Menguak Sistem Propaganda Komunis Tiongkok yang Bertujuan Membentuk Opini Publik

Visiontimes

Otoritas komunis Tiongkok banyak berinvestasi dalam membentuk opini publik. Langkah yang dilakukan dengan menahan semua informasi yang mengancam kekuasaannya, dari membentuk pasukan buzzer hingga menguasai segala macam lini media. 

Komunis Tiongkok menyebarkan propaganda dengan tujuan meningkatkan rasa hormat masyarakat terhadap penguasa tunggal Komunis Tiongkok. 

Sudah lama, rezim telah meningkatkan kampanye propaganda melalui semua bentuk media, apakah itu film, game, musik, atau media sosial.

Pada tahun 2009, pemerintahan Komunis tiongkok pernah merilis film berjudul The Founding of a Republic untuk menandai peringatan 60 tahun berkuasanya Komunis Tiongkok. Tak sesuai dengan harapan, film itu sebagian besar tidak mampu membuat penonton terkesan. 

Faktanya, persetujuannya sangat rendah sehingga situs ulasan film Tiongkok, Douban, sebenarnya telah menonaktifkan peringkat untuk film tersebut.

Tetapi ketika film My People, My Country baru-baru ini dirilis untuk menandai peringatan 70 tahun Komunis Tiongkok berkuasa, segalanya berakhir berbeda. Film itu diklaim menjadi bruto lebih dari 200 juta dolar AS hanya dalam lima hari dan mendapat peringkat 8,1 di situs Douban. 

Yan Feng, profesor sastra Tiongkok di Universitas Fudan di Shanghai, mengatakan di situs media sosial Weibo yang dikutip The New York Times, bahwa setelah 70 tahun akhirnya departemen budaya dan propaganda Komunis Tiongkok menemukan cara untuk menggabungkan propaganda dengan seni.  

Video musik My People, My Country telah diputar lebih dari 70 juta kali di layanan streaming video yang dikenalikan Komunis Tiongkok, Tencent. 

Tahun lalu, Komunis Tiongkok mengambil kendali atas peraturan film dari pemerintah. Komunis tiongkok memastikan bahwa ia memiliki kendali langsung atas apa yang ditampilkan di bioskop. 

Dengan demikian, peristiwa seperti pembantaian Lapangan Tiananmen akan terus absen dari film-film Tiongkok.

Sedangkan Game yang dikembangkan bersama oleh Tencent dan media yang dikelola pemerintah, adalah salah satu aplikasi paling populer di Apple Store. 

Para pemain diharuskan untuk bersaing satu sama lain untuk menerapkan kebijakan partai saat membangun kota. Itu termasuk target seperti sistem transportasi rendah karbon, pengentasan kemiskinan, dan sebagainya. Orang yang memenuhi target terbanyak mendapatkan peringkat lebih tinggi.

Mengenai protes Hong Kong saat ini, Beijing telah sepenuhnya membungkam setiap kejujuran diskusi tentang subjek di platform media sosial. 

Pengunjuk rasa selalu dijadikan korban dengan narasi-narasi sebagai penjahat. Bahkan, semburan propaganda yang menggambarkan demonstran sebagai ‘anti-Tiongkok.” Sedangkan pihak barat, terutama Amerika Serikat, dipropagandakan sebagai ‘musuh asing’ yang memicu demonstrasi secara besar-besaran di Hong Kong.

Fang Kecheng, seorang profesor komunikasi di Chinese University of Hong Kong kepada The Epoch Times mengatakan, gerakan protes sangat rumit, tidak dapat diprediksi, dan belum pernah terjadi sebelumnya. Ia mengatakan, dengan kelompok peserta yang sangat beragam, tetapi apa yang dilihat di dalam Great Firewall of Komunis tiongkok sebenarnya disederhanakan dan terdistorsi.  

Pasukan Media Sosial atau Buzzer Komunis Tiongkok

Komunis Tiongkok juga merekrut spesialis media sosial atau buzzer dalam jumlah yang terjadi peningkatan. Langkah tersebut sebagai upaya untuk membantu menyebarkan propaganda kepada 800 juta pengguna Internet. Selain itu, bertujuan menyensor “pengaruh yang tidak diinginkan.” Proses yang dilakukan dengan seleksi yang sangat ketat. 

Mereka yang melakukan pemangkasan di medsos, dikirim ke Beijing di mana mereka diberikan enam bulan pelatihan intensif tentang bagaimana menyebarkan propaganda. Tentunya, sejalan dengan kebijakan Komunis Tiongkok. Rekrutmen kemudian dikirim ke berbagai provinsi dan kota untuk menjadi bagian dari tim media lokal.

Menurut South China Morning Post, proses seleksi “termasuk menyaring kandidat untuk loyalitas politik. Mereka juga membutuhkan latar belakang dalam penegakan hukum – baik di kepolisian, pengadilan, departemen kehakiman atau kantor kejaksaan. Mereka juga harus terbiasa dengan platform media baru seperti WeChat atau Weibo. Tentu saja, bersedia bekerja berjam-jam lebih umum dalam memulai internet daripada pekerjaan pemerintah. 

Tim media sosial itu, rupanya diberi lebih banyak kebebasan dalam pekerjaan mereka dalam arti tidak ada hierarki yang ketat. Tidak ada seorang pun yang duduk di puncak secara terus-menerus menginstruksikan karyawan tentang mata pelajaran apa yang harus difokuskan dan bagaimana menyebarkan propaganda. 

Rekrutan baru itu, memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan selama mereka mampu “menjangkau hati orang-orang.” (asr)