Perspektif Pandemi: Mengapa Ekuador Memiliki Wabah yang Serius?

Theepochtimes.com- Pemandangan memilukan terjadi di Guayaquil, Ekuador yang dilanda virus Partai Komunis Tiongkok atau corona virus Wuhan. Setiap hari, ada sekitar 150 mayat yang meninggal akibat virus pandemi mematikan itu. 

Jorge Wated, pemimpin gugus tugas pemerintah Ekuador, mengatakan kepada surat kabar El Universo bahwa karena kamar mayat di Guayaquil sudah penuh, begitu banyak mayat ditaruh di trotoar dan di dalam rumah.

“Guayaquil saat ini adalah awan kelabu yang besar,” komentar María Leonor Inca, seorang wartawan  yang berbasis di Ekuador, melalui twitter pada tanggal 2 April 2020.

Meskipun Ekuador secara geografis jauh dari pusat wabah Tiongkok, mengapa Ekuador sangat terpukul oleh virus  Komunis Tiongkok itu?

Artikel tajuk rencana The Epoch Times bahasa Inggris yang arti judulnya, “Di Mana Ada Ikatan Erat Dengan Komunis Tiongkok, Maka Coronavirus Menguntit,” menunjukkan bahwa semua kawasan terparah yang terkena dampak Coronavirus di luar Tiongkok memiliki kesamaan yakni  hubungan yang dekat atau menguntungkan dengan rezim komunis di Beijing.”

Itu terbukti, ada unsur ramah terhadap Beijing dalam politik Ekuador.

Kerjasama Strategis antara Ekuador dengan  Komunis Tiongkok

Pada bulan Januari 1980,  Komunis Tiongkok menjalin hubungan diplomatik dengan Ekuador. Tiongkok dan Ekuador membentuk sistem “konsultasi politik” pada tahun 1997, yang diadakan setiap  dua tahun sekali.

Pada tanggal 8 November 2007 silam, Provinsi El Oro di Ekuador dan Provinsi Hubei di Tiongkok secara resmi menjalin hubungan sister-province.

Pada bulan Desember 2010, Institut Konfusius yang didanai Tiongkok di 

Universitas San Francisco Quito didirikan bersama dengan Universitas Petroleum Tiongkok di Beijing.

Pada bulan Januari 2015, Presiden Ekuador saat itu Rafael Vicente Correa Delgado mengunjungi Tiongkok. Tiongkok dan Ekuador membangun kemitraan yang strategis. Pada bulan November 2016, Ekuador dan Tiongkok meningkatkan hubungannya menjadi “kemitraan strategis yang komprehensif.”

Pada bulan Agustus 2016, Ekuador dan Tiongkok membebaskan persyaratan visa untuk warganegaranya dalam upaya meningkatkan pariwisata dua arah. Ekuador adalah negara Amerika Latin pertama yang melakukan hal tersebut.

Pada tanggal 12 Desember 2018, Presiden Ekuador Lenin Moreno Garces mengunjungi Tiongkok.

Menurut laporan media pemerintah Tiongkok, kedua pemimpin menyaksikan penandatanganan  beberapa dokumen kerja sama, mencakup nota kesepakatan untuk bergabung mempromosikan Sabuk dan Jalur yang dikenal sebagai One Belt, One Road – OBOR, inisiatif Beijing untuk membangun proyek infrastruktur yang melintasi Amerika Latin, Afrika,  Asia tengah dan selatan.

Tiongkok menyambut Ekuador untuk mempromosikan kerja sama antara kedua belah pihak di bidang infrastruktur, pertanian, teknologi informasi, dan energi baru.

Saat ini, Tiongkok juga merupakan mitra dagang terbesar ketiga bagi Ekuador.

Perusahaan Tiongkok di Ekuador

Menurut media Tiongkok, saat ini, lebih dari 90 perusahaan Tiongkok beroperasi di Ekuador, dengan proyek yang mencakup konservasi air dan tenaga air, jalan dan jembatan, tambang tembaga, keselamatan publik, dan bidang lainnya.

120 Kilometer utara ibukota Quito terdapat kota Yachay. Pada tanggal 25 November 2015, China Gezhouba Group Company menandatangani kontrak fase I untuk dibangun Lembah Silikon untuk Ekuador di Yachay. 

Proyek tersebut mencakup perencanaan dan perancangan sejumlah pusat penelitian teknologi, laboratorium, dan universitas, yang diintegrasikan dengan taman industri dan zona pengembangan pariwisata. Seluruh proyek tersebut diharapkan rampung pada tahun 2049.

Pada tanggal 16 Agustus 2016, Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas meresmikan kabel serat optik pertama Ekuador, yang dibangun dengan bantuan Tiongkok, di selatan Provinsi Guaya. Wang Yulin, Duta Besar Tiongkok untuk Ekuador juga menghadiri upacara peresmian itu.

Pabrik serat optik adalah hasil usaha patungan Holding Telconet Ekuador dengan Fiberhome Technologies Tiongkok.

Ini adalah pabrik kabel serat optik terbesar yang dibangun Tiongkok di Amerika Latin. Jumlah investasi seluruhnya diperkirakan sebesar USD 15 juta hingga USD  20 juta.  Kementerian Perdagangan Tiongkok menyebutkan Fiberhome Technology Group menyumbang 51 persen saham, sementara Holding Telconet memiliki 49 persen saham.

Pada tanggal 18 Juli 2019, Presiden Ekuador Lenín Moreno menghadiri ujian pertama 5G, atau generasi kelima, teknologi di Quito, disajikan oleh raksasa telekomunikasi Tiongkok Huawei dan Perusahaan Telekomunikasi Nasional Ekuador. Lenín Moreno memuji kemajuan teknologi Tiongkok di acara itu.

Membatalkan Pertunjukan Shen Yun

Pada tahun 2015, Shen Yun Performing Arts yang berbasis di New York dijadwalkan untuk menampilkan sebuah produksi drama tari “Raja Kera” di ibukota Ekuador.

Namun, kurang dari seminggu sebelum pertunjukan tersebut, Rumah Budaya Ekuador menghentikan kegiatan di Teater Nasional, yang berdampak pada pertunjukan Shen Yun yang direncanakan tampil pada tanggal 23 dan 24 Mei 2015.

Alejandro Nadal, juru bicara presenter Shen Yun di Ekuador, mengatakan Fundamedios.org, kelompok advokasi pers setempat, menunda kegiatan yang bersifat ilegal, padahal Shen Yun memiliki semua izin yang relevan. 

Alejandro Nadal mengatakan bahwa ia percaya peristiwa itu merupakan bagian tujuan eksplisit oleh Kedutaan Besar Tiongkok di Ekuador untuk membatalkan pertunjukan Shen Yun.

Kedutaan Besar Tiongkok di Ekuador diduga mencari cara untuk membatalkan acara tersebut selama sebulan terakhir. 

“Kami berusaha memberitahu Rumah Budaya Ekuador dengan segala cara yang memungkinkan Rumah Budaya Ekuador melanggar kebebasan berekspresi rakyat Ekuador, bahwa Rumah Budaya Ekuador menyensor kebudayaan di negara Ekuador yang demokratis dan melakukan hal tersebut demi sebuah negara asing,” kata Alejandro Nadal.

Menurut Shen Yun Performing Arts, teater tempat pertunjukan Shen Yun sering ditekan oleh pejabat Tiongkok setempat untuk membatalkan pertunjukan Shen Yun. Itu  kali pertama Shen Yun dibatalkan di Amerika Latin.

Komunis Tiongkok  memperluas sensornya di luar negeri, dan pemerintah Ekuador menyerah pada tuntutannya.

Pejabat Ekuador malah menghadiri pertunjukan yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Tiongkok, seperti presentasi Tahun Baru Imlek pada bulan Februari 2016 dengan kelompok seni dari Provinsi Henan Tiongkok, dan gala pada bulan Januari 2020 di Kedutaan Besar Tiongkok untuk memperingati 40 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. Banyak pejabat tinggi Ekuador hadir, termasuk Menteri Kebudayaan, Menteri Pertahanan Nasional, dan Menteri Pendidikan.

Bendungan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air

Bendungan Coca Codo Sinclair adalah proyek pembangkit listrik tenaga air di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan OBOR  Komunis Tiongkok di Ekuador. 

Bendungan itu dibangun sekitar 75 kilometer   timur ibukota Quito, di Sungai Coca. Itu adalah energi terbesar proyek di Ekuador.

Bendungan itu dibangun oleh Sinohydro Corporation milik negara Tiongkok dengan biaya USD 2,25 milyar. Tiongkok memberi Ekuador pinjaman USD 1,68 miliar untuk menutupi 85 persen biaya sekitar USD 2 miliar, dengan bunga 6,9 persen.

Proyek tersebut dikritik karena pembengkakan biaya, kelemahan teknis, dan korupsi. 

Ekuador juga menghadapi defisit anggaran yang sangat besar karena pinjaman yang diterima dari Tiongkok. Membayar bunganya saja mengharuskan Ekuador membayar USD 125 juta setiap tahun kepada Tiongkok  selama 15 tahun.

Uji kekuatan penuh gagal saat  bendungan tersebut dibuka pada tahun 2016.

New York Times melaporkan banyak masalah pada bendungan tersebut pada laporan bulan Desember 2018. 

Disebutkan bahwa bendungan raksasa itu, dibiayai dan dibangun oleh Tiongkok, seharusnya memenuhi  ambisi besar Ekuador, memecahkan masalah energi yang dibutuhkan Ekuador dan membantu mengangkat negara kecil di Amerika Selatan itu keluar dari kemiskinan. Sebaliknya, bendungan tersebut  menjadi bagian skandal nasional yang melanda Ekuador yaitu korupsi dan jumlah utang yang membahayakan dan masa depan yang tertambat pada Tiongkok.

Dikatakan laporan New York Times itu bahwa hampir setiap pejabat tinggi Ekuador yang terlibat dalam konstruksi bendungan dipenjara atau dihukum dengan tuduhan suap, termasuk seorang mantan wakil presiden, seorang mantan menteri listrik dan bahkan seorang mantan pejabat antikorupsi yang memantau proyek tersebut, yang tertangkap terekam berbicara mengenai suap yang diberikan Tiongkok. 

LA Times, memperoleh laporan tahun 2018 yang dikeluarkan oleh kantor pengendali pemerintah Ekuador. Laporan itu mengatakan bahwa kontraktor Tiongkok untuk proyek tersebut mengabaikan ketentuan dalam kontrak yang menyebutkan  bahwa bendungan dibangun sesuai dengan standar kaku yang ditetapkan oleh Masyarakat Insinyur Mekanis Amerika Serikat. 

Laporan pemerintah Ekuador juga mengungkapkan praktik oleh Sinohydro Corp, menurut LA Times, mencakup proyek itu dengan menggunakan metode bahan bangunan dan konstruksi di bawah standar yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dipahami. Juga mencakup kawat las dengan mutu yang lebih rendah. 

“Orang Tiongkok menggunakan baja berkualitas buruk dan memecat inspektur yang menyuruh untuk mengganti baja tersebut,” kata mantan Menteri Energi Fernando Santos memberitahu LA Times.

Namun,  Komunis Tiongkok  menghindari untuk membahas  kelemahan proyek tersebut dan korupsi di balik bendungan itu.  Komunis Tiongkok memuji “keberhasilan” proyek tersebut, menyebut proyek itu adalah proyek yang penting bagi perusahaan Tiongkok.

Keterangan Gambar: Seorang pasien yang dites positif terkena virus corona baru dibawa dengan tandu ke ruang gawat darurat Rumah Sakit IESS Sur di Quito, Ekuador, pada 18 April 2020. (Rodrigo Buendia / AFP via Getty Images)

vivi/rp 

Video Rekomendasi