Pasien yang Terinfeksi Virus Corona COVID-19 untuk Kedua Kali di Jepang Memicu Kekhawatiran Baru

Jack Phillips

Pemerintah prefektur Osaka memastikan ada seorang wanita penduduk Osaka berusia 40-an, yang diuji positif terinfeksi virus corona dua kali.

Pada hari Rabu 26 Februari 2020, ia dinyatakan positif setelah menderita nyeri dada dan sakit tenggorokan, sebagaimana dikatakan pemerintah setempat  kepada media penyiaran publik Jepang, NHK.

Wanita tersebut pertama kali diuji positif terinfeksi virus corona pada akhir bulan Januari dan dipulangkan dari rumah sakit pada tanggal 1 Februari. Ia dinyatakan bebas virus corona pada tanggal 6 Februari sebagaimana dilaporkan pemerintah prefektur Osaka.

Namun, para pejabat mengatakan wanita itu mulai menderita nyeri dada dan sakit tenggorokan pada tanggal 19 Februari 2020. 

Setelah pergi ke dokter beberapa kali, ia dinyatakan kembali terinfeksi virus corona sekitar seminggu berikutnya, menurut NHK.

Wanita yang tidak disebutkan namanya mengenakan masker dan tinggal di rumah setelah meninggalkan fasilitas medis. Ia tidak pergi bekerja dan tidak memiliki kontak dekat dengan siapa pun, tetapi kini ia dirawat inap di suatu tempat di prefektur Osaka.

Pejabat kesehatan Osaka meyakini virus corona yang tetap berada pada tubuh wanita itu berkembang biak atau ia terinfeksi ulang. Tetapi seorang ahli mengatakan kepada NHK bahwa biasanya, orang yang tertular COVID-19 mengembangkan antibodi sehingga orang tersebut terhindar dari infeksi ulang. Akan tetapi ia mencatat bahwa orang yang tidak mengembangkan antibodi yang cukup adalah rentan untuk tertular kembali.

Melansir dari Reuters, Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato mengatakan di parlemen, bahwa pemerintah perlu mengawasi kondisi pasien virus corona yang sudah dipulangkan, karena para ahli kesehatan menganalisis implikasi pengujian positif virus corona setelah pemulihan awal. 

Jumlah kasus di Jepang naik pada hari Kamis 27 Februari 2020 menjadi lebih dari 200 kasus, naik dari penghitungan resmi 186 pada hari Rabu lalu. Di pulau Hokkaido, pulau utama di utara Jepang, dipastikan ada 15 kasus baru, termasuk dua anak di bawah usia 10 tahun.

Pemerintah Jepang mendesak agar pertemuan besar dan acara olahraga dibatalkan atau dibatasi selama dua minggu untuk mengendalikan penyebaran virus corona di mana Olimpiade Musim Panas tahun 2020 akan berlangsung di Tokyo. Namun demikian, penanganan Jepang  terhadap virus corona menuai kritik yang semakin meningkat, termasuk dari politisi oposisi.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe seperti dikutip Kyodo News mengatakan, pemerintah Jepang berencana menutup semua sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah umum di seluruh Jepang pada bulan Maret untuk mengekang penyebaran virus corona serta”kesehatan dan keamanan anak-anak.”  (Vv)

FOTO : Seorang karyawan memeriksa masker wajah sekali pakai pada jalur produksi pabrik Yokoi Co. Ltd. di Nagoya, Jepang pada 06 Februari 2020. (Tomohiro Ohsumi / Getty Images)

Video Rekomendasi :