Bagaimana Departemen Propaganda Partai Komunis Tiongkok Secara Langsung Mengarahkan Menyembunyikan Informasi Wabah Virus dan Soal Perang Dagang

Theepochtimes.com- The Epoch Times baru-baru ini memperoleh dokumen internal yang dikeluarkan oleh Departemen Propaganda Partai Komunis Tiongkok. Dokumen itu mengungkapkan bagaimana departemen tersebut memberikan instruksi langsung ke corong-corong negara, seperti Xinhua, mengenai bagaimana corong-corong negara harus membahas isu-isu sensitif seperti perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok dan pandemi.

Instruksi Propaganda Bulan Januari: Menyembunyikan Kebenaran Pandemi

Dokumen-dokumen, yang diperoleh dari sumber terpercaya, menunjukkan setidaknya 90 instruksi dikeluarkan oleh rezim Komunis Tiongkok pada bulan Januari tahun ini.

Dua instruksi propaganda pertama dikeluarkan pada tanggal 2 Januari, di mana satu instruksi propaganda ditujukan pada virus Komunis Tiongkok atau COVID-19 dan satu instruksi propaganda ditujukan pada perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok.

Arahan propaganda pertama berbunyi: “Sehubungan dengan epidemi pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui di Wuhan, Provinsi Hubei, saat dilaporkan, informasi yang dikeluarkan oleh departemen yang berwenang harus diikuti.”

Pada saat itu, sejumlah besar kasus infeksi telah muncul di Wuhan. Pada tanggal 30 Desember 2019, dokter whistleblower Li Wenliang memposting pesan

di WeChat, platform media sosial populer, sekitar tujuh kasus pneumonia mirip-SARS yang dipastikan muncul terhubung dengan Pasar Makanan Laut Huanan. Para pasien di rumah sakit tempat ia bertugas sedang diisolasi di UGD, tambah Li Wenliang. Pandemi SARS (sindrom pernapasan akut yang parah) dari tahun 2002 hingga 2003 telah menginfeksi lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia dan membunuh ratusan orang.

Pada tanggal 31 Desember 2019, pemerintah Wuhan mengatakan dalam pengarahan bahwa “tidak ada bukti penularan yang bermakna dari manusia ke manusia.”

Setelah arahan propaganda tersebut dikeluarkan pada tanggal 2 Januari 2020, Li Wenliang diinterogasi dan diperingatkan oleh polisi Wuhan untuk berhenti menyebar “desas-desus” pada tanggal 3 Januari.

Dalam satu set dokumen lain yang dikeluarkan pada tanggal 4 dan 6 Januari, Departemen Propaganda mengulangi arahan tanggal 2 Januari dan dengan tegas melarang “kutipan atau laporan apa pun dari laporan media asing” dan “laporan apa pun [yang menghubungkan epidemi ke] SARS tahun 2003.”

Semua instruksi dari Departemen Propaganda sebelum tanggal 20 Januari, berfokus pada larangan informasi epidemi apa pun yang tidak “didukung” oleh pihak berwenang dan dilarang menarik perhatian.

Pada tanggal 20 Januari 2020, pemimpin partai Komunis Tiongkok Xi Jinping memberikan komentar publik pertamanya mengenai pencegahan dan pengendalian epidemi. Segera, Departemen Propaganda berbalik dan mengeluarkan arahan untuk mempublikasikan langkah-langkah penahanan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. 

Menurut arahan tanggal 22 Januari dari Departemen Propaganda, wartawan dilarang mengunjungi Wuhan. Kemudian, serangkaian instruksi dikeluarkan setelah  tanggal 26 Januari, dengan tegas melarang mencetak ulang laporan epidemi apa pun dari media asing dan untuk mempublikasikan  laporan yang menciptakan citra positif Partai Komunis Tiongkok di kalangan masyarakat internasional.

Menurut dokumen yang diperoleh The Epoch Times, setidaknya ada 18 arahan mengenai epidemi yang dikeluarkan pada bulan Januari untuk media domestik oleh Departemen Propaganda.

Instruksi Propaganda Pada Bulan Januari: Meremehkan Perang Dagang Tiongkok–Amerika Serikat

Dalam arahan bulan Januari, ada sembilan instruksi yang dikeluarkan mengenai perang dagang. Pada tanggal 2 Januari, media domestik diperingatkan untuk tidak mencetak artikel apa pun atas kehendaknya sendiri mengenai  “fase satu” kesepakatan dagang yang akan ditandatangani pada tanggal 15 Januari.

Komunis Tiongkok dan Amerika Serikat telah mencapai tahap negosiasi pertama untuk kesepakatan dagang pada bulan Desember 2019.

Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan pada konferensi pers reguler di Beijing pada tanggal 9 Januari 2020, bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He akan memimpin delegasi untuk mengunjungi Washington dari tanggal 13 hingga 15 Januari untuk menandatangani fase satu kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat. 

Pada konferensi pers di hari yang sama, sebuah arahan propaganda memperingatkan untuk tidak mencetak artikel yang tidak sah. Arahan propaganda yang sama dikeluarkan lagi pada hari berikutnya.

Pada hari Liu He menandatangani kesepakatan dagang, Departemen Propaganda mengeluarkan arahan khusus untuk “memperkuat sensor online” dan “mengidentifikasi dan menghukum setiap informasi berbahaya yang menyatakan [rezim Tiongkok] menyerahkan atau…informasi destruktif yang menyerang sistem dan mekanisme [komunis].”

Petunjuk Propaganda Bulan Februari: Secara Diam-Diam Membeli Masker Bedah dari Seluruh Dunia

Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan bahwa ada 89 arahan propaganda yang dikeluarkan pada bulan Februari dan 50 di antaranya adalah  bersangkut paut dengan pandemi.

Di antara arahan propaganda itu, tiga arahan propaganda dikeluarkan pada tanggal 3 Februari, 5 Februari, dan 12 Februari yang memastikan laporan berita yang menuduh rezim Tiongkok membeli dan menimbun pasokan medis global yang digunakan untuk mengobati COVID-19 pasien atau mencegah penyebaran penyakit itu.

Pada tanggal 3 Februari, arahan propaganda meminta, “Jangan mempublikasikan mobilisasi kita dalam upaya global untuk membeli pasokan pelindung.”

Pada tanggal 5 Februari, instruksi yang sama diulang. Arahan propaganda tersebut dinyatakan dengan jelas, “Cegah gangguan yang berkaitan dengan pengadaan kita di luar negeri.”

Pada tanggal 12 Februari, sebuah arahan propaganda menekankan: “Jangan mempublikasikan mobilisasi pembelian pasokan global, jika tidak akan meningkatkan pendapat publik di negara-negara terkait dan menyebabkan gangguan  pekerjaan pengadaan pembelian pasokan di luar negeri.”

Virus ini menyebar luas ke seluruh dunia pada bulan Maret. Menurut data bea cukai resmi Tiongkok, dari tanggal 24 Januari hingga 29 Februari, Tiongkok  mengimpor 2,46 miliar buah bahan medis, yang mencakup masker dan peralatan pelindung. Di antara bahan medis adalah 2,02 miliar masker dari luar negeri.

Pada tanggal 6 April, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan selama hari-hari awal wabah virus, saat dunia masih tidak menyadari bahaya virus tersebut, Tiongkok membeli pasokan  masker bedah global.

“Tiongkok menyembunyikan bahaya dari seluruh dunia bahkan dari warganegara Tiongkok yang sedang terbang di seluruh dunia menabur virus ke seluruh dunia,” kata Peter Navarro di Fox News.

Lima arahan propaganda dikeluarkan pada tanggal 6 dan 7 Februari mengenai kematian Li Wenliang, yang tertular COVID-19 dari seorang pasien yang dirawatnya.

Departemen Propaganda memerintahkan “tidak ada pelaporan” mengenai kematian Li Wenliang. Departemen itu mengatakan outlet media hanya boleh “mencetak ulang laporan resmi.” Departemen Propaganda juga mengatakan konsep “whistleblower” dilarang.

Juga, Departemen Propaganda mengeluarkan perintah untuk meremehkan “informasi negatif” mengenai warga Tiongkok yang tinggal di Rusia dan Malaysia yang dicegah untuk kembali ke negara asalnya. Pada saat itu, pihak berwenang memperketat perbatasan dalam upaya untuk mencegah kasus COVID-19 yang diimpor.

Lebih dari 50 arahan propaganda yang terkait pandemi pada bulan Februari,, kebanyakan menginstruksikan outlet media untuk menyensor “informasi berbahaya” mengenai Partai Komunis Tiongkok, atau untuk menyaring laporan media luar negeri yang memaparkan informasi mengenai epidemi Tiongkok.

Instruksi Propaganda Bulan Maret: Memelihara Stabilitas Pihak Berwenang

Selama 10 hari pertama di bulan Maret, ada 46 arahan propaganda, 34 di antara adalah bersangkut paut dengan pandemi.

Arahan propaganda tanggal 1 Maret melarang media untuk melaporkan analisis data besar pola perjalanan penduduk Wuhan selama wabah awal.

Pada tanggal 2 Maret, empat arahan propaganda dikeluarkan untuk melarang laporan atau komentar mengenai upaya Beijing dalam penanggulangan pandemi. 

Arahan propaganda  ini muncul setelah seorang mantan narapidana dipastikan menderita COVID, tetapi diizinkan melakukan perjalanan ke Beijing pada tanggal 22 Februari setelah dibebaskan dari penjara di Wuhan.

Pada tanggal 10 Maret, majalah Tiongkok People mewawancarai seorang wanita dokter Wuhan, Ai Fen, dan menerbitkan akun orang-pertama. Ai Fen adalah direktur unit gawat darurat di Rumah Sakit Pusat Wuhan. Ia adalah di antara orang pertama yang menyebarkan informasi mengenai penyakit misterius yang telah menyebar di Wuhan. 

Pada hari artikel majalah diterbitkan, sebuah arahan propaganda dikeluarkan untuk menuntut penghapusan artikel tersebut dan semua liputan media yang bersangkut paut dengan Ai Fen.

Pada tanggal 3 Maret, sebuah arahan propaganda memerintahkan agar setiap laporan mengenai kematian akibat COVID-19 di panti jompo dan rumah sakit jiwa, harus mengikuti informasi yang dicetak ulang yang diperintahkan pihak berwenang. Tidak ada data luar negeri atau laporan LSM yang boleh digunakan.

Pada tanggal 5 Maret, sebuah arahan propaganda menuntut outlet media untuk menghapus laporan mengenai seorang pasien yang diduga sembuh.

Selain itu, sejumlah arahan propaganda pada bulan Maret mengharuskan media untuk tidak meneruskan, menyebarluaskan, atau mempublikasikan pandemi di Rusia dan Iran. Rusia dan Iran dianggap sebagai sekutu politik rezim Tiongkok.

Departemen Propaganda Partai Komunis Tiongkok secara langsung berada di bawah koordinasi Wang Huning, salah satu pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok, dan seorang anggota Komite Tetap Politbiro, yaitu badan Partai Komite Tetap Politbiro yang membuat keputusan yang kuat.

Keterangan Foto : Surat Peringatan oleh Biro Keamanan Umum Wuhan. (Domain publik)

 (VIvi/asr)

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=INvpfuSGp38