Staf Konsulat Inggris di Hong Kong Ungkap Secara Detail Tentang Penangkapan dan Siksaan yang Dialaminya

Liputan reporter the Epoch Times, Ling Yun

Wenjie Zheng atau lebih dikenal sebagai Simon Cheng adalah staf perdagangan dan investasi di konsulat Inggris. Tugas khusus Cheng adalah membangkitkan minat berinvestasi di Skotlandia di antara komunitas bisnis Tiongkok. Karena pekerjaannya itu, sehingga mengharuskannya untuk sering bepergian ke daratan Tiongkok.

Wenjie Zheng atau lebih dikenal sebagai Simon Cheng, mantan staf Konsulat Inggris di Hong Kong, mengeluarkan pernyataan saat diwawancarai BBC. Cheng pernah ditahan oleh Komunis Tiongkok selama 15 hari di Shenzhen pada Agustus 2019 lalu. Cheng mengungkapkan siksaan yang dialaminya di Tiongkok dan pengalamannya menyaksikan para demonstran Hong Kong yang digiring ke daratan Tiongkok. 

Pernyataan Cheng sungguh mengejutkan, karena ada yang memublikasikan pernyataan Cheng dalam bahasa Inggris, diterjemahkan ke bahasa Mandarin.

Berikut ini adalah isi terjemahan yang dipublikasikan di Facebook Shifang Ma, host di Stasiun Radio Taiwan:

Sungguh mengejutkan setelah membaca penjelasan rinci dari 7 poin pernyataan Simon Cheng dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan ke bahasa Mandarin oleh seorang teman yang meminta merahasiakan namanya.

Karena diizinkan, saya pun membagikan artikel terjemahan itu ke media sosial. Penerjemah yang fasih berbahasa Inggris itu dengan rendah hati mengatakan, “Ini adalah terjemahan gratis oleh seorang penduduk desa, pasti ada poin yang salah, jadi harap maklum. Misalnya, prosedur penulisan dokumen atau istilah tertentu dari sistem keamanan publik dan administrasi Tiongkok itu dipastikan tidak cukup akurat. Jika terdapat makna yang meragukan, direkomendasikan untuk membaca pernyataan Simon Cheng dalam bahasa Inggris.”

Berikut penjelasan dari tujuh poin pertama dari pernyataan Simon Cheng:

Secara pribadi, Cheng mendukung gerakan pan-demokrasi Hong Kong, ia pernah berpartisipasi dalam aksi protes 2019 itu, termasuk melindungi poster Lennon Wall atau dinding mosaik di Jordan Road, Kowloon, Hong Kong, tetapi tidak pernah ikut serta dalam kegiatan ilegal dan tidak pernah melakukan tindak kriminal.

Konsulat Jenderal Inggris di Hong Kong menginstruksikan karyawannya untuk mengumpulkan intelijen terkait aksi demo Hong Kong untuk mengevaluasi kapan peringatan perjalanan dikeluarkan dan apakah ada warga negara Inggris yang terlibat dalam aksi protes tersebut. 

Target pengumpulan intelijen meliputi komunitas Telegram, LIHKG forum yakni situs web forum multi-kategori yang berbasis di Hong Kong, dan liputan media, juga termasuk komunitas atau kelompok yang mendekati demonstran, mencari tahu target mereka.

Cheng mengenal beberapa orang Tiongkok yang terlibat dalam aksi protes tersebut. Ada yang pernah ditangkap di Hong Kong, kemudian dibebaskan dengan jaminan. Cheng juga pernah menyelenggarakan klub diskusi buku tentang isu-isu ilmu sosial yang berkaitan dengan masyarakat Tiongkok dan Hong Kong. 

Para pesertanya terdiri dari orang-orang Hong Kong dan orang-orang Tiongkok dengan latar belakang dari kalangan pemerintah, keuangan, hukum, dan sastra.

Pada 8 Agustus 2019, dengan email masih di teleponnya yang menghubungkannya dengan pekerjaan yang mengamati protes, ia dikirim oleh konsulat Inggris ke sebuah konferensi bisnis di kota Shenzhen, Tiongkok.  

Setelah itu, ia sempat ke panti pijat untuk rileks sejenak dan bertemu dengan keluarga teman Tiongkok-nya yang telah dibebaskan di Hong Kong dan bermaksud menyerahkan biaya hidup serta biaya hukum dari temannya. 

Cheng telah mendengar bahwa orang-orang Hong Kong akan diperiksa ponselnya ketika mereka memasuki Tiongkok, jadi ia telah sepakat dengan pacar dan keluarganya akan mengadakan kontak secara teratur untuk mengabarkan kondisinya.

Saat kembali ke Hong Kong, Cheng naik kereta berkecepatan tinggi dari Stasiun Kereta Api Futian Shenzhen, namun, setelah dicegat di Stasiun Kereta Api Berkecepatan Tinggi Kowloon Barat, Cheng dibawa ke Kantor Polisi di stasiun kereta Kowloon Barat. 

Polisi mengatakan bahwa Cheng dicegat atas instruksi dari atasan, tapi mereka tidak tahu alasan dan detailnya. Sikap polisi itu cukup baik, tidak memaksa Cheng untuk membuka kata sandi ponselnya.

Setelah itu, Cheng dibawa ke Kantor Polisi Futian di Shenzhen dengan kereta api berkecepatan tinggi dan diserahkan kepada polisi berpakaian preman. Belakangan, Cheng baru tahu mereka adalah agen keamanan nasional, dan sikap agen itu sangat kasar. 

Sebelum interogasi, Cheng di foto, sidik jarinya diambil, dan semua informasi biokimia seperti sampel darah dan urin. Polisi dari biro keamanan publik belum mendapatkan kata sandi ponsel pada saat itu. 

Cheng diikat ke kursi harimau selama interogasi dan tidak bisa bergerak, Cheng diinterogasi tentang peran Inggris dalam “kerusuhan” di Hong Kong, juga perannya sendiri, dan hubungannya dengan orang-orang Tiongkok yang terlibat dalam “kerusuhan”. 

Interogator itu mengatakan bahwa kata-kata dan tindakannya dalam aksi “anti-Tiongkok dan Partai” di Hong Kong dapat ditahan di Tiongkok karena Hong Kong adalah bagian dari Tiongkok.

Setelah interogasi sepanjang hari itu, kemudian Cheng dipindahkan ke Kantor Polisi Luohu, mungkin untuk memperpanjang waktu penahanan 24 jam lagi, atau mungkin dipindahkan bolak balik tanpa batas ke setiap kantor polisi. Itu membuatnya ditahan tanpa batas waktu. 

Sejak penahanan sampai dibebaskan, Cheng tidak diizinkan memakai kacamata, membuat pandangannya kabur dan kepalanya pusing berkunang-kunang.

Agen itu menyetel lagu Beyond yang berjudul “dadi –baca : Ta Ti – Bumi” di mobil penjara polisi. Polisi itu mengatakan ia dipindahkan dari Biro Keamanan Nasional, instruksi dari atas mengatakan akan mendakwanya atas “kejahatan kriminal dan pemberontakan bersenjata.”

Di Kantor Polisi Luohu, semua prosedur penahanan digelar lagi. Ada sepuluh petugas di ruang interogasi, setengah dari mereka berpakaian preman  atau agen khusus, dan setengahnya adalah petugas polisi berseragam. 

Cheng kembali menolak untuk memberikan kata sandi ponselnya. Agen Keamanan Nasional meminta polisi berpakaian preman untuk menginterogasi dan mendakwanya “meminta pelacur.” 

Jika kooperatif, dakwaan atas dirinya dapat dikurangi. Jika hanya penahanan administratif, tidak akan dimasukkan ke dalam catatan kriminal, kalau tidak akan ditahan seumur hidup atau didakwa atas kejahatan serius. Cheng tak punya pilihan selain terpaksa mengakui kesalahannya.

Selama interogasi, Cheng tidak diizinkan menghubungi keluarganya meski setelah ditangkap selama lebih dari 24 jam. Agen Tiongkok itu mengatakan bahwa kasusnya akan dikirim ke interpol dengan dokumen resmi, kemudian interpol akan memberitahu kepada polisi Hong Kong yang akan menghubungi keluarganya. 

Namun, kepolisian Hong Kong sedang sibuk menangani situasi di Hong Kong, sehingga tidak diketahui kapan Kepolisian Hong Kong akan diberitahu. Keluarga Cheng tidak menerima pemberitahuan resmi sama sekali ketika Cheng mengkonfirmasi hal itu dengan keluarganya setelah ia dibebaskan.

Karena penahanan administratif tidak memerlukan proses pengadilan normal, jadi Cheng tidak diizinkan mencari bantuan pengacara.

Setelah Cheng mengaku bersalah, agen rahasia itu dengan tenang meninggalkan ruang interogasi, dan Cheng dikembalikan ke selnya sambil menunggu dokumen “putusan hukuman administratif”. Cara menulis dokumen itu sepenuhnya ditentukan oleh polisi.

Di ruang tahanan, tersangka lain bertanya kepadanya bagaimana cara mendapatkan paspor Amerika Serikat melalui metode militer. Cheng merasa bahwa itu adalah agen yang menyamar, jadi ia hanya tersenyum dan menyapa sejenak sambil berlalu. Agen yang menyamar itu segera dibawa pergi oleh penjaga berseragam. 

Petugas polisi berseragam memintanya untuk menandatangani “dokumen penalti”, tetapi waktu penahanan termasuk tanggal mulai ditahan dan penangguhan, dalam dokumen itu sengaja dibiarkan kosong. Meskipun dokumen itu menyatakan bahwa itu adalah penahanan administratif selama lima belas hari, namun, tanggal mulai penahanan  dan penangguhan yang dibiarkan kosong itu memungkinkan polisi dan agen rahasia untuk sekehendaknya menjelaskan masa penahanannya. Polisi mengatakan bahwa keputusan itu berasal dari pejabat tinggi.

Cheng kemudian dikirim ke Pusat Penahanan Luohu, di mana ia diborgol, diikat dan mengenakan seragam napi untuk pertama kalinya, dikenakan pemeriksaan telanjang dan dipenjara. Agen Tiongkok itu mungkin tidak memberi tahu pada badan keamanan publik tentang identitasnya yang khusus. 

Pada hari pertama, ia dikurung di sel bersama puluhan tahanan lainnya. Napi lain diizinkan membeli buah-buahan atau makanan ringan, hanya Cheng yang tidak boleh. Karena Cheng tidak diizinkan menghubungi keluarganya, tersangka lain curiga Cheng ditangkap karena masalah politik, namun, ada orang yang mencatat nomor telepon rumah Cheng di Hong Kong, dan bersedia membantunya mengabarkan tentang dirinya kepada keluarganya setelah bebas nanti. Dia mengatakan ditangkap karena insiden Hong Kong, dan mewanti-wanti keluarganya jangan ke Tiongkok. 

Kemudian, Cheng dibawa keluar untuk diinterogasi atas dakwaan “kejahatan politik” dan mengajukan pertanyaan yang sama. Setelah kembali ke sel tahanan, tersangka lainnya akhirnya tahu Cheng adalah tahanan politik dan tidak berani berbicara dengannya lagi. 

Sejak hari kedua setelah ditahan di Pusat Penahanan Luohu, Cheng ditahan sendirian di sel isolasi. Tersangka penahanan administratif memiliki hak bertemu atau menelepon keluarga setidaknya seminggu sekali, dan jalan santai di dalam lingkungan penjara selama dua jam sehari, hanya Cheng yang tidak mendapatkan hak semacam itu.

Sejak itu, Cheng diinterogasi setiap hari dalam waktu yang lama, dia tidak tahu kepastian waktu pembebasannya, apalagi apakah benar-benar akan dibebaskan setelah apa yang disebut masa penahanan lima belas hari kemudian.

Agen Tiongkok memaksanya untuk menyerahkan kode sandi ponselnya di depan petugas penjara. Agen itu menarik rambutnya untuk membuka kunci ponsel dengan pengenalan wajahnya, dan menuding Cheng sebagai mata-mata dan agen Inggris. Setelah dipaksa oleh agen Tiongkok, Cheng akhirnya memberikan kata sandi ponselnya. Petugas pusat penahanan juga terkejut melihat tindakan kasar agen Tiongkok itu. 

Agen Tiongkok meminta petugas pusat penahanan memborgol Cheng ke kursi harimau, dan meski agak ragu, petugas penjara akhirnya melakukan seperti yang diperintahkan.

Cheng diborgol dan digantung pada penyangga besi berbentuk X. Para petugas menyuruhnya melakukan sikap atau posisi tubuh yang membuatnya pegal dan menyuruhnya mempertahankan posisi itu dalam waktu lama. 

Kedua tangannya digantung tinggi, sehingga darah tidak bisa mengalir ke lengannya. Itu benar-benar sangat menyiksa. Terkadang diminta melakukan “tes tekanan”, seperti berjongkok untuk waktu yang lama. Jika tidak bisa, agen Tiongkok akan memukulnya dengan tongkat runcing. Agen tersebut juga akan memukul bagian tubuh yang paling rapuh seperti lutut. Mata Cheng ditutup dan mengenakan penutup kepala selama proses itu.

Cheng diperbolehkan makan selama waktu istirahat dalam interogasi, tetapi dalam keadaan diborgol dan ditutup matanya, saat istirahat adalah waktu pencucian otak politik. Sebagai contoh, Tiongkok saat ini tidak cocok untuk menerapkan demokrasi secara menyeluruh. 

Sebagian besar masyarakat Tiongkok tidak mengecap pendidikan yang cukup memadai. Dibutuhkan keterampilan profesional yang tinggi dalam mengelola negara, dan hanya dapat diimplementasikan oleh sejumlah kecil orang-orang yang terpilih. 

Sistem demokrasi liberal yang memberdayakan massa adalah populisme yang memutarbalikkan fakta. Interogator mengambil contoh sejarah tentang tidak diterimanya teori Heliocentric Copernicus oleh Gereja Katolik Roma, menunjukkan mentalitas elit.

Penyiksaan berlanjut. Cheng  berdiri dalam waktu yang lama. Mata ditutup dan dikenakan tudung kepala dalam kondisi tangan diborgol. Tidak boleh bergerak atau tertidur, atau akan dihukum menyanyikan lagu kebangsaan Tiongkok. Penyiksaan non-fisik dengan cara melarangnya tidur. 

Ketika menerima hukuman seperti itu, Cheng tidak diizinkan untuk berkata sepatah kata pun. Agen Keamanan Nasional Tiongkok menyatakan bahwa Cheng harus terlebih dahulu mengatakan “Lapor Komandan” untuk mendapatkan izin berbicara, jika tidak ia akan ditampar atau mukanya dipukul dengan alat yang tidak diketahui apa namanya, mungkin sebuah tongkat runcing.

Salah satu interogator berbicara dengan aksen Hong Kong, menudingnya berani sekali  menjadi agen Inggris memata-matai Tiongkok. Sementara petugas lainnya berbicara dalam aksen Mandarin Tiongkok utara, mengaku sebagai bagian dari agen mata-mata, karena kedutaan dan konsulat Inggris dianggap sebagai organisasi mata-mata, dan Cheng sebagai bagian dari staf konsulat Inggris tentu saja dianggap sebagai bagian dari organisasi itu. 

Cheng ditanya apakah dia mengenal staf Dinas Intelijen Inggris dan Dinas Intelijen Asing, konfigurasi bangunan Konsulat Inggris di Hong Kong?  

Interogator tidak puas dengan metode tanya jawab itu dan meminta Cheng untuk mengaku bersalah. Yang paling penting baginya adalah bekerja sama dengan menuding Inggris terlibat dalam akis protes di Hong Kong. 

Interogator memaksanya mengakui, bahwa pemerintah Inggris menyediakan dana, logitsik dan peralatan untuk demonstran Hong kong. Memaksanya mengaku pernah memimpin gerakan protes, terlibat dalam aksi demonstrasi atau menghasut demonstrasi dengan kekerasan, memaksanya untuk mengakui menggunakan gaji yang diterima dari pemerintah Inggris untuk membayar jaminan bagi para demonstran Tiongkok yang ditangkap di Hong Kong.

Beberapa hari berikutnya ia dibawa ke “pusat investigasi kolektif”, disini polisi kembali menginterogasinya. Di pusat investigasi kolektif, Cheng diizinkan melepas penutup mata.  Cheng melihat agen Tiongkok sedang mengisi formulir aplikasi ruang interogasi, dan juga menulis kata “rahasia” pada file-nya. 

Cheng melihat sepuluh “tersangka” berusia muda sedang diselidiki, semuanya diborgol dan mengenakan seragam penjara warna oranye. Ketika Cheng berjalan melewati koridor, dia mendengar seseorang berteriak dari dalam ruang interogasi, “Angkat tanganmu tinggi sedikit, bukankah kalian mengangkat tangan dan mengibarkan bendera tinggi-tinggi ketika demonstrasi?” 

Cheng menduga mereka sedang menyiksa para demonstran Hong Kong.

Ruang interogasi Cheng disebut-sebut “bukan untuk membahas masalah inti, tetapi hanya sekadar mengobrol,” menyiratkannya untuk memilih mengaku bersalah atas pelanggaran ringan atau meminta pelacur dan menghindari tindak pidana kejahatan serius seperti pemberontakan bersenjata dan kerusuhan.

Cheng ditanya mengapa kekuatan para demonstran terus meningkat dan kekuatan the valiant semakin berkembang.

The valiant adalah organisasi politik lokal Hong Kong yang didirikan pada Juni 2014, mengadvokasi penggunaan pemberontakan dan revolusi untuk mencapai kemerdekaan Hong Kong.

Cheng mengatakan bahwa itu adalah langkah pertahanan diri bagi orang-orang Hong Kong dari serangan kawanan orang-orang berkaos putih di MTR Yuen Long pada 21 Juli 2019 lalu. Interogator sangat marah mendengarnya, mengatakan bahwa mereka tidak perlu menyewa geng untuk menyerang para demonstran, dan  bahwa preman dan patriot Tiongkok memang sudah sewajarnya, dan akan secara spontan melintasi perbatasan untuk menyerang demonstran.

Agen Tiongkok yang baru datang itu mencaci maki Cheng dalam bahasa Mandarin, “Dasar pengkhianat negara,” 

Agen itu mengutip teori “kediktatoran rakyat yang demokratis” Mao Zedong, mengatakan bahwa otoritas Tiongkok memperhatikan gerak gerik pan-demokrasi yang disebutkan Cheng. Tetapi Cheng seharusnya tahu bahwa Tiongkok memerintah sebagian besar rakyat Tiongkok secara demokratis, tetapi karena Cheng adalah “Musuh negara”, sehingga menggunakan cara otoriter untuk menghadapinya.

 Agen Tiongkok itu juga menjamin bahwa Cheng pasti akan dibebaskan lima belas hari kemudian. Menurut agen itu, Cheng setidaknya akan didakwa kembali dengan tuduhan “subversif”, dan mengatakan bahwa dia berani mempertaruhkan masa depannya, bahwa Cheng pasti akan terus ditahan.

Agen Tiongkok itu dengan jelas mengatakan bahwa Cheng masih bisa tegar di bawah siksaan seperti itu karena dia percaya akan dibebaskan 15 hari kemudian. Semangat Cheng untuk bertahan hidup sirna seketika setelah mendengarnya, dan mengatakan bahwa dia akan bunuh diri jika masih ditahan di penjara setelah lima belas hari kemudian. Agen Tiongkok itu mengatakan Cheng memang sudah seharusnya bunuh diri sebagai mata-mata yang gagal.

Sejak itu, Cheng pun tidak nafsu makan di ruang tahanan. Agen Tiongkok lainnya mengatakan, jika Cheng bersikap kooperatif, masih ada kemungkinan “hidup kembali atau dibebaskan” 15 hari kemudian, asalkan lebih banyak memberitahukan informasi intelijen tentang hubungan antara aksi protes dengan pemerintah Inggris. 

Cheng bersikeras bahwa dia hanyalah masyarakat marginal, tidak terlibat dalam aksi demo. Agen Tiongkok itu mengatakan, “Ada beberapa hal yang lebih mengerikan daripada kekerasan.” Karena latar belakang Cheng, pihak berwenang yakin bahwa Cheng memiliki ambisi politik, atau dengan kata lain Cheng mungkin adalah dalang di balik aksi protes dan boneka Inggris. 

Cheng kembali merasa tertekan dan menangis seketika, sambil mengatakan bahwa dia hanya ingin kembali ke Hong Kong untuk berkumpul kembali dengan pacar dan keluarganya. Cheng bahkan sampai berlutut memohon pada agen Tiongkok itu.

Ketika Cheng dibawa keluar dari ruang interogasi, ia melihat seorang gadis muda menjalani prosedur penahanan seperti diborgol, memakai seragam napi, dan pemeriksaan fisik. Agen Tiongkok yang bertanggung jawab atas kasus Cheng dengan sengaja mengatakan bahwa gadis itu hanyalah sampah masyarakat yang ditangkap dalam aksi protes, dan bertanya kepada Cheng apakah dia mengenal gadis itu. Cheng mengatakan tidak kenal sambil menggelengkan kepala.

Cheng dibawa kembali ke pusat penahanan dengan mobil khusus napi tanpa tanda sambil matanya ditutup. Agen Tiongkok meminta Cheng untuk secara jujur menjelaskan tentang pandangan orang-orang Hong Kong tentang Tiongkok. 

Cheng bertanya apakah dia akan dikirim ke “kamp konsentrasi” di Xinjiang, karena setidaknya masih bisa bergerak leluasa atau melakukan sesuatu yang berarti di dalam kamp konsentrasi, misalnya menanam pohon dan sebagainya. Itu lebih baik daripada membuang-buang waktu sendirian di dalam sel. 

Agen itu dengan kesal mengatakan bahwa “kamp konsentrasi hanya ada di bawah rezim Nazi.” Cheng beralasan bahwa dia mengetahui tentang Pusat Pendidikan dan Pelatihan Xinjiang dari CCTV, dan agen Tiongkok itu pun diam seketika.

Itu adalah terakhir kalinya Cheng dibawa keluar dari pusat penahanan untuk diinterogasi. Sejak hari kesebelas penahanannya, ia berada di pusat penahanan dan diinterogasi. Ssikap interogator disini relatif santun. 

Sebelum memasuki ruang interogasi, ada dokter yang melakukan pemeriksaan fisik, dan mengatakan bahwa itu adalah interogasi terakhir. Hanya ada satu polisi baru yang berpakaian preman di ruang interogasi, dan waktu interogasi juga sangat singkat. 

Polisi mengatakan bahwa ia ditahan murni karena ia “meminta pelacur” di Tiongkok. Kepolisian Tiongkok tidak memiliki yurisdiksi atas sikap dan perbuatan Cheng di Hong Kong, jadi tidak ada hubungannya dengan mereka. Cheng dibuat bingung, karena itu sama sekali berbeda dari apa yang didengarnya sejak hari pertama penangkapannya.

Polisi telah berulang kali menekankan bahwa pucuk pimpinan akan melihat sikap Cheng untuk memutuskan apakah dia akan dibebaskan setelah 15 hari penahanannya, dan mengeluarkan dua “dokumen putusan”.

Dokumen pertama adalah penahanan administratif 15 hari yang asli, dan lainnya adalah pendidikan ulang selama dua tahun. Polisi mengatakan bahwa mereka memiliki kuasa terakhir untuk memutuskan apakah dia akan terus dipenjara selama dua tahun. Dan Cheng baru tahu setelah dibebaskan, bahwa polisi Tiongkok memiliki hak untuk secara sepihak menangkap orang-orang menjalani “pendidikan ulang” selama dua tahun tanpa pengawasan pengadilan.

Polisi menanyakan pertanyaan pertama pada Cheng, apakah perlu memberi tahu keluarganya?

“ Ya” jawab Cheng spontan. 

Polisi itu mengeluarkan dokumen pendidikan ulang dua tahun dan memintanya untuk menandatangani. Cheng seketika paham bahwa polisi itu diam-diam mengancamnya, jadi dia meralat jawabannya tidak perlu memberi tahu keluarga. Polisi mengatakan bahwa Cheng menjawab dengan sangat baik. Itu adalah “sikap” yang benar, kata polisi.

Pertanyaan kedua: Mengapa tidak perlu memberi tahu keluarga? Karena kamu merasa malu? Cheng menjawab, “Ya.” 

Pertanyaan ketiga: Apakah Anda dipaksa untuk mengaku? Cheng menjawab “Tidak”. 

Pertanyaan keempat: apakah polisi bersikap baik pada mu? Cheng menjawab, “sangat baik.” 

Pertanyaan kelima: mengapa tidak mencari pengacara? Cheng menjawab, “Terlalu memalukan, jadi tidak berani menyewa pengacara.” 

Kemudian polisi menyiapkan kamera dan memintanya untuk mengakui kesalahan atas pernyataannya sendiri.

Polisi yang sebelumnya bertemu dengannya masuk ke ruangan dan memintanya untuk menandatangani tujuh “dokumen putusan.” Beberapa kolom tanggal dibiarkan kosong, dan karena menunjukkan “sikap kooperatif” , Cheng menandatangani semua dokumen itu. 

Cheng diminta untuk menggantungkan label nama tahanan di dadanya dan merekam pernyataan permintaan maaf karena “meminta pelacur.” Cheng diminta untuk membaca dua dokumen yang sudah disiapkan di depan kamera, satu tentang memanggil pelacur dan dokumen lainnya tentang “mengkhianati negara.” 

Setelah semua dokumen, pernyataan tertulis, dan rekaman pengakuan selesai, polisi Tiongkok menyatakan kepuasan dan mengatakan bahwa karena sikap kooperatifnya, ia akan dibebaskan 15 hari kemudian sesuai dengan rencana semula. 

Itu juga merupakan interogasi terakhir dan pertama kalinya Cheng mendengar masa penahanan yang jelas bahwa dirinya akan dibebaskan. Cheng membungkukkan badan menyatakan terima kasih kepada polisi. Dan untuk malam pertamanya Cheng bisa tidur dengan nyenyak.

Pada hari ketiga belas atau keempat belas, agen yang baru datang kembali melakukan interogasi babak baru terhadapnya. Kali ini berlangsung selama empat puluh delapan jam. Itu waktu interogasi terlama. 

Ada tiga interogator di ruang interogasi, dan lima petugas berada di kamar sebelah, siap menerima perintah. Dan untuk pertama kalinya Cheng merasa sikap petugas itu relatif lembut selama penahanannya. 

Kepala interogator menunjukkan sikap sebagai polisi yang baik, mencoba berbicara dengan Cheng dalam bahasa ibunya, dan mengatakan bahwa dia pernah bekerja di kota kelahiran Cheng selama tiga tahun dan mengenal kerabat serta orang tua Cheng di Tiongkok. 

Cheng merasa kata-kata kepala interogator itu menyiratkan ancaman bagi keluarganya di Tiongkok. Petugas itu juga mengatakan bahwa Cheng dianggap sebagai sahabat sekampung, dan pernah menjadi perantara di depan para pejabat tinggi dan sebagainya.

Petugas mencoba membuat Cheng berpikir dia adalah harapan terakhirnya untuk pembebasannya, dan mengatakan bahwa pucuk pimpinan menilai sikap kooperatif Cheng tidak cukup, atau dengan kata lain Cheng mungkin masih akan terus ditahan. 

Interogator itu berharap untuk menggali lebih banyak informasi dari Cheng. Sementara itu, interogator lain dengan pangkat lebih rendah yang bertanggung jawab mencatat BAP-Berita Acara Pemeriksaan itu mengatakan bahwa pihak berwenang telah menghapus semua perangkat lunak sosial dan telah mencadangkan semua data yang ada di ponselnya, termasuk email kerja yang relatif sensitif. 

Polisi mencetak semua email yang konsulat Inggris perintahkan kepada Cheng untuk mengumpulkan informasi terkait demonstrasi, serta daftar email orang-orang yang terlibat dalam pengumpulan intelijen. 

Cheng diminta untuk mengambil atau merekan gambar dokumen-dokumen itu “secara sukarela” dan diserahkan kepada polisi Tiongkok, dan mengancamnya untuk tidak mengungkapkan masalah tersebut, jika tidak akan dituntut oleh pemerintah Inggris karena “membocorkan informasi rahasia internal.”

Polisi meminta Cheng untuk memaparkan rahasia partisipasinya dalam demonstrasi tersebut, dan memintanya untuk menjelaskan perbedaan antara organisasi the valiant dan gerakan perdamaian Hong Kong. Polisi bertanya kepadanya apakah kelompok the valiant di saluran Telegram memiliki latar belakang militer Inggris. 

Polisi Tiongkok mengeluarkan banyak foto dan memintanya untuk mengidentifikasi, menuliskan nama-nama orang-orang yang dikenal dalam foto dan arah politik mereka, apakah mereka berafiliasi dengan the valiant dan gerakan perdamaian Hong Kong, dan kemudian menandatangani dan cap jempol. 

Menurut Otoritas Tiongkok, tidak ada perbedaan antara organisasi the valiant dengan gerakan perdamaian Hong Kong, karena mereka berkoordinasi satu sama lain, sehingga mereka semua dinyatakan bersalah.

Polisi dengan jelas menyatakan bahwa sejumlah besar pengunjuk rasa Hong Kong telah ditahan di Tiongkok, sehingga mereka dapat mengumpulkan dan membandingkan informasi dari berbagai sumber dan mereka yang ditangkap. 

Polisi memperlihatkan foto dan bertanya kepada Cheng apakah dia pernah ke lokasi Lennon Wall, dinding mosaik di Jordan Road, Kowloon, Hong Kong. Foto itu bukan diambil dari ponsel Cheng.

Cheng curiga otoritas Tiongkok terus mengirim orang untuk mencari dan mengumpulkan bukti di Hong Kong.

Polisi mempertanyakan hubungan Cheng dengan orang-orang Tiongkok yang ke Hong Kong dan berpartisipasi dalam aksi protes. Tujuan utamanya adalah mengaitkan bantuan Inggris, Cheng pribadi, dan teman Tiongkok-nya. Teman Tiongkok Cheng telah diciduk dan di tahan di Tiongkok pada 11 Agustus 2019, dan keberadaannya tidak diketahui hingga kini.

Naskah yang telah disiapkan Tiongkok adalah: Inggris merupakan salah satu kekuatan asing di balik protes di Hong Kong. Aksi protes mustahil tanpa dalangnya dan terorganisir. Cheng sendiri adalah salah satu dalangnya. Dia diperintahkan oleh Inggris untuk menghasut orang-orang Hong Kong berdemonstrasi, bahkan tokoh inti dari The Valian bekerjasama dengan orang-orang Tiongkok dari kubu liberal yang anti pemerintah Tiongkok. Mereka berencana meluncurkan “revolusi warna” di Tiongkok.

Cheng khawatir pihak berwenang Tiongkok akan terus menuduhnya atas kejahatan melakukan tindak pidana subversi, pemberontakan bersenjata dan kerusuhan, mata-mata, pengkhianat negara, dan kejahatan lainnya.

Agen Tiongkok itu bertanya kepada Cheng tentang hubungannya dengan tokoh-tokoh politik “anti-Tiongkok” yang terkenal, termasuk Christopher Francis Patten atau lebih dikenal Chris Patten (Gubernur ke-28 dan terakhir Hong Kong dari tahun 1992 -1997), Zhou Yongkang, dan Liang Tianqi. 

Pihak Tiongkok mengetahui Cheng pernah bertemu Liang Tianqi di London, dan mengatakan bahwa seorang dosen dari the London School of Economics – LSE Taiwan pernah memperkenalkan Liang Tianqi ke Cheng dan minum teh sore bersama. 

Polisi atau agen dari badan keamanan nasional Tiongkok bertanya kepada Cheng apakah cendekiawan Taiwan itu bermaksud memberi Liang kesempatan kerja di Taiwan, agar Liang tidak perlu kembali ke Hong Kong untuk diadili. 

Terlepas dari bagaimana Cheng mengklarifikasi, agen Tiongkok itu bersikeras agar Cheng mengaku secara tertulis atas pernyataannya, mengatakan bahwa cendekiawan Taiwan itu adalah mata-mata Taiwan yang mendukung Liang untuk terus melanjutkan gerakan separatis di Hong Kong dan Taiwan.

Agen Tiongkok itu juga bertanya kepada Cheng apakah ia memiliki identitas palsu lainnya dan apakah pernah mengambil foto di luar lembaga pemerintah selama dirinya berada di Tiongkok?

Setelah dibebaskan, Cheng baru mengetahui kasus Li Mengju, seorang konsultan di kota Kabupaten Pingtung, Taiwan, menghilang setelah memasuki Hong Kong dari Shenzhen pada 20 Agustus 2019 yang lalu. Cheng menduga Li Mengju ditangkap karena mengambil foto polisi bersenjata di perbatasan antara Shenzhen dan Hong Kong.

Polisi berseragam masuk dan membuat lagi dokumen pernyataan maaf terkait pemanggilan pelacuran, rekaman pernyataan bersalah, dan dokumenter. Agen dari badan keamanan nasional Tiongkok juga membuat lagi video, pernyataan maaf dan dokumen yang berkaitan dengan kejahatan “pengkhianat negara.” 

Polisi Tiongkok itu juga meminta Cheng merekam gambar dan menyanyikan lagu kebangsaan Tiongkok, kemudian mengirim film itu ke pucuk pimpinannya melalui ponsel. Polisi Tiongkok itu kemudian mengatakan bahwa atasannya sangat puas dengan kinerja Cheng, jadi dia menduga bisa dibebaskan sesuai jadwal.

Pada pukul 5:30 pagi, 24 Agustus 2019, Cheng dibawa keluar dari gerbang pusat penahanan. Tujuh polisi berpakaian sipil dan agen bertopeng serta dua taksi listrik Shenzhen menanti di luar pintu. Cheng tiba di tempat parkir Pelabuhan Luohu sekitar 30 menit setelah naik mobil, dan di sana sudah menunggu sepuluh petugas polisi berseragam dan polisi berpakaian preman. Selain itu juga ada petugas yang merekam proses pembebasan Cheng. 

Cheng berjalan melewati penjaga perbatasan ditemani sejumlah besar polisi dari badan keamanan publik Tiongkok. Para wisatawan yang menyaksikan pemandangan itu terkejut melihatnya. Petugas polisi baru berhenti ketika Cheng tiba di jembatan ke Hong Kong.

Belum lama ini, Cheng baru dapat menghubungi keluarganya. Dia pulang ke Kowloon melalui Jalur East Rail dan tinggal di hotel selama beberapa hari karena polisi Tiongkok tahu alamat rumah dan asramanya. Pejabat dari konsulat Inggris datang menjenguknya. Cheng kemudian diantar ke konsulat dengan kendaraan diplomatik, memintanya membuat laporan singkat kepada pejabat senior Inggris. Petugas keamanan kedutaan meminta Cheng untuk waspada agar tidak diikuti dan diawasi, terutama mereka yang memakai gelang.

Karena Cheng diancam oleh Tiongkok secara eksplisit untuk tidak mengungkapkan segala sesuatu yang dialaminya semasa penahanannya, konsulat Inggris memberinya cuti selama tujuh bulan, dan memintanya mengungsi ke negara ketiga.

Sebelum meninggalkan Hong Kong, Cheng harus ke kantor polisi Hong Kong terlebih dulu untuk mencabut kasus laporan orang hilang. Polisi Hong Kong menyatakan simpati dan mengatakan akan mengirim mobil pribadi untuk mengantar Cheng ke tempat yang ditentukan untuk menyelesaikan adminstrasi agar tidak dikerubuti awak media.

Ketika Cheng naik taksi ke lokasi yang ditentukan, dia melihat seorang pria yang mencurigakan mengenakan gelang tampak memandang kesana-kemari. Mobil Van pria itu diparkir di belakang mobil pribadi Polisi Hong Kong. Meskipun ketiga petugas polisi Hong Kong turun dari mobil dan menunjukkan kartu ID mereka, Cheng tetap menyatakan bahwa ia lebih suka naik bus sendirian ke Kantor Polisi Yau Ma Tei, Distrik Yau Tsim Mong, Semenanjung Kowloon, Hong Kong untuk mengurus administrasinya. 

Polisi Hong Kong setuju atas permintaannya. Ketika Cheng turun dari mobil di depan kantor polisi, dia kembali melihat pria tak dikenal dan mengenakan gelang di luar gerbang kantor polisi. Cheng menduga kedua orang yang mencurigakan itu adalah agen dari Tiongkok yang menyamar untuk mengawasinya. Tujuannya adalah memperingatkannya agar tidak mengungkapkan informasi apa pun kepada polisi Hong Kong, dengan begitu, polisi Hong Kong tidak akan meninggalkan catatan pada dokumen resmi. 

Sikap polisi Hong Kong sangat santun selama ia mengurus administrasi pencabutan laporan. Cheng hanya mengatakan bahwa ia “tidak bisa menjawab” segala sesuatu yang dialaminya setelah dinyatakan hilang dan akhirnya Cheng menarik laporan tentang kasus orang hilang dengan lancar.

Cheng kemudian meninggalkan Hong Kong menuju ke negara ketiga dan mulai mengkoordinasikan rencana pengunduran dirinya dengan pemerintah Inggris. Pemerintah Inggris memintanya untuk mengundurkan diri pada November 2019, mengakhiri pekerjaan dua tahun-nya di konsulat Inggris.

Cheng saat ini mencari peluang untuk mendapatkan hak tinggal, pekerjaan, dan melanjutkan studi. Ia berharap dunia luar, terutama masyarakat sipil, akan memberikan bantuan agar ia mendapatkan kembali kehidupan normalnya dan kembali ke pasar tenaga kerja. (jon)