Bab XIII – Membajak Media (Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita)

3. Bias Sayap-Kiri Di Antara Para Profesional Media

Kebanyakan orang Amerika Serikat ragu akan keakuratan pelaporan media. Survei telah menunjukkan bahwa 47 persen orang Amerika Serikat merasa bahwa media condong ke arah liberal. Sebagai perbandingan, hanya 17 persen orang Amerika Serikat berpikir bahwa ada bias konservatif. [17] Kemudian muncul pertanyaan: Dengan industri berita menjadi bidang yang kompetitif, bagaimana mungkin bias yang seragam seperti itu ada?

Meskipun wartawan dan editor memiliki pandangan politik dan sosial masing-masing, hal ini tidak harus tercermin dalam pelaporannya. Karena objektivitas dan netralitas adalah prinsip utama etika jurnalisme, laporan berita tidak boleh diwarnai oleh pendapat pribadi. Dengan prinsip pasar normal, bias apa pun yang ada harus diimbangi dengan munculnya pesaing baru yang lebih netral.

Kenyataannya adalah lebih rumit. Buku ilmuwan Amerika Serikat Tim Groseclose pada tahun 2012 dengan judul Left Turn : How Liberal Media Bias Distorts the American Mind atau Berbelok Ke Kiri: Bagaimana Bias Media Liberal Merusak Pikiran Orang Amerika Serikat menggunakan metode ilmiah yang ketat untuk menganalisis kecenderungan politik media besar Amerika Serikat. Temuannya mengungkapkan bahwa kecenderungan politik media Amerika Serikat pada tren rata-rata sangat menuju liberalisme dan progresivisme – paling kiri dari warga pemilih biasa. Media “arus utama” lebih jauh dari rata-rata ini. [18]

Buku ini menjelaskan bahwa mayoritas profesional media adalah liberal, yang secara obyektif, memberi tekanan pada tradisionalis di lapangan. Sejumlah kecil kaum konservatif yang bekerja di perusahaan media liberal dipandang sebagai “agak jahat atau tidak manusiawi,” menurut Tim Groseclose. Bahkan jika tidak dipaksa keluar dari pekerjaan, kaum konservatif tidak berani mengemukakan pandangan politiknya di depan umum, apalagi mempromosikan sudut pandang konservatif dalam bentuk cetak atau di televisi. [19]
Bias sayap Kiri menghambat mahasiswa dengan sudut pandang konservatif untuk memilih jurnalisme sebagai jurusannya, atau mendapatkan pekerjaan di media setelah lulus. Komunitas profesional media mengecualikan pandangan yang tidak sejalan dengan bias liberalnya, sehingga membentuk ruang gema politik. Individu dalam komunitas ini melihat dirinya sebagai elit yang berbelas kasih dan cerdas di garis depan pembangunan masyarakat, sambil memandang rendah warganegara biasa sebagai rakyat jelata yang keras kepala.

Tetapi media arus utama tidak selalu mewakili pendapat arus utama sosial. Jajak pendapat tahun 2016 yang dilakukan oleh Gallup membuktikan hal ini. Menurut jajak pendapat tersebut, 36 persen warga Amerika adalah konservatif, sementara jumlah liberal lebih dari 25 persen. [20] Artinya, jika media secara akurat mencerminkan pandangan mayoritas warganegara, maka media secara keseluruhan tidak akan condong ke Kiri.

Bungkam media Kiri jelas bukan hasil dari kehendak populer. Malahan, berasal dari balik layar yang mendorong agenda politik yang dimaksudkan untuk menggeser seluruh demografis ke politik Kiri. Ini juga dijelaskan dalam jajak pendapat tersebut – secara keseluruhan, warganegara mengubah pandangannya menjadi lebih liberal dan progresif. Kesenjangan antara konservatif dan liberal pada tahun 1996 adalah 22 persen; pada tahun 2014, jumlahnya 14 persen; dan pada tahun 2016, jumlahnya 11 persen. Proporsi kaum konservatif tetap stabil, tetapi banyak di tengah-tengah telah dikonversi ke Kiri. Media arus utama memiliki peran yang tidak dapat disangkal dalam transformasi demografis ini, yang pada gilirannya, mempertahankan bias ideologis media.

Ada juga beberapa masalah ketika melihat afiliasi partisan profesional media. Di Amerika Serikat, Partai Demokrat dikaitkan dengan Kiri sementara Partai Republik cenderung bersandar ke Kanan. Menurut survei tahun 2014 oleh The Washington Post, 28,1 persen personil media di Amerika Serikat adalah Partai Demokrat dibandingkan dengan hanya 7,1 persen yang diidentifikasi sebagai Partai Republik. [21]

Mayoritas orang yang bekerja di surat kabar utama dan stasiun TV adalah kaum kiri, baik pemilik organisasi ini atau pun wartawan dan komentator. Bias mereka adalah jelas. Selama pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2016, lima puluh tujuh dari seratus surat kabar terbesar di negara itu – membuat sirkulasi gabungan tiga belas juta – secara terbuka mendukung kandidat Demokrat. Hanya dua dari seratus, dengan sirkulasi 300.000 suara di antara mereka, yang mendukung kandidat Partai Republik. [22]

Mengapa media sejauh ini condong ke kiri? Pada tahun 1960-an, negara Amerika Serikat sangat dipengaruhi oleh ideologi komunis, di mana gerakan sosial sayap Kiri radikal menggempur Amerika Serikat. Mahasiswa radikal pada periode itu kemudian memasuki media, komunitas akademik, masyarakat kelas atas, lembaga pemerintah, dan kancah seni, sehingga membangun kendali atas wacana publik.

Mayoritas profesor universitas adalah kaum Kiri, seperti dibahas pada Bab 12. Diisi dengan ideologi sayap Kiri, departemen jurnalisme dan sastra telah membawa generasi lulusan di bawah pengaruhnya. Pekerja media tidak dibayar dengan gaji tinggi, melainkan mengandalkan rasa idealis mereka untuk bertahan di lapangan. Idealisme ini telah menjadi alat untuk mengubah media menjadi basis operasi sayap Kiri.

Seiring dengan media berita, industri film juga dikepung. Hollywood telah menjadi benteng propaganda sayap Kiri. Dengan menggunakan teknik produksi dan narasi yang canggih, produsen berhaluan Kiri mempromosikan ideologi Kiri yang telah mencapai seluruh dunia. Tema utama film Hollywood biasanya tampaknya memfitnah kapitalisme dan menekankan konflik kelas, sambil memuji perilaku tidak bermoral atau sentimen anti-Amerika.

Penulis Ben Shapiro mewawancarai banyak bintang film dan produser di Hollywood dan menulis sebuah buku berjudul Primetime Propaganda : The True Hollywood Story of How the Left Took Over Your TV atau Propaganda Jam Tayang Utama: Kisah Hollywood Sejati Mengenai Bagaimana Orang-Orang Kiri Menguasai TV Anda. Menurut Ben Shapiro, seorang produser terkenal mengatakan bahwa dalam profesi ini, liberalisme adalah 100 persen dominan, dan siapa pun yang menyangkal hal ini adalah bercanda atau tidak mengatakan yang sebenarnya. Ketika ditanya apakah memiliki sudut pandang politik yang berbeda dapat menghambat pengejaran seseorang dalam industri film, Ben Shapiro menjawab, “Tentu saja.”

Seorang produser terkenal secara terang-terangan mengakui bahwa Hollywood telah menjual pandangan politik liberal melalui karya-karyanya: “Saat ini hanya ada satu perspektif. Dan itu adalah perspektif yang sangat progresif.”[23] Produser serial televisi mengenai polisi kriminal mengakui bahwa ia secara sengaja menunjukkan lebih banyak orang kulit putih sebagai penjahat karena ia tidak “ingin berkontribusi pada stereotip negatif.”[24]

Ben Shapiro berpendapat bahwa nepotisme di Hollywood lebih bersifat ideologis daripada keluarga: Teman menggaji teman dengan pandangan ideologis yang sama. Keterbukaan di mana kerumunan Hollywood mengakui diskriminasi anti-konservatifnya di dalam industri itu adalah mengejutkan. Mereka yang berbicara mengenai toleransi dan keberagaman tidak memiliki toleransi ketika harus menghormati keragaman ideologi. [25]