Dokumen Internal yang Bocor Menunjukkan Hasil Uji Ratusan Pasien Virus Kembali Positif Setelah Pulih di Tiongkok

Oleh Nicole Hao

Dokumen internal pemerintahan Komunis Tiongkok yang diperoleh The Epoch Times bahwa semakin banyak pasien di Tiongkok yang sebelumnya sembuh dari virus Komunis Tiongkok atau coronavirus ternyata kembali positif kembali terhadap virus itu

The Epochtimes memperoleh laporan internal mengenai angka kekambuhan dari beberapa pemerintah setempat: Provinsi Mongolia Dalam, Guangdong, Sichuan, Shandong, Guizhou, Ningxia, dan Hainan, dan kota Chongqing. Total ada 32 provinsi dan kota yang diperintah langsung di Tiongkok.

Pemerintah mengumpulkan data pada awal bulan April. Angka tertinggi di antara lembar data berada di Hulunbuir, Mongolia Dalam, yang mencapai 42,86 persen.

Angka-angka dalam laporan internal tersebut adalah jauh lebih tinggi dari 5 hingga 15 persen di mana Wang Guiqiang, Direktur Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Peking, yang dikutip pada saat konferensi pers yang diadakan oleh pemerintah pusat

pada tanggal 7 Mei. Wang Guiqiang mengatakan kisaran itu untuk “keseluruhan situasi ”di Tiongkok.

Wang Guiqiang menambahkan bahwa beberapa pasien yang kambuh mengalami gejala lagi. Beberapa paru-paru pasien semakin rusak setelah kambuh.

Virus  Komunis Tiongkok, umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru, pertama kali merebak di kota Wuhan di tengah Tiongkok pada akhir tahun 2019. Sejak itu menyebar ke seluruh Tiongkok dan ke lebih dari 200 negara dan wilayah.

Kambuh

Laporan pemerintah tersebut terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah laporan umum mengenai jumlah pasien di setiap kota tingkat-prefektur, jumlah pasien yang kambuh, dan angka kekambuhan.

Bagian kedua adalah daftar pasien yang kambuh dengan rincian informasi pribadi pasien: kapan pasien pertama kali keluar dari rumah sakit; kapan pasien kambuh; hasil uji asam nukleat dari dahak, lendir tenggorokan, lendir hidung, dan sampel anus; hasil uji antibodi darah; di mana pasien diisolasi saat kambuh, dan sebagainya.

Sebagai contoh, laporan umum dari Mongolia Dalam mencatat arus

status pasien COVID-19 di 11 kota tingkat prefektur Mongolia Dalam. Mongolia Dalam memiliki 12 kota tingkat-prefektur.

Menurut data tersebut, 74 pasien COVID-19 dipulangkan dari rumah sakit di Mongolia Dalam; kemudian 12 dari mereka kambuh. Angka kekambuhan keseluruhan untuk Mongolia Dalam adalah 16,22 persen. Setelah dirawat, sepuluh dari 12 pasien itu dipulangkan lagi.

Hasil uji dua pasien yang kambuh masih tetap positif terinfeksi virus tersebut dan sedang diisolasi saat pihak berwenang mengumpulkan data.

Di Mongolia Dalam, kota Hulunbuir memiliki angka kekambuhan tertinggi, yaitu 42,86 persen.

Keterangan gambar : Pemerintah Provinsi Mongolia Dalam melaporkan angka kekambuhan pasien virus Partai Komunis Tiongkok di wilayahnya adalah 16,22 persen di Hohhot, Tiongkok pada bulan April 2020. (Disediakan untuk The Epoch Times oleh orang dalam)

Provinsi Lainnya

Di kota Chongqing, 174 dari 570 pasien yang sudah dipulangkan kambuh kembali, memberi angka  kekambuhan sekitar 30,53 persen.

Seorang pasien bermarga Huang kambuh pada hari ke-45 setelah keluar dari rumah sakit. Ini adalah masa inkubasi terpanjang — periode waktu dari saat pasien dipulangkan hingga pasien kambuh kembali — direkam dalam data.

Di Guangdong, 1.344 dari 1.348 pasien yang dipulangkan menjalani uji asam nukleat; 228 dari mereka dinyatakan positif, yang berarti angka  kekambuhan adalah 16,96 persen.

Di Sichuan, 536 dari 541 pasien yang dipulangkan menjalani uji asam nukleat; hasil uji 76 pasien adalah  positif, yang menunjukkan angka  kekambuhan adalah 14,18 persen.

Di Provinsi Shandong, angka kekambuhan adalah 11,54 persen dan masa inkubasi terpanjang adalah 36 hari.

Angka kekambuhan adalah 11,11 persen di Guizhou, 13,11 persen di Ningxia, dan 12,30 persen di Hainan.

Kasus Kekambuhan yang Diperdebatkan 

Pada tanggal 30 Mei 2020, kota Hefei di Provinsi Anhui di timur Tiongkok mengumumkan satu kasus kekambuhan, yaitu seorang wanita berusia 24 tahun bermarga Wei.

CCTV, media corong Partai Komunis Tiongkok, melaporkan bahwa hasil uji Wei kembali positif pada tanggal 26 Mei, lebih dari dua bulan setelah ia dipulangkan dari rumah sakit. Rekan-rekan Wei mengatakan kepada The Epoch Times berbahasa Mandarin bahwa tempat kerja mereka telah mengadopsi langkah-langkah ketat untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Wei bekerja di departemen mesin cuci, di Midea Group, produsen alat listrik Tiongkok, di kota Hefei.

“Semua karyawan di pabrik kami menjalani uji asam nukleat pada tanggal 27 Mei. Kini, tidak ada pengunjung yang boleh masuk ke tempat kerja kami, dan semua karyawan harus menggunakan keyfob untuk masuk ke tempat kerja kami,” kata seorang karyawan pada tanggal 31 Mei. 

Seorang karyawan yang bekerja di departemen kulkas Midea Group berkata ia dan rekan-rekannya juga harus menjalani uji asam nukleat.

Pemilik restoran di dalam pabrik tersebut mengatakan ia belum menerima pemberitahuan resmi dari perusahaan mengenai kasus virus.

Warga setempat berbagi informasi di platform media sosial, dan mengklaim bahwa enam karyawan Midea lainnya didiagnosis terinfeksi virus tersebut. 

Tetapi polisi setempat membantah desas-desus itu dalam posting media sosial tanggal 30 Mei. Polisi setempat menahan setidaknya satu orang yang berbagi informasi ini dengan teman-teman, dan mendenda seseorang sebesar 300 yuan. (Vv/asr)


FOTO : Seorang pekerja medis yang mengenakan gerakan alat pelindung penuh saat ia bersiap untuk mengambil sampel swab dari seorang jurnalis (tidak digambarkan) untuk menguji COVID-19 di hotel Diaoyutai di Beijing pada 28 Mei 2020. (Nicolas Asfouri / AFP via Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=Tll2QXCUPrY