Demografi Tenaga Kerja Tiongkok Menurun saat Populasi Menyusut

Chris Street

Populasi pekerja Tiongkok menurun karena populasi umum Tiongkok ditetapkan mencapai puncaknya enam tahun lebih awal dari perkiraan resmi tahun 2029, menurut data Biro Statistik Nasional Tiongkok.

Akademi Ilmu Sosial Tiongkok menerbitkan laporan terbarunya, “Buku Hijau Penduduk dan Tenaga Kerja,” yang meramalkan bahwa populasi Tiongkok akan mencapai 1,44 miliar pada tahun 2029 dan kemudian memulai periode perpanjangan penurunan “yang tiada terhentikan.”

Tetapi angka kelahiran Tiongkok turun menjadi 10,48 per 1.000 orang pada tahun 2019 dari 10,94 per 1.000 pada tahun 2018, angka kelahiran terendah sejak Partai Komunis Tiongkok berkuasa pada tahun 1949.

Penurunan 4,2 persen yang luar biasa ini menegaskan bahwa populasi Tiongkok akan memuncak sekitar 2023, menurut Complete Intelijen.

Ekspansi Tiongkok selama empat dekade untuk menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia didorong oleh kombinasi populasi dan pertumbuhan urbanisasi yang lebih dari dua kali lipat populasi usia kerja di Tiongkok — orang-orang yang berusia antara 16 tahun hingga 59 tahun — hingga mencapai puncak 941 juta pada tahun 2011.

Tetapi populasi usia kerja di Tiongkok menyusut setiap tahunnya selama tujuh tahun berturut-turut menjadi 897 juta pada tahun 2018, menurut Biro Statistik Nasional Tiongkok.

Penurunan kelahiran di Tiongkok terkait dengan kebijakan satu anak, yang mendorong hingga 100 juta aborsi karena menginginkan bayi berjenis kelamin laki-laki yang mengakibatkan “tebing persalinan” dari wanita yang melahirkan anak – berusia 15 tahun hingga 49 tahun – yang turun dari 346 juta pada tahun 2018 menjadi 318 juta pada tahun 2023.

“Tiongkok seharusnya menghentikan kebijakan satu anak 28 tahun lalu. Kini, menghentikan kebijakan satu anak sudah terlambat,” Yi Fuxian, seorang ilmuwan senior di Universitas  Wisconsin dan kritikus lama terhadap kebijakan Keluarga Berencana Tiongkok, mengatakan kepada The Guardian pada tahun 2019.

Yi Fuxian berharap bahwa lebih dari sepertiga rakyat Tiongkok akan berusia 60 tahun atau lebih pada tahun 2050, secara dramatis meningkatkan beban Partai Komunis untuk mendanai perawatan kesehatan dan tunjangan pensiun yang dijamin.

Buku visioner tahun 2009 karya George Friedman, “The Next 100 Years,” meramalkan bahwa pada tahun 2020-an, kombinasi dari sanksi perdagangan Amerika Serikat dengan kegagalan ledakan populasi usia kerja yang akan “mengintensifkan” krisis ekonomi dan kekuatan nasional yang bersejarah di Tiongkok.

George Friedman menunjukkan bahwa anak-anak berusia 6 tahun di sebuah komunitas pertanian pedesaan dapat mulai berkontribusi secara ekonomi terhadap pendapatan keluarga dengan melakukan tugas-tugas buruh pertanian dan bengkel yang sederhana. Semakin besar jumlah anak-anak keluarga di pedesaan, maka semakin besar pendapatan keluarga dan semakin tinggi kepercayaan orangtua untuk dirawat di usia tua.

Tetapi seiring dengan Tiongkok menuju kematangan di mana 65 persen masyarakat adalah industri urban, George Friedman memperkirakan bahwa nilai ekonomi yang dirasakan dari memiliki anak untuk pendapatan keluarga akan menguap karena orangtua perkotaan akan dipaksa untuk mensubsidi anak-anaknya hingga mereka berusia 20-an tahun.

George Friedman meramalkan bahwa saat semakin sedikit populasi usia kerja Tiongkok “selama masa transisi sebelum generasi yang lebih tua meninggal,” sejumlah kecil pekerja harus mendukung “kelompok pensiunan yang sangat besar dengan harapan hidup yang terus meningkat.” Selain itu, “utang yang ditimbulkan oleh generasi yang lebih tua akan diserahkan kepada generasi muda yang lebih sedikit untuk dilunasi.” George Friedman memperingatkan bahwa populasi yang semakin sedikit juga akan menyusutkan kemampuan Tiongkok untuk mendanai dan mengerahkan militer yang besar dan kompetitif.

Geopolitical Futures’ Forecast for 2020 karya George Friedman meramalkan bahwa Tiongkok “akan berjuang untuk menjaga stabilitas ekonomi” dan bahwa “baik resolusi perang dagang atau pun reformasi keuangan tidak akan memulihkan kekuatan ekonomi Tiongkok.”

Untuk mengalihkan perhatian dari resesi dan sistem perbankan yang melemah, George Friedman mengharapkan Tiongkok untuk meningkatkan represi internal terhadap elit dan secara eksternal menjadi lebih tegas secara militer di Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur. (vv)

FOTO : Pekerja mendistribusikan paket di S.F. Express di Shenzhen, Tiongkok, pada 11 November 2013. (ChinaFotoPress via Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=BerPApNbhCg


g