Wabah Virus Corona COVID-19 Mengakibatkan Gangguan Produksi Mobil di Seluruh Dunia

Emel Akan – The Epochtimes

Produsen mobil global adalah yang pertama merasakan dampak krisis Virus Corona COVID-19. Pasalnya, wabah mematikan itu menghentikan produksi di pabrik Tiongkok, sehingga mengguncang rantai pasokan industri global.

Penyakit Virus Corona COVID-19 berasal dari Wuhan, sebuah kota di tengah Provinsi Hubei, yang merupakan pusat pabrik mobil terbesar keempat di Tiongkok, terhitung 9 hingga 10 persen dari total produksi kendaraan.

Provinsi Hubei adalah rumah bagi banyak pabrik yang membuat kendaraan jadi dan suku cadang mobil. Provinsi Hubei juga merupakan pusat penting untuk produksi kendaraan listrik.

“Kami memperkirakan produsen mobil di Tiongkok mengurangi produksinya sekitar 15 persen pada kuartal pertama tahun ini setelah wabah virus corona. Yang lebih penting lagi, rantai pasokan mobil global, yang sangat bergantung pada Tiongkok, juga akan terkena dampak negatif,” kata Vittoria Ferraris, analis kredit S & P, dalam sebuah laporan yang dikutip oleh The Epochtimes. 

Vittoria Ferraris memperkirakan bahwa “hingga setengah produksi mobil dan suku cadang di Tiongkok” dapat terpengaruh oleh penutupan pabrik jika krisis virus corona berlarut-larut.

Banyak produsen mobil dan pemasok mobil mengalami perpanjangan waktu penutupan setelah liburan Tahun Baru Imlek.

Meskipun pekan lalu produsen mobil seperti BMW melaporkan bahwa pihaknya telah melanjutkan produksi, “hampir tidak pabrik yang beroperasi normal,” menurut Michael Dunne, kepala perusahaan konsultan otomotif Asia ZoZo Go.

“Diperkirakan 32 persen pabrik mobil dan suku cadang mulai kembali produksi,” tulis Michael Dunne di sebuah blog.

Industri mobil dihentikan oleh parahnya  wabah virus corona. Diberlakukannya karantina di Wuhan dan kota-kota sekitarnya, dikombinasikan dengan penutupan pabrik mobil, sudah mulai berdampak pada penjualan dan produksi mobil.

Total penjualan untuk General Motors di Tiongkok pada bulan Januari 2020,  merosot 40

persen, menurut Automotive News, sebuah surat kabar industri otomotif yang berbasis di Detroit.

Sementara itu, pengiriman kendaraan ringan baru di seluruh Tiongkok turun 20 persen pada bulan Januari akibat wabah COVID-19; penurunan penjualan lebih parah pada bulan Februari.

“Melalui dua minggu pertama bulan Februari, penjualan mobil baru hanya 5 persen tingkat yang dicapai selama periode yang sama pada tahun 2019,” tulis Michael Dunne.

Selain itu, survei Asosiasi Dealer Otomotif Tiongkok terhadap 4.022 dealer menunjukkan bahwa hanya 9 persen dari dealer di seluruh Tiongkok terbuka untuk bisnis seperti ditulus oleh Michael Dunne.

Di antara para pembuat mobil global, Volkswagen yang paling terpapar dengan pasar Tiongkok. Tiongkok menyumbang hampir 40 persen dari penjualan kendaraan Volkswagen global.

Produseb mobil Jerman, termasuk BMW dan Mercedes, juga meningkatkan pangsa pasarnya di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, wabah COVID-19 menghadirkan kemunduran untuk industri mobil Jerman, yang amat sangat tergantung pada penjualan mobil di Tiongkok.

Gangguan Rantai Pasokan

Dengan banyaknya pabrik Tiongkok yang tidak beroperasi, para pembuat mobil global berusaha keras merebut sumber suku cadang mobil di tengah meningkatnya gangguan pasokan, yang menyebabkan efek riak di luar perbatasan Tiongkok.

Hyundai Motor Co dan Kia Motors Korea Selatan menghentikan produksinya di

beberapa pabrik di Korea karena kekurangan komponen. General Motors juga sementara menghentikan produksinya di pabrik perakitan di Korea Selatan.

Fiat Chrysler Automobiles NV juga mengatakan menghentikan sementara produksi di pabriknya di Serbia karena masalah pasokan.

Perkiraan industri menunjukkan bahwa sekitar 30.000 suku cadang diperlukan untuk membangun sebuah mobil.

Sedangkan Tiongkok adalah salah satu pemasok suku cadang terbesar di dunia. Tiongkok mengekspor suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor senilai 34,8 miliar dolar AS pada tahun 2018, menurut basis data Comtrade PBB. Adapun industri mobil Amerika Serikat yang paling bergantung pada Tiongkok, terhitung 34 persen ekspor suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor Tiongkok ke Amerika Serikat.

Sementara beberapa pabrik secara bertahap beroperasi kembali di seluruh Tiongkok, pabrik di Wuhan dan di sekitar Wuhan tetap ditutup untuk sementara waktu.

Wuhan menjadi tuan rumah Dongfeng Motor Group, salah satu grup mobil terbesar di Tiongkok yang memiliki 176.000 karyawan. Produsen mobil milik BUMN Tiongkok itu memiliki kemitraan dengan pabrik mobil Jepang dan Eropa, mencakup Honda, Nissan, Renault, dan Peugeot-Citroen.

Merek mobil asing hanya diperbolehkan memproduksi mobil di dalam negeri Tiongkok melalui usaha patungan dengan mitra setempat seperti Dongfeng MotorGroup.

General Motors dan perusahaan patungannya juga memiliki sebuah pabrik mobil di Wuhan, memproduksi empat model yang berkontribusi sekitar 19 persen dari total produksi General Motors di Tiongkok. (Vv/asr)

FOTO : Karyawan bekerja pada jalur produksi pendingin udara mobil di sebuah pabrik di Yantai di Provinsi Shandong bagian timur China pada 15 Mei 2019. (STR / AFP via Getty Images)

Video Rekomendasi :