Trump Perintahkan Seluruh Tempat Ibadah Dibuka Lagi, AS Membutuhkan Lebih Banyak Doa

Zachary Stieber

ETIndonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan kepada seluruh gubernur di negara bagian harus membiarkan gereja dan rumah ibadah lainnya dibuka kembali pada akhir pekan ini.

“Saya meminta para gubernur untuk mengizinkan gereja-gereja dan tempat-tempat ibadah kami dibuka sekarang juga,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Washington, Sabtu (23/5/2020).

“Para gubernur perlu melakukan hal yang benar dan membiarkan tempat-tempat yang sangat penting ini dibuka sekarang juga. Jika mereka tidak melakukannya, saya akan memperingatkannya. Amerika membutuhkan lebih banyak doa, bukan lebih sedikit,” tambahnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengeluarkan pedoman bagi tempat ibadah atas arahan Trump, yang meliputi merekomendasikan penggunaan masker, sering mencuci tangan, dan pembersihan secara intensif, disinfeksi, dan ventilasi.

Trump mengungkapkan ada Gubernur yang lebih mengutamakan pembukaan toko minuman keras dan klinik aborsi dibandingkan dengan rumah ibadah. Menurut Trump, tindakan “Itu tidak benar” yang digambarkan sebagai kondisi “ketidakadilan.”

Banyak gubernur di negara bagian  mengizinkan kebaktian di gereja dengan membatasi jumlah orang yang diizinkan untuk berkumpul. Gubernur lainnya masih terus melarang layanan ibadah secara langsung. Di beberapa negara, layanan drive-in digelar untuk mematuhi pembatasan yang diterapkan dalam upaya untuk memperlambat penyebaran virus komunis Tiongkok.

Ada pendeta dan jemaat yang mengajukan gugatan untuk menentang perintah di berbagai negara bagian, setelah gubernur setempat hanya memberlakukan persyaratan yang ketat pada rumah ibadah dibandingkan dengan  tempat lainnya. Beberapa gugatan diantaranya  berhasil dimenangkan.

Seorang hakim federal memutuskan kepada jamaah gereja di North Carolina untuk melanjutkan layanan dalam ruangan tanpa batas, itu setelah Gubernur Demokrat Roy Cooper mencoba membatasi pertemuan dalam ruangan menjadi 10 orang atau kurang, sementara membiarkan sebagian besar dunia bisnis dengan keramaian 50 persen.

“Pengadilan ini tidak meragukan bahwa Gubernur bertindak dengan itikad baik untuk mengurangi penyebaran COVID-19 dan untuk melindungi orang-orang Carolina Utara. Tetapi pembatasan yang tak dapat dijelaskan diterapkan pada satu kelompok dan dikecualikan dari yang lain tak banyak membantu mencapai tujuan-tujuan ini dan berbuat banyak untuk membebani kebebasan beragama,” tulis Hakim Pengadilan Distrik A. James Dever III dalam keputusannya untuk perintah penangguhan sementara.

Sebuah gugatan yang diajukan oleh gereja-gereja dan individu-individu di Oregon, menyebabkan seorang hakim county memutuskan bahwa perintah dari Gubernur Demokrat Kate Brown batal demi hukum. Akan tetapi putusan itu dengan cepat diblokir oleh Mahkamah Agung Negara Bagian.

Pembatasan California terhadap gereja menarik perhatian dari Departemen Kehakiman AS, yang memperingatkan Gubernur Gavin Newsom bahwa perintahnya dapat mendiskriminasi komunitas agama.

Pendeta di sejumlah negara bagian telah didenda karena membuka kembali layanan ibadah karena melanggar pembatasan.

Trump mengatakan orang-orang ingin berkumpul di Gereja, Sinagog, dan Masjid. “Ini adalah tempat-tempat yang menyatukan masyarakat kita dan menyatukan orang-orang kita. Orang-orang meminta untuk pergi ke Gereja, Sinagog dan masjid mereka,” katanya.

Trump menyatakan keyakinannya bahwa para pendeta dan pemimpin agama lainnya akan memastikan jemaat mereka aman saat mereka berkumpul.  (asr)