Universitas Columbia AS Batalkan Panel Pelanggaran HAM Komunis Tiongkok, Memicu Kekhawatiran

GQ PAN

Di tengah kekhawatiran yang meningkat akan subversi dan infiltrasi ideologis Komunis Tiongkok di kampus-kampus Amerika Serikat, Universitas Columbia di New York,  Amerika Serikat, secara tiba-tiba membatalkan panel diskusi tentang pelanggaran hak asasi manusia oleh rezim komunis Tiongkok. Pembatalan dilakukan sehari sebelum acara dijadwalkan untuk dimulai.

Menurut Columbia Daily Spectator pada 19 November 2019, surat kabar mahasiswa universitas Columbia, penyelenggara acara diberitahukan bahwa mereka gagal memesan tempat “melalui saluran resmi.” 

Oleh karena itu, acara tersebut harus dibatalkan. Mereka juga diberitahu bahwa sejumlah mahasiswa berencana memprotes acara tersebut.

Teng Biao, seorang pengacara hak asasi manusia Tiongkok terkemuka yang berniat hadir di panel 14 November dalam cuitannya di Twitter bahwa Chinese Students and Scholars Association -CSSA- atau Asosiasi Mahasiswa dan Cendekiawan Tiongkok pro-Komunis Tiongkok kemungkinan berada di balik pembatalan tersebut.

“Di antara semua kelompok mahasiswa Tiongkok di universitas luar negeri, hanya CSSA yang memiliki kekuatan untuk mengatur kegiatan politik, seperti memprotes terhadap diskusi panel,” demikian cuitan Teng. 

“Dan tadi malam kami mendengar mahasiswa Tiongkok di Columbia melakukan protes di tempat yang seharusnya kami bicarakan,” demikian cuitannya. 

Teng Biao mengatakan, mahasiswa Tionghoa pro-demokrasi mengatakan kepadanya, bahwa Chinese Students and Scholars Association di seluruh institusi Amerika Serikat akan melaporkan setiap acara di kampus seperti tu ke konsulat Tiongkok. Yang mana akan memerintahkan mahasiswa pro-Komunis Tiongkok untuk ikut campur.

Teng menambahkan, sebuah kelompok mahasiswa Tiongkok , kemungkinan CSSA, mengancam Universitas Columbia untuk membatalkan diskusi panel tentang hak asasi manusia di Hong Kong, Tibet, Turkestan Timur, Uyghur dan Tiongkok. Sekelompok ini berhasil memblokir diskusi, 

Menurut Teng, hal demikian sebagai penghinaan ekstrim terhadap kebebasan berbicara di Amerika Serikat.

Acara tersebut diselenggarakan secara bersama oleh kelompok Amnesty International di New York University dan Columbia University, sebuah panel dengan tema berjudul “Panopticism dengan Karakteristik Tiongkok: Pelanggaran HAM oleh Partai Komunis Tiongkok dan Bagaimana Mereka Mempengaruhi Dunia” adalah untuk menampilkan beberapa kritik paling keras dari pemerintahan komunis Tiongkok . 

Selain Teng Biao, daftar panelis  yang hadir termasuk Pedemo yang selamat dari Pembantaian Lapangan Tiananmen 1989 Rose Tang, aktivis Tibet di pengasingan Dorjee Tseten, aktivis pemuda Hong Kong Roxanne Chang, dan advokat hak asasi manusia Uighur, Rushan Abbas.

Dalam sebuah pernyataan bersama, para panelis mengecam mahasiswa Tiongkok pro-Komunis Tiongkok karena “insiden vandalisme secara terang-terangan, ujaran kebencian dan serangan fisik,” mengutip acara yang dibatalkan Columbia sebagai contoh terbaru dari “tren yang mengkhawatirkan” di universitas-universitas Amerika.

Pernyataan bersama itu menyampaikan keprihatinan bahwa universitas-universitas Amerika, tempat perlindungan yang menyambut semua orang dari seluruh dunia, suar kebebasan, kemerdekaan dan kebenaran, telah menjadi medan pertempuran dan menjadi korban kediktatoran pemerintahan Tiongkok.  

Pernyataan bersama itu juga menyatakan secara tegas dengan berbunyi : 

“Sangat mengejutkan bahwa Partai Komunis Tiongkok, yang bertanggung jawab atas genosida selama jutaan tahun bagi rakyat Tibet, Uighur, Mongol, dan rakyat Tiongkok, diizinkan menggunakan kekuasaannya atas lembaga-lembaga pendidikan Amerika di mana kebebasan akademik dan kebebasan berbicara dilindungi dan dipromosikan. “

Pernyataan bersama tersebut melanjutkan : “Kami sangat terganggu untuk menyaksikan kejadian yang tidak menguntungkan ini di universitas bergengsi seperti Universitas Columbia. Ini adalah tanda seberapa dalam pemerintah Tiongkok telah menyusup ke institusi akademik kami dengan menggunakan pengaruh.”  (asr)