Kim Jong-un Disebut Pura-Pura Meninggal Dunia, Ungkap Pembangkang Korut Yeonmi Park

NTD, oleh Li Yun

Yeonmi Park yang populer dengan buku karangannya berjudul ‘In Order To Live’ dan tur dunia untuk berpidato pada 27 April lalu mengungkapkan lewat akunnya di Facebook, bahwa agar tidak mengecewakan para pendukungnya, dirinya merasa berkewajiban untuk memberitakan kebenaran tentang Kim Jong-un.

Yeonmi Park yang sudah lama prihatin dengan hak asasi manusia menyebutkan bahwa menurut informasi yang ia miliki, Kim Jong-un tidak meninggal dunia atau sakit, hanya karena takut tertular pneumonia komunis Tiongkok, ia bersembunyi. Dia akan segera kembali untuk membuktikan bahwa kita salah.

Park menjelaskan bahwa dirinya berharap informasi tersebut salah, tetapi informasi diperoleh dari sumber yang berkredibilitas tinggi. 

Park juga menyinggung soal kebohongan yang disebarkan oleh pihak berwenang Korea Utara yang mengklaim bahwa tak seorang pun dari warganya yang tertular virus komunis Tiongkok, padahal situasinya sekarang sudah di luar kendali.

Media resmi Korea Utara selama beberapa hari ini, melaporkan berita tentang Kim Jong-un, tetapi tidak disertai foto dirinya. Hal ini tidak biasa.

Menurut analisis foto satelit  yang dilakukan oleh lembaga penelitian Korea Utara, sejak 21 hingga 23 April, kereta api eksklusif Kim Jong-un berhenti di stasiun Wonsan di mana terdapat Resor keluarga Kim. Tetapi analis tidak dapat menentukan apakah Kim Jong-un berada di Wonsan.

Menurut laporan media ‘Tokyo Shimbun’ pada 23 April lalu,  bahwa seorang sumber yang mengetahui situasi di Korea Utara mengatakan bahwa ada pengikut Kim Jong-un di Pyongyang yang terinfeksi virus komunis Tiongkok, Kim Jong-un khawatir tentang situasi keamanan, jadi ia pindah dari Pyongyang ke Kota Wonsan, ibukota Provinsi Gangwon.

Seorang pejabat senior Jepang mengatakan bahwa ini adalah isolasi mandiri Kim Jong-un. Usai menghadiri Konferensi di Pyongyang pada 11 Maret, ia langsung pergi ke vila khususnya yang berada di Wonsan.

Laporan menyebutkan, meskipun pemerintah Korea Utara telah berulang kali mengklaim bahwa tidak ada warganya yang tertular virus komunis Tiongkok, namun pada kenyataannya untuk memberlakukan lockdown perbatasan antara Korea Utara dengan Tiongkok yang panjangnya 1.300 kilometer, nyaris tidak mungkin terlaksana.

Sebuah artikel yang ditulis oleh Komite Investigasi Hak Asasi Manusia Korea Utara atau The Committee for Human Rights in North Korea)pada bulan April menyebutkan bahwa situasi epidemi di Korea Utara jauh lebih serius daripada yang diperkirakan orang. Tidak hanya karena sistem medis Korea Utara sangat rapuh, tetapi juga karena rakyat Korea Utara sejak lama berada dalam kondisi kurang gizi dan kekebalan mereka rendah. Sehingga warga yang positif terinfeksi dan meninggal dunia mungkin sudah mencapai hampir 3 juta orang.

Pada 26 April, ‘Washington Post’ memberitakan bahwa rakyat Korea Utara sendiri sudah mulai menyadari “hilangnya” pemimpin besar mereka. Sedangkan para elit Korea Utara yang mendukungnya juga mendengar berbagai rumor.

Di kota Pyongyang, warga berbondong-bondong menyerbu toko-toko untuk membeli produk impor, ikan kaleng, rokok dan sebagainya. Terjadi kepanikan pembelian mulai dari bubuk deterjen, beras, produk elektronik hingga minuman keras.

Laporan mengutip ucapan sumber yang mengatakan bahwa, helikopter terus berputar-putar dengan ketinggian rendah di atas udara kota Pyongyang. Seluruh jalur kereta api baik yang menghubungi kota dalam negeri maupun yang menghubungi kota di perbatasan bagian utara Tiongkok sudah tidak beroperasional.

Thae Yong-ho, pembangkang yang mantan diplomat Korea Utara kepada Reuters mengatakan, di masa lalu, para pejabat Korea Utara segera memberikan tanggapan bila ada keraguan terhadap keberadaan Kim Jong-un. Selain itu, menunjukkan bahwa ia masih hidup dan sehat. Akan tetapi, kali ini di luar dugaan mereka memilih bungkam.

Ia menegaskan bahwa selama Kim Jong-un berkuasa, ia belum pernah absen dalam acara Festival Matahari pada 15 April. Hal ini mengartikan bahwa sedang terjadi sesuatu pada diri Kim Jong-un.

Selain itu, sejumlah fenomena tidak biasa muncul di Korea Utara. Seperti lockdown kota Pyongyang telah diberlakukan sejak beberapa hari yang lalu. Berbagai keadaan menunjukkan bahwa kegiatan di Pyongyang kini telah terhenti. Dengan mempertimbangkan situasi Pyongyang saat ini dan aspek militer lainnya, jelas ada yang tidak beres di Pyongyang.

Keterangan Gambar: Yeonmi Park, pembangkang Korea Utara mengungkapkan bahwa Kim Jong-un sebenarnya berpura-pura mati. (Andrew Toth/Getty Images)

(Sin/asr)

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=asMdAEZv2qA