Gajah yang Berkeliaran di Desa Mabuk Anggur Jagung 30 Kg dan Tertidur di Kebun Teh

Karantina dan penguncian beberapa negara besar di dunia, akibat pandemi Covid-19, telah menyebabkan salah satu efek terbesar di dunia dalam sejarah.

Penurunan drastis pencemaran Nitrogen Dioksida membuat angsa dan lumba-lumba yang kembali ke kanal-kanal di Venesia, Italia, menunjukkan seberapa besar dampak tidak adanya aktivitas manusia terhadap ibu alam, tetapi itu sembua belum selesai.

Sesuai dengan halaman Facebook Epicalyptic, sekelompok 14 gajah tampaknya telah berkeliaran di sebuah desa di Yunan, Tiongkok, untuk mencari jagung dan makanan lain, hanya untuk menemukan 30kg anggur jagung dan minum semuanya.

(Foto: Facebook)

Gajah-gajah itu kemudian ditemukan dalam keadaan mabuk di kebun teh terdekat, dengan senyum manis di wajah mereka.

Dalam laman Facebook itu terrulis,: “Ketika manusia melakukan isolas diri, sekelompok 14 gajah masuk ke sebuah desa di Provinsi Yunan, mencari jagung dan makanan lainnya. Mereka akhirnya minum 30kg anggur jagung dan mabuk sehingga mereka tertidur di kebun teh terdekat. “

Meskipun sayangnya, senyum pada wajah-wajah gajah yang mabuk ini hanya menunjukkan betapa kita masih perlu bekerja untuk memulihkan hutan mengingat efek dari deforestasi yang menyebabkan gajah-gajah malang ini harus menjelajahi desa untuk mencari makanan.

(Foto: Facebook)

Oleh karena itu, sebanyak isolasi telah membantu, kita perlu berbuat lebih banyak. Tanam lebih banyak pohon, hentikan pengembangan lahan yang tidak perlu terutama ketika ada begitu banyak proyek terbengkalai yang dapat digunakan kembali dan dirancang ulang.

Wabah COVID-19 mungkin merupakan tanda yang kita butuhkan untuk berhenti bersikap acuh tak acuh terhadap apa yang telah kita lakukan pada planet ini.(yn)

Sumber: worldofbuzz

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/PlUtzyRD0YE