Universitas-Universitas Australia Mengadopsi Pedoman untuk Menggagalkan Campur Tangan Asing

Reuters

Pemerintah Australia menetapkan pedoman terbaru pada 14 November untuk melawan kekuatan asing yang memberikan pengaruh di universitas-universitas negeri kangguru itu, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kegiatan Tiongkok.

Universitas-universitas yang berkomitmen pada kode baru ini akan berbagi intelijen dunia maya dengan badan-badan keamanan nasional, mengungkap mitra penelitian di luar negeri, dan membuat daftar transaksi keuangan dengan negara lain.

Menteri Pendidikan Australia, Dan Tehan kepada wartawan di Canberra setelah penerbitan pedoman tersebut mengatakan, ancaman campur tangan asing berada pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Melansir dari Reuters yang dikutip oleh The Epochtimes, pemerintah Australia membentuk satuan tugas pejabat intelijen dan eksekutif universitas tahun ini untuk membuat aturan baru, di tengah serangkaian serangan siber yang menargetkan universitas dan kekhawatiran bahwa Komunis Tiongkok dapat memengaruhi penelitian dan mahasiswa.

Di masa depan, universitas akan mendeklarasikan transaksi keuangan asing dengan register yang sama digunakan oleh pelobi Australia untuk negara-negara asing, yang mana menyatakan diri mereka agen asing.

Pedoman tersebut juga meningkatkan persyaratan tentang universitas yang bermitra dengan negara asing dalam proyek penelitian. Kini, fasilitas pendidikan tinggi harus meninjau hak kekayaan intelektual dan mempertimbangkan apakah organisasi militer asing dapat mengambil manfaat dari setiap temuan.

Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton mengatakan pada bulan lalu Beijing menargetkan universitas-universitas nasional. Langkah tersebut memicu ketegangan dengan mitra dagang terbesar Australia.

Ditanya tentang kebijakan baru itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Komunis Tiongkok, Geng Shuang mengatakan urusan itu adalah internal Australia. 

Akan tetapi, Komunis Tiongkok berharap Australia dapat menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan dan non-diskriminasi dalam hal kerjasama pendidikan luar negeri.

Mahasiswa asing bernilai sekitar 35 miliar dolar Australia, setahun untuk ekonomi Australia. Pelajar dari Tiongkok daratan terhitung sekitar sepertiga dari jumlah itu dan Australia khawatir bahwa Tiongkok dapat menggunakan posisi tersebut untuk mendapatkan pengaruh atas universitas-universitasnya.

Namun demikian, komunis Tiongkok Beijing menuduh Australia mengadopsi “mentalitas Perang Dingin.

Hubungan antara Australia dan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, tegang karena kekhawatiran Australia akan aktivitas Tiongkok, baik di Australia maupun di kawasan Pasifik.

Ketegangan antara kedua negara semakin diperburuk ketika intelijen Australia menyebut Tiongkok bertanggung jawab atas serangan siber di parlemen nasional dan tiga partai politik terbesar, sebelum pemilihan umum pada bulan Mei lalu. (asr)