutkan bahwa Zhang Jian adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap kematian seorang warga Amerika berusia 18 tahun, Bailey Henke pada tahun 2015. 

Amerika Serikat dalam pelacakannya menemukan bahwa Zhang Jian memiliki pabrik di Shanghai yang bernama Zaron Bio-Tech (Asia) Ltd, terdaftar di Hongkong sebagai perusahaan yang memproduksi aditif makanan atau bahan tambahan makanan. 

Penyelidik percaya bahwa fentanil yang membunuh Bailey Henke  itu dikirim dari pabrik tersebut. Perusahaan itu juga dikenai sanksi oleh Amerika Serikat yang berarti bahwa asetnya di Amerika  atau aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut di Amerika harus dibekukan dan dilaporkan kepada otoritas federal.

Zhang Jian juga mengoperasikan pabrik kimia di Vietnam, Thailand dan Singapura. Keempat orang kaki tangannya masing-masing bernama Na Chu, Yeyou Chu, Cuiying Liu, dan Keping Zhang.

Jeff Sessions menilai bahwa pada tahun 2016, zat-zat fentanil dan zat sejenis fentanil adalah obat-obatan terlarang yang paling banyak menyebabkan kematian orang Amerika, dan sebagian besar fentanil ilegal berasal dari Tiongkok. 

Para terdakwa dalam kasus itu, yang mendatangkan fentanil dari Tiongkok kemudian mendistribusikannya ke pengedar di 11 negara bagian Amerika Serikat. Mereka menggunakan Internet, menggunakan sekitar 30 nama palsu, cryptocurrency, rekening bank luar negeri, dan komunikasi terenkripsi. Mereka juga melakukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk mencuci uang di berbagai negara.

Hingga saat ini, pemerintah federal Amerika Serikat telah mengajukan gugatan terhadap 32 orang yang menjadi anggota sebuah organisasi yang mengoperasikan jaringan distribusi besar fentanil ke Amerika Serikat dan Kanada. 

Badan Layanan Perbatasan Kanada atau Canada Border Services Agency – CBSA telah berhasil menangkap 156 kasus penyelundupan fentanil melalui  perbatasan sejak bulan Juni 2016 silam. 

Royal Canadian Mounted Police (RCMP) telah melakukan lebih dari 20 investigasi terhadap puluhan pemasok luar negeri yang terlibat. Yves Goupil, kepala investigasi dari RCMP mengatakan bahwa hasil investigasi sampai saat ini  menunjukkan, daratan Tiongkok adalah satu-satunya sumber penyelundupan fentanil.

Menurut laporan majalah Amerika Serikat ‘The Atlantic’ pada 18 Agustus 2019 lalu, perusahaan Yuancheng yang berkedudukan di kota Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok, menjual puluhan ribu bahan kimia yang berbeda. Bahan kimia itu  termasuk bahan tambahan makanan, bahan-bahan farmasi, kolagen, pestisida, steroid sintetis, dan bahan baku yang dapat digunakan untuk menghasilkan obat-obatan seperti fentanil. Perusahaan Yuancheng didirikan pada tahun 2001 dengan mempekerjakan sekitar 700 orang karyawan dan memiliki cabang di banyak tempat di Tiongkok, 

Pakar yang kompeten menunjukkan bahwa NPP dan 4-ANPP adalah dua bahan kimia prekursor fentanil yang paling umum digunakan, yakni menjadi bahan baku untuk memproduksi fentanil.

Ben Westhoff, reporter dari majalah tersebut menghabiskan waktu satu tahun untuk menyamar sebagai pelanggan yang bersedia membeli fentanil, kemudian menghubungi 17 orang bagian sales dari perusahaan Yuancheng. 

Westhoff bertanya tentang bagaimana mengirim NPP dan 4-ANPP mereka ke Amerika Serikat. Seorang direktur cabang perusahaan tersebut di Shenzhen memberitahunya bahwa pembelian yang di bawah 10 kg dapat dikirim via pos atau  paket kilat. Jika lebih dari 10 kg dapat dikirim via kargo udara. Mereka mengatakan bahwa produk mereka yang dijual ke Meksiko lebih banyak daripada yang dijual ke Amerika Serikat.

Diduga bahwa raja obat bius Meksiko telah membeli sejumlah besar bahan kimia prekursor untuk fentanil dari perusahaan Tiongkok kemudian diproduksi menjadi fentanil.

Seorang tenaga penjual wanita memberitahu Westhoff bahwa perusahaan memiliki pabrik sendiri yang memproduksi bahan kimia, menjual secara terbuka bahan tambahan makanan, juga menjual steroid, NPP dan 4-ANPP secara pribadi. Sedangkan pihak berwenang Tiongkok telah mengeluarkan larangan penjualan zat-zat itu pada akhir tahun 2017 yang berlaku mulai bulan Februari 2018.

Westhoff pada bulan Januari 2018 diizinkan untuk mengunjungi kantor pusat perusahaan untuk melakukan peninjauan. Di sana ia melihat sekitar dua hingga tiga ratus orang petugas penjualan berada dalam 2 lantai ruang kantor. Mereka sedang sibuk menghubungi pelanggan potensial melalui berbagai platform seperti aplikasi. Mereka terlihat seperti lulusan perguruan tinggi.

Pada bulan Februari 2018, Westhoff menelepon Ye Chuanfa, boss perusahaan Yuancheng. Ye Chuanfa mengatakan bahwa jika pemerintah melarang penjualan maka perusahaan tidak akan menjual. Namun ia tidak membantah penjualan bahan kimia prekursor untuk fentanil.

Menurut Ye Chuanfa, mereka memproduksi bahan baku, bukan produk akhir, dan tidak jelas untuk apa pelanggan membeli bahan kimia itu. 

Ye Chuanfa terdiam, ketika Westhoff bertanya apakah agar tidak muncul kecurigaan dari pihak bea cukai sehingga perusahaan menggunakan label yang tidak sesuai dengan bahan kimia itu pada kemasan luarnya.

Menurut surat kabar Inggris ‘The Guardian’, orang yang menganalisis Weiku.com, salah satu situs e-commerce terbesar di Tiongkok, selalu dapat menemukan penjual yang bersedia mengirimkan fentanil dan obat-obatan lainnya. Ada juga orang yang menjual Bromadol di Weiku. Kekuatan obat ini diperkirakan lima kali lipat dari fentanil.

Penjual di situs web Tiongkok juga menjual Pentobarbital yang bekerja cepat, yang dapat menyebabkan kematian pada dosis tinggi. Itu digunakan di Belanda dalam program eutanasia  dan untuk eksekusi mati beberapa penjara di negara bagian Amerika Serikat, seperti Texas. Seorang penjual secara langsung mengiklankan produk-produk itu sebagai produk untuk “mati secara damai.”

Ketika penyelidik mendekat, seorang penjual Tiongkok mengatakan : “Bubuk fentanil kami sangat murni … kami dapat mengirimkannya ke Inggris dengan aman. Pengiriman akan dilakukan melalui UPS atau FedEx.”

Kantor pusat Weiku di kota Hangzhou, Tiongkok, salah satu perwakilan mereka kepada ‘The Guardian’ mengakui bahwa penjual dan pembeli memang menciptakan metode perdagangan baru di situs web Weiku, dan Weiku tidak dapat menemukan hal ini dalam waktu singkat.

“Weiku perlu memastikan bahwa semua informasi itu legal, tetapi kami tidak bertanggung jawab terhadap transaksi perdagangannya,” katanya.

Sementara itu, jumlah kematian akibat konsumsi fentanil di Inggris dan Wales, menurut Biro Statistik Nasional Inggris meningkat sebesar 29% dari tahun 2017.

Direktur National Crime Agency (NCA) mengatakan bahwa sebagian besar opium sintetis yang masuk ke Inggris berasal dari Tiongkok. 

Vincent O’Brien, kepala bagian ancaman narkoba dan senjata di NCA mengatakan, “Dari sudut pandang global, sumber utamanya adalah Tiongkok. Menurut Vincent O’Brien, obat tersebut terutama dijual di jaringan gelap dan kemudian dikirim melalui kantor pos. Jaringan gelap adalah bagian dari Internet dan hanya dapat diakses dengan mengakses browser tertentu.

Pihak berwenang Beijing baru mulai mengatur keempat obat yang masuk jenis fentanil, termasuk carfentanil. Akan tetapi baru pada tahun ini mereka mulai membatasi 2 bahan yang paling umum, terlambat satu dekade dari Amerika Serikat.

Dalam perkembangannya, Kedutaan Besar Amerika Serikat  untuk Tiongkok pada 24 Agustus 2019 mengumumkan bahwa Gedung Putih akan memperkuat pembagian informasi dengan sektor swasta untuk melindungi Amerika Serikat dari bahaya fentanil.

Gedung Putih melalui Office of National Drug Control Policy (ONDCP) telah menerbitkan serangkaian laporan untuk membantu Amerika Serikat dan perusahaan dalam dan luar negeri melindungi diri mereka sendiri dan rantai pasokan, dan untuk mencegah peredaran obatan-obatan yang mematikan itu. 

Direktur ONDCP, Jim. Carroll mengatakan bahwa pihaknya berupaya dalam memerangi penyelundupan narkoba lebih besar dari sebelumnya. ONDCP mengambil langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya yakni bekerja sama dengan komunitas bisnis untuk menghentikan produksi, penjualan dan pengiriman obat-obatan yang mematikan itu.

Demikian  informasi China Focus kali ini.  Jika anda mempunyai kritik dan saran silakan tulis di bawah ini. Saya, Sarah Fitri undur diri. Terima kasih dan sampai jumpa. 

sin

FOTO : Komunis Tiongkok melancarkan serangan melalui fentanil dalam upaya untuk membunuh lebih banyak orang Amerika. Pada 23 Agustus, Presiden Trump memerintahkan semua operator transportasi termasuk Kantor Pos untuk mencari dan menolak pengiriman semua paket fentanil dari Tiongkok. (Getty Images)