Warga Sichuan, Tiongkok Ini Gemakan ‘Bubarkan Partai Komunis’

Virus komunis Tiongkok telah merebak dari kota Wuhan, Tiongkok ke seluruh dunia. Namun, komunis Tiongkok terus berupaya menutupi kenyataan tentang epidemi tersebut. Parahnya, membuat desas-desus untuk mengalihkan perhatian dan mengkambing-hitamkan pihak lain. Hal ini menjadi api yang menyulut kemarahan masyarakat Tiongkok yang masih memiliki hati nurani. Setelah beberapa orang Tionghoa perantauan mengungkapkan secara terbuka permintaan maaf atas ucapan ngawur komunis Tiongkok kepada Amerika Serikat dan dunia, seorang warga Sichuan bernama Zhao Kai bahkan dengan menanggung risiko ditangkap, merekam dan mempublikasikan sebuah video yang menyerukan pembubaran Gòngchǎndǎng atau Partai Komunis Tiongkok demi masa depan generasi mendatang.

oleh Hong Ning, Ling Yun

Zhao Kai dalam rekaman videonya menyerukan kepada semua rakyat Tiongkok dan anggota Partai Komunis Tiongkok yang memiliki hati nurani dan rasa keadilan, untuk tampil berjuang demi pembubaran Partai Komunis.

Zhao Kai mengatakan bahwa walaupun coronavirus cukup mengerikan, tetapi ideologi ateisme, komunisme dan Marxisme-Leninisme jauh lebih mengerikan. Karena Marxisme-Leninisme adalah virus epidemi spiritual yang mengakibatkan bencana manusia pada tempat di mana virus epidemi spiritual itu berada. Karena itu Zhao Kai menyerukan agar semua rakyat Tiongkok untuk tampil memperjuangkan pembubaran Partai Komunis demi masa depan anak-anak dan cucu. 

Setelah Zhao Kai memposting rekaman video tersebut di Twitter, langsung mendapat dukungan dan penyebarannya.

Dalam wawancara dengan Epoch Times, Zhao Kai mengatakan : “Partai Komunis adalah virus epidemi spiritual, komunisme, Marxis-Leninis, epidemi spiritual merah yang ateistik. Setelah virus epidemi spiritual ini menjangkiti Tiongkok dari tahun 1949 hingga saat ini, musibah datang silih berganti seperti Kelaparan Besar, Revolusi Kebudayaan, Gerakan Menindas Kontrarevolusioner, Kampanye Tiga-Anti dan Lima-Anti, Peristiwa Tiananmen 4 Juni, korupsi, pejabat dengan anggota keluarganya yang diungsikan ke luar negeri, dan sebagainya.” 

Ia juga mengatakan “Gerakan dan kampanye tersebut merupakan bencana bagi seluruh rakyat Tiongkok, dan itu juga telah menyebabkan banyak kerusakan terhadap dunia”.

Zhao Kai mengatakan : “Dunia telah memberikan kesempatan kepada Tiongkok untuk masuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dengan harapan agar rakyat Tiongkok dapat hidup lebih baik, untuk kemudian beralih ke sistem demokrasi dan secara alami berintegrasi ke dalam tatanan dunia yang beradab. Tetapi balas budi yang diberikan Partai Komunis Tiongkok kepada dunia justru adalah penyebaran virus epidemi. Bencana ini Ini terlalu besar”.

Ia juga percaya, bahwa kekuatan internasional (yang berkeadilan) seharusnya membantu Tiongkok untuk membubarkan Partai Komunis, ini tidak saja baik bagi Tiongkok. Akan tetapi juga bermanfaat bagi seluruh dunia. Jika tidak, itu adalah ancaman besar bagi sistem peradaban dunia.

Berbicara tentang niat aslinya untuk mengedarkan rekaman video tersebut, Zhao Kai mengatakan : “Di saat masih berkesempatan untuk menghimbau dilakukannya perubahan, bahkan dengan suara yang lemah, kita harus menyerukan perubahan. Jika situasi ini tidak diubah, harga yang dibayarkan di kemudian hari akan jauh lebih besar daripada sekarang, dan itu akan menyebabkan bencana dan kerusakan besar bagi semua generasi mendatang”.

Zhao Kai mengatakan, bahwa dirinya percaya pembubaran Partai Komunis bukan tidak  mungkin, apalagi masih ada juga sejumlah anggota partai yang berhati nurani. Karena itu, ia ingin menyuarakan hal itu, meskipun hanya memainkan peran kecil. Ia berharap dapat melangkah ke arah itu.

Zhao Kai juga mengatakan, pembubaran Partai Komunis tidak akan membuat Tiongkok guncang, walau muncul turbulensi kecil dalam tempo pendek dengan sedikit biaya yang perlu dibayar. Tetapi tidak sekarang, kelak pun harus membayarnya. Generasi yang sekarang tidak mau membayar, generasi berikutnya harus membayar. Semakin mengulur pembayarannya semakin mahal harganya.

Selain itu, ia percaya bahwa setiap warga Tiongkok yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab, yang mana seharusnya berpartisipasi dalam perjuangan ini untuk membebaskan anak cucu kita dari belenggu penguasaan oleh virus epidemi spiritual merah dan terus menjalani cuci otak. 

Pria itu mengatakan : “Kehidupan kita sebagai warga negara Tiongkok sangat keras. Kita tidak memiliki tunjangan medis, asuransi sosial, atau pensiun. Biaya-biaya itu tidak sanggup kita pikul. Dalam situasi ekonomi yang sulit seperti saat ini, kita sudah tidak dapat bertahan lagi. Satu-satunya jalan hidup yang masih tersisa, adalah dengan membubarkan Partai Komunis. Tidak ada jalan lain.”

Zhao Kai percaya bahwa sekalipun untuk alasan kemanusiaan, Partai Komunis juga harus dibubarkan.

Menimbang bahwa dirinya mungkin ditangkap bahkan dipenjara oleh rezim yang berkuasa karena alasan tersebut, maka Zhao Kai kemudian menyatakan dalam video rekamannya bahwa ia berada dalam kondisi sehat, tidak demam atau gejala lainnya. Ia sudah lama mengisolasi diri dalam rumah. Ia mengaku beragama, sehat mental, tidak ada gangguan psikologis dan tidak akan bunuh diri. (Sin/asr)