Jaksa Agung AS Kecam Kerusuhan Saat Unjuk Rasa, Tuding Radikal Kiri dan Penghasut yang Berasal dari Luar

Theepochtimes.com- Jaksa Agung Amerika Serikat William Barr pada hari Sabtu 30 Mei 2020 mengutuk kerusuhan yang terjadi di kota-kota Amerika Serikat, di tengah unjuk rasa yang menuntut keadilan bagi kematian George Floyd.

William Barr mengatakan dalam konferensi pers bahwa kekerasan dalam unjuk rasa ini tampaknya telah “direncanakan, diorganisir, dan didorong” oleh kelompok-kelompok radikal dan penghasut. Mereka  berasal dari luar yang mengeksploitasi situasi untuk mencapai “agendanya untuk memecah belah dan menimbulkan kekerasan.”

William Barr mengatakan banyak dari orang-orang ini yang telah melakukan perjalanan keluar dari negara bagian, menggunakan siasat mirip-Antifa untuk mempromosikan kekerasan.

“Sayangnya, dengan kerusuhan yang terjadi di banyak kota di seluruh Amerika Serikat, suara-suara unjuk rasa damai dibajak oleh unsur radikal yang kejam,” kata jaksa agung tersebut.

Para pengunjuk rasa mencemooh pembatasan sosial yang terjadi di jalanan di Amerika Serikat untuk mengekspresikan kemarahan atas perlakuan terhadap George Floyd, yang meninggal dunia pada awal minggu di tahanan polisi Minneapolis.

Sebuah video yang beredar luas, menunjukkan George Floyd terbaring dan diborgol saat seorang petugas polisi dengan lututnya tampak menekan leher George Floyd selama hampir sembilan menit.

Rekaman itu menunjukkan George Floyd mengatakan kepada petugas polisi tersebut bahwa ia “tidak dapat bernapas” sebelum akhirnya tubuh tidak bergerak. 

Menurut laporan Departemen Pemadam Kebakaran Minneapolis, George Floyd tidak responsif dan “tidak berdaya” saat ia sedang diangkut ke ambulans oleh paramedis dari lokasi penangkapannya menuju rumah Sakit.

Petugas polisi yang terlihat dengan lututnya menekan leher George Floyd, Derek Chauvin, ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan tingkat-tiga dan pembunuhan tingkat-dua pada hari Jumat 29 Mei. 

Sejak itu, Derek Chauvin dan tiga petugas polisi lainnya yang terlibat dalam penangkapan George Floyd dipecat.

Insiden itu telah memicu unjuk rasa selama berhari-hari yang juga terdiri dari penjarahan bisnis dan kekerasan di Minneapolis, termasuk membakar kantor polisi.

Beberapa unjuk rasa di kota-kota lain pada hari Jumat 29 Mei, juga menunjukkan  kerusakan serupa termasuk bentrok dengan polisi, melanggar kompleks pemerintah, dan melempar benda ke arah petugas polisi di beberapa bagian negara.

William Barr mengakui kemarahan yang dirasakan oleh masyarakat Amerika Serikat. Ia mengatakan pertanggungjawaban atas kematian George Floyd harus diatasi, tetapi menekankan bahwa kematian George Floyd harus ditangani melalui sistem peradilan pidana biasa.

“Sistem itu bekerja dan bergerak dengan kecepatan luar biasa. Sudah diajukan awal tuduhan. Unjuk rasa tersebut terus bergerak maju. Keadilan akan dilayani,” kata William Barr.

Ia menekankan bahwa masyarakat dan jalanan “harus memiliki hukum dan ketertiban.” Ia mengatakan adalah tanggung jawab para pemimpin setempat dan negara bagian untuk menghentikan kekerasan. Ia menambahkan bahwa Kementerian Kehakiman akan mendukung semua upaya setempat.

Tetapi jaksa agung tersebut memperingatkan bahwa “adalah kejahatan federal untuk melewati batas negara bagian atau menggunakan fasilitas antar-negara bagian, yang mana untuk menghasut atau berpartisipasi dalam kerusuhan dengan kekerasan.”

Jaksa Agung AS mengatakan : “Kami akan menegakkan hukum ini.”

Sebelumnya pada hari Sabtu 30 Mei 2020, Walikota Minneapolis Jacob Frey dan Walikota St. Paul Melvin Carter mengatakan, bahwa sebagian besar perusuh yang terlibat dalam kehancuran berasal dari luar Minneapolis.

Jacob Frey mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa tampaknya Minneapolis berurusan dengan individu seperti penghasut negara dan anggota kejahatan terorganisir, dan kemungkinan aktor asing.

Melvin Carter mengatakan selama konferensi pers bahwa penegakan hukum “setiap orang” yang telah ditangkap pada hari Jumat malam di St. Paul, Minnesota, tampaknya berasal dari luar Minnesota.

Melvin Carter menjelaskan, “Apa yang kita lihat kini adalah sekelompok orang yang bukan dari Minnesota.”

Melvin Carter mengatakan : “Saat saya berbicara dengan teman-teman saya, yang telah lama berada dalam gerakan ini, yang bangun dalam gerakan ini setiap hari dan saya bertanya kepada mereka, apa yang mereka lihat, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka dengar dari seseorang. Saya mendengar mereka mengatakan, “Kami tidak kenal orang-orang ini. Kami tidak kenal orang-orang ini yang menghasut. Kami tidak kenal orang-orang ini yang menghasut kekerasan. Kami tidak tahu orang-orang ini yang pertama kali memecahkan jendela.”

“Dan orang-orang yang menggerakkan dan menghasut mengambil keuntungan, dari nyeri rasa sakit dari frustrasi atas kemarahan yang sangat nyata dan kesedihan yang sesungguhnya, di mana begitu banyak anggota masyarakat kita merasa membela terhadap penghancuran masyarakat kita.” 

Gubernur Minnesota Tim Walz mengumumkan pada hari Sabtu pagi 30 Mei 2020, bahwa ia berwenang untuk “sepenuhnya memobilisasi” Garda Nasional Minnesota untuk menanggapi kerusuhan hebat tersebut. Ia mengatakan bahwa 1.000 pasukan Garda Nasional akan berada di Minneapolis, selain 700 pasukan Garda Nasional yang sudah dikerahkan ke Minneapolis.

Sementara itu, Presiden Donald Trump pada hari Sabtu 30 Mei memperingatkan bahwa, orang-orang yang “melintasi garis negara bagian untuk menghasut kekerasan” dapat dituduh melakukan kejahatan federal.

“80% PERUSUH di Minneapolis tadi malam berasal dari LUAR MINNEAPOLIS.

Mereka merusak bisnis (terutama usaha kecil Afrika-Amerika), rumah, dan masyarakat penduduk Minneapolis yang baik dan pekerja keras yang menginginkan kedamaian, kesetaraan, dan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,” demikian cuitan Donald Trump di Twitter.

“Gubernur dan Walikota yang liberal harus JAUH lebih tangguh atau pemerintah federal akan turun tangan dan melakukan apa yang harus dilakukan, dan mencakup menggunakan kekuatan tanpa batas dari militer kita dan banyak penangkapan,” tulis presiden Donald Trump dalam sebuah pernyataan di Twitter.

Komentar William Barr menggemakan komentarnya yang sebelumnya dari hari Jumat 29 Mei 2020, di mana ia berkata bahwa Kementerian Kehakiman dan FBI sedang menyelidiki kasus George Floyd untuk menentukan apakah hukum federal hak-hak sipil dilanggar. 

Ia mengatakan penyelidikan federal adalah terpisah, akan tetapi paralel dengan penyelidikan yang dipimpin oleh jaksa penuntut negara. Yang mana, berada diproses yang menentukan apakah ada tuntutan pidana yang sesuai di bawah hukum negara, dan bahwa penyelidikan itu “berjalan cepat.”

Keterangan Gambar: Jaksa Agung William Barr berbicara di Konferensi Asosiasi Sheriff Nasional di Washington pada 10 Februari 2020. (Charlotte Cuthbertson / The Epoch Times)

(Vivi/asr)

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=EIvrMf0zy7s