Deretan Perusahaan yang Dulu Beroperasi di Tiongkok Kini Pindah ke Indonesia

ETIndonesia- Presiden Joko Widodo meninjau Kawasan Industri Terpadu Batang dalam kunjungan kerjanya ke Jawa Tengah pada Selasa, (30/07/ 2020). Presiden Jokowi menyampaikan senang adanya perusahaan asing yang kini pindah ke Indonesia.

“Saya senang, hari ini sudah ada yang masuk 7 (perusahaan) sudah pasti ini yang 7. Kemudian ada 17 (perusahaan) yang memiliki komitmen besar sudah masuk ke 60 persen, hampir 100 persen,” ujarnya dalam rilis Biro Pers Sekretariat Presiden.

Kawasan industri itu terletak di Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang tersebut dikembangkan selain untuk menjadi salah satu tumpuan pengembangan industri di Indonesia, juga memberi kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi masyarakat setempat.

“Kenapa kita buka kawasan industri di Batang ini? Satu saja jawabannya. Kita ingin membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya. Cipta lapangan kerja, itu yang kita tuju,” ujar Presiden dalam sambutannya.

Pengembangan kawasan di wilayah tersebut salah satunya juga dimaksudkan untuk menyiapkan lokasi bagi perusahaan-perusahaan multinasional yang belakangan banyak melakukan relokasi dari Tiongkok ke sejumlah negara lainnya.

Setidaknya, kurang lebih 4.000 hektare lahan disiapkan pemerintah untuk pengembangan kawasan industri terpadu ini. Pada fase pertama, 450 hektare dari jumlah tersebut disiapkan untuk membangun tiga zona, yakni manufaktur dan logistik, inovasi dan ekonomi kreatif, serta industri ringan dan menengah.

“Kita akan siapkan kurang lebih 4.000 hektare di sini dan untuk tahapan pertama akan disiapkan kurang lebih 450 hektare terlebih dahulu,” kata Presiden.

Sebagai salah satu nilai tambah dan daya saing, pemerintah mengonsepkan kawasan industri ini untuk memudahkan investor masuk ke Indonesia. Nantinya, urusan perizinan akan dipegang langsung oleh pemerintah dan para investor hanya perlu menyewa tanah dalam jangka panjang di kawasan khusus industri yang telah disiapkan tersebut.

“Sudah saya perintahkan kepada menteri dan Kepala BKPM untuk industri-industri yang akan relokasi dari Tiongkok ke Indonesia baik itu dari Jepang, Korea, Taiwan, Amerika, atau dari negara manapun berikan pelayanan yang sebaik-baiknya,” ucapnya.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian mendukung akselerasi pengembangan kawasan industri di Batang, Jawa Tengah. Hal ini guna menangkap peluang masuknya investasi potensial ke tanah air dari sejumlah sektor industri yang ingin merelokasi pabriknya dari Tiongkok.

“Kami melihat, kawasan industri di Batang ini memiliki lokasi yang strategis. Secara geografis, akses Kabupaten Batang dekat dengan Kota Semarang yang memiliki Bandara Internasional Ahmad Yani,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di sela kunjungan kerjanya mendampingi Presiden Joko Widodo pada agenda meninjau Kawasan Industri Batang.

Menperin menegaskan, pihaknya akan mendorong kepada pengelola kawasan industri untuk dapat melengkapi fasilitasnya, termasuk infrastruktur pasokan energi dan akses logistik. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi investor karena terciptanya area yang terintegrasi.

“Pemerintah tengah berdiskusi dengan sejumlah investor dan berusaha mengakomodasi apa saja yang dibutuhkan mereka. Tentunya pemerintah ingin menciptakan iklim usaha yang kondusif, mulai dari memberikan kemudahan izin usaha hingga menawarkan insentif fiskal dan nonfiskal,” paparnya dalam siaran pers Kemenprin.

Beberapa perusahaan multinasional yang akan merelokasi pabriknya dari Tiongkok ke Indonesia, antara lain berasal dari Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat. Saat ini, terdapat tujuh perusahaan yang sudah memastikan bakal merelokasi usahanya ke Indonesia. Diperkirakan relokasi tersebut akan mendatangkan nilai investasi sebesar USD850 juta dolar dan mampu menyerap 30.000 tenaga kerja lokal.

Bidang usaha perusahaan yang akan relokasi tersebut meliputi industri elektronika, audio dan video, lampu dengan tenaga surya, hingga suku cadang kendaraan bermotor yang semuanya berorientasi ekspor. Selain itu, terdapat 17 perusahaan lain yang menyatakan komitmen untuk melakukan relokasi atau diversifikasi usaha mereka ke Indonesia, dengan proyeksi total nilai investasi sebesar USD37 miliar dan menyerap tenaga kerja mencapai 112.000 orang.

Salah satu investor potensial tersebut adalah LG Chemical, yang ingin menggelontorkan dananya hingga USD9,8 miliar, dengan potensi penyerapan kerja sebanyak 14.000 orang. Perusahaan lainnya, yakni PT Meiloon Technology Indonesia, PT Sagami Indonesia, PT CDS Asia (Alpan), PT Kenda Rubber Indonesia, PT Denso Indonesia, dan PT Panasonic Manufacturing Indonesia.

 Dari data yang kemenprin rangkum, sudah ada sekitar 150 perusahaan yang akan hengkang dari Tiongkok. Dari jumlah tersebut, 110 perusahaan berasal dari Amerika Serikat dan 40 lainnya berasal dari Jepang. “Ini tentu sebuah potensi yang harus kita tangkap dan harus betul-betul siap,” tandasnya.

Lebih lanjut, menurut Agus, Indonesia sudah mempunyai insentif fiskal yang dapat menarik minat investor, seperti tax holidaytax allowance, hingga super deduction tax. Oleh karena itu, Agus optimistis, Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan utama investasi di kawasan ASEAN.

Pengembangan kawasan Industri Batang berada di areal N 9 atau PTPN IX Siluwok dengan luas sekitar 4.300 hektare (ha). Keunggulan kawasan ini, di antaranya adalah akses rel kereta api, pelabuhan, dan sejajar dengan Tol Trans Jawa. (asr)

Keterangan Foto : Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (ke empat dari kiri) dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (ke empat dari kanan) meninjau pengembangan Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah, 30 Juni 2020. (FOTO: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=qLSLN2OnJLM