Anggota Parlemen Iran Ungkap 50 Orang Tewas Akibat Virus Corona Baru di Kota Qom, Pemerintah Iran Membantah

The Associated Press

Sebanyak 50 orang secara mengejutkan meninggal dunia di kota Qom, Iran akibat virus corona baru bulan ini. Pernyataan itu disampaikan seorang anggota parlemen Iran kepada The Associated Press pada tanggal 24 Februari 2020. Akan tetapi, Kementerian Kesehatan Iran bersikeras bahwa hanya ada 12 kasus kematian akibat virus corona baru hingga saat ini di Iran.

Angka kematian baru yang dilaporkan oleh perwakilan Qom, Ahmad Amiriabadi Farahani, secara bermakna adalah lebih tinggi dari angka kasus infeksi yang dipastikan yang terbaru yang dilaporkan beberapa pejabat Iran beberapa jam sebelumnya. Laporan pemerintah hanya menyampaikan 12 kasus kematian dari 47 kasus Coronavirus, menurut TV pemerintah Iran.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Iraj Harirchi menolak klaim anggota parlemen Qom tersebut. Ia bersikeras bahwa korban tewas akibat virus corona adalah tetap 12 korban. Namun, Iraj Harirchi meningkatkan jumlah kasus infeksi Coronavirus yang dipastikan 61 kasus, dan menambahkan bahwa sekitar 900 kasus yang dicurigai lainnya sedang diuji.

“Tidak ada seorang pun yang memenuhi syarat untuk membahas berita semacam ini,” kata Iraj Harirchi, menambahkan bahwa anggota parlemen Iran tersebut tidak memiliki akses ke statistik virus corona. Ia mengatakan angka kematian terkait dengan penyakit lain seperti flu mungkin tercampur dengan angka kematian akibat virus corona, yang pertama kali muncul di Tiongkok pada bulan Desember.

Meski demikian, angka kematian dibandingkan dengan angka kasus infeksi Coronavirus yang dipastikan adalah lebih tinggi di Iran dibandingkan dengan negara lain, termasuk Tiongkok dan Korea Selatan, di mana penyebaran wabah Coronavirus jauh lebih luas.

Negara-negara tetangga Iran melaporkan kasus infeksi dari wisatawan dari Iran dalam beberapa hari terakhir, mendorong beberapa negara tetangga Iran menutup perbatasannya untuk warganegara Iran.

Pihak berwenang di Irak dan Afghanistan, yang menutup perbatasannya dengan Iran, pada hari Senin mengumumkan kasus virus corona yang pertama  dipastikan. Kuwait juga mengumumkan kasus Coronavirus pertama yang dipastikan.

Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini menamai penyakit yang disebabkan oleh virus COVID-19, merujuk pada virus corona maupun mula munculnya pada akhir tahun lalu.

Irak mengatakan Virus Corona dipastikan diderita oleh seorang siswa Iran di Najaf, kota suci kaum Syiah, yang masuk ke Irak sebelum Irak melarang warganegara Iran masuk ke Irak minggu lalu.

Secara terpisah, seseorang di Provinsi Herat, barat Afghanistan, yang kembali dari Iran dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona sebagaimana dipastikan oleh Kementerian Kesehatan Afghanistan.

Ahmad Amiriabadi Farahani, anggota parlemen Iran dari Qom, dikutip media setempat, mengatakan bahwa lebih dari 250 orang dikarantina di kota Qom, yaitu tempat studi keagamaan populer bagi kaum Syiah dari seluruh Iran dan negara lainnya. Ia berbicara setelah sesi di parlemen di Teheran pada hari Senin, dan dikutip oleh ILNA dan kantor berita semi resmi lainnya.

Ahmad Amiriabadi Farahani mengatakan ada 50 kematian sampai tanggal 13 Februari 2020. Iran pertama secara resmi melaporkan kasus Virus Corona dan kasus kematian pertama akibat virus corona di Qom pada tanggal 19 Februari.

“Saya pikir kinerja pemerintah Iran dalam mengendalikan virus corona belum berhasil,” kata Ahmad Amiriabadi Farahani, merujuk pada pemerintahan Presiden Hassan Rouhani.

“Tidak ada perawat yang memiliki akses ke alat pelindung yang tepat,” kata Ahmad Amiriabadi Farahani.Ia menambahkan bahwa beberapa ahli perawatan kesehatan telah meninggalkan Qom. 

“Sejauh ini, saya belum melihat tindakan khusus untuk menghadapi Coronavirus oleh pemerintah Iran,” tambahnya. 

Ada kekhawatiran bahwa kelompok virus corona baru di Iran, serta di Italia dan Korea Selatan, dapat menandakan tahap baru yang serius dalam penyebaran Coronavirus di seluruh dunia.

Wisatawan dari Iran yang terinfeksi Coronavirus juga dipastikan berada di Kanada, Libanon, Uni Emirat Arab, dan Bahrain.

Kementerian Kesehatan Bahrain mengatakan seorang warganegara  Bahrain yang terinfeksi virus corona itu kembali dari Iran pada hari Jumat setelah transit melalui bandara internasional tersibuk di dunia di Dubai, Uni Emirat Arab. Kementerian Kesehatan Bahrain mengatakan orang itu adalah sopir bus sekolah, dan bahwa para siswa sedang diperiksa dan sekolah terkait ditutup selama dua minggu.

Pada hari Senin, seorang pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan keprihatinannya atas penyebaran Coronavirus. 

“Kami khawatir atas situasi di Republik Islam Iran dan di Italia,” kata Ketua Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Ini adalah waktu yang luar biasa. Kurang dari dua bulan lalu, kita sama sekali tidak mengenal Coronavirus. Beberapa minggu terakhir menunjukkan seberapa cepat suatu jenis virus baru dapat menyebar di seluruh dunia serta menyebabkan ketakutan dan gangguan yang meluas,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Wabah di Iran sebagian besar berpusat di kota Qom, tetapi menyebar dengan cepat selama beberapa hari terakhir karena warganegara Iran pergi ke tempat pemungutan suara untuk pemilihan parlemen Iran pada hari Jumat, di mana  banyak pemilih mengenakan masker dan membawa persediaan pembersih tangan.

Pihak berwenang di Iran menutup sekolah-sekolah di sebagian besar wilayah Iran per dua hari. Penggemar sepak bola di seluruh Iran tidak diizinkan untuk menghadiri pertandingan, serta pertunjukan di bioskop dan tempat-tempat lain ditunda hingga hari Jumat.

Pihak berwenang Iran setiap hari mulai melakukan sanitasi terhadap metro Teheran, yang digunakan oleh sekitar 3 juta orang, dan mobil angkutan umum di Teheran.

Pejabat kesehatan Iran belum mengatakan apakah petugas kesehatan di Qom yang pertama kali bersentuhan dengan orang yang terinfeksi virus corona telah mengambil tindakan pencegahan dalam mengobati mereka yang meninggal akibat virus corona. Iran juga belum mengatakan berapa banyak orang yang dikarantina di seluruh Iran secara keseluruhan.

Sementara itu, pada hari Senin, Kuwait mengumumkan kasus virus corona yang pertama kalinya.  Kuwait mengatakan bahwa tiga orang wisatawan yang kembali dari kota Mashhad, timur laut Iran, dipastikan terinfeksi virus corona. Namun, Iran, belum melaporkan adanya kasus Coronavirus yang dipastikan di Mashhad, sehingga mengajukan pertanyaan lebih lanjut mengenai bagaimana pemerintah Iran melakukan uji dan karantina. 

Iran memastikan kasus virus corona sejauh ini di lima kota, termasuk ibukota Iran, Teheran. Walikota setempat di Teheran termasuk di antara mereka terinfeksi Coronavirus dan dikarantina.

Ian Mackay, yang mempelajari virus di Universitas Queensland Australia mengatakan angka terbaru tersebut berarti bahwa “Iran dapat menjadi tempat berbahaya untuk menyebarkan virus corona ke negara-negara melalui orang-orang yang melakukan perjalanan ke Iran…sumber virus corona di luar Tiongkok.”

Iran sudah menghadapi isolasi diplomatik dan ekonomi di bawah tekanan Amerika Serikat.

Virus Corona mengancam mengisolasi Iran lebih jauh karena negara-negara tetangga Iran menutup perbatasannya untuk mencegah penyebaran virus corona.

Armenia juga menutup perbatasannya dengan Iran selama dua minggu dan menangguhkan lalu lintas udara antara kedua negara karena jenis Coronavirus baru. Azerbaijan menutup sementara pos pemeriksaan Bilasuvar dan Astara di perbatasan dengan Iran. Masih belum jelas kapan pos-pos pemeriksaan tersebut akan dibuka kembali.

Georgia juga membatasi pergerakan individu dari Iran ke Georgia dan begitu pula sebaliknya, menurut pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri Georgia.

Pihak berwenang Georgia mengatakan penerbangan antara kedua negara akan dihentikan. (Vv)

FOTO : Seorang polisi dan pejalan kaki memakai topeng untuk membantu menjaga terhadap virus corona, di pusat kota Teheran, Iran, pada 23 Februari 2020. (Ebrahim Noroozi / AP Photo)

Video Rekomendasi :