11 Perusahaan Tiongkok Langgar HAM, Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

Epochtimes, oleh Gao Shan- Kementerian Perdagangan Amerika Serikat kembali merilis daftar kontrol ekspor baru pada hari Senin, 20 Juli 2020 lalu. Ada 11 perusahaan Tiongkok masuk daftra hitam karena terlibat pelanggaran hak asasi manusia  terkait dengan penganiayaan terhadap etnis Uighur di Xinjiang, Tiongkok.

Laporan Reuters, menyebutkan Kementerian Perdagangan Amerika Serikat menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok dalam daftar hitam itu terlibat dalam praktik kerja paksa terhadap warga etnis Uighur dan kelompok minoritas Muslim lainnya. 

Dalam daftar baru tersebut terdapat sejumlah perusahaan tekstil, serta dua perusahaan lainnya. Perusahaan-perusahaan itu sedang melakukan analisis genetik untuk lebih lanjut menekan warga etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya.

Menurut peraturan kontrol ekspor, perusahaan-perusahaan yang masuk daftar hitam ini tidak dapat membeli suku cadang dan bahan baku dari perusahaan Amerika tanpa persetujuan pemerintah Amerika Serikat.

Ini adalah perusahaan dan departemen Tiongkok kelompok ketiga yang dimasukkan ke dalam daftar hitam kontrol ekspor Amerika Serikat. 

Sebelumnya, pemerintahan Donald Trump telah 2 kali mendaftarkan 37 perusahaan dan departemen Tiongkok yang terlibat dalam penindasan warga Xinjiang ke dalam daftar serupa.

Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Wilbur Ross dalam sebuah pernyataannya menjelaskan bahwa rezim Beijing secara aktif mempromosikan kerja paksa yang seharusnya dikutuk, penyalahgunaan program pengumpulan dan analisis DNA untuk menindas warganya. Kedutaan Besar Tiongkok di Washington tidak segera mengomentari soal ini.

Di antara perusahaan-perusahaan Tiongkok yang masuk daftar hitam adalah KTK Group dan Tanyuan Technology Co. Ltd. China Jinchuang Group memproduksi lebih dari 2.000 produk yang digunakan untuk pembuatan kereta api berkecepatan tinggi, dari produk elektronik hingga bangku.

Tanyuan Technology merakit bahan komposit berbasis aluminium yang diperkuat konduktivitas termal grafit tinggi. Beberapa di antaranya digunakan dalam produk elektronik konsumen.

Perusahaan lain adalah Changji Esquel Textile Co. Ltd., yang didirikan pada tahun 2009. Esquel Group yang memproduksi pakaian untuk merek-merek seperti Ralph Lauren, Tommy Hilfiger dan HUGO BOSS pada bulan April tahun ini membantah bahwa mereka menghasilkan produk dengan menggunakan tenaga kerja paksa di Xinjiang. Hetian Haolin Hair Accessories Co. Ltd, yang berlokasi di Xinjiang juga dimasukkan ke dalam daftar hitam. 

Pada 1 Mei, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka akan menangguhkan impor produk dari perusahaan tersebut dengan alasan  ada bukti bahwa perusahaan menggunakan kerja paksa untuk menghasilkan produk.

Pada 1 Juli, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat di Newark menyita hampir 13 ton produk rambut manusia senilai lebih dari USD. 800.000 yang dikirim dari Xinjiang.

9 perusahaan dalam daftar hitam baru itu, ada nama-nama perusahaan yang terlibat dalam penggunaan tenaga kerja paksa, yakni Changji Esquel Textile Co. Ltd. Hefei Bitland Information Technology Co. Ltd.  Hefei Meiling Co Ltd. Xinjiang Hetian Haolin Hair Accessories Co Ltd, Hetian Taida Apparel Co, Ltd, KTK Group, Nanjing Sinergi Tekstiles Co Ltd, Nanchang O-Film Tech, serta Tanyuan Technology Co. Ltd.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan Amerika Serikat mendaftarkan 20 departemen keamanan dan perusahaan publik Tiongkok. Perusahaan itu termasuk Hangzhou Hikvision Digital Technology Co., Ltd. yang memproduksi kamera pengawasan dan SenseTime Technology Group, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi pengenalan wajah dan Megvii, terkait dengan penindasan terhadap minoritas Muslim.

Demikian berita ET News hari ini. Terima kasih telah menonton, dan silakan subscribe channel ini dan bagikan ke teman-teman Anda. Jika Anda memiliki opini, silakan beri komentar di bawah ini. Sampai jumpa. 

Keterangan foto: Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Wilbur Ross. (Win McNamee/Getty Images)

sin/rp 

Video Rekomendasi