Berapa Banyak Rakyat Tiongkok yang Benar-Benar Anti-Amerika Serikat ?

oleh Yan Dan

Saat ini, “perang” antara Amerika Serikat dengan komunis Tiongkok sedang berlangsung. Situs web daratan Tiongkok penuh dengan artikel maupun komentar-komentar yang membenci dan anti-Amerika Serikat. Hanya dengan melihat artikel atau komentar itu, terkesan seakan banyak orang warga daratan Tiongkok anti-Amerika ! Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. Dua kasus khusus yang sangat representatif yang muncul dari kasus Geng Shuang dan Hua Chunying dapat membuat kita tahu apa yang terjadi.

Sejak Geng Shuang mengundurkan diri sebagai juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, berita mengenai ia membawa putrinya ke New York untuk masuk sekolah menengah, menyebar sampai ke daratan Tiongkok. 

Netizen Tiongkok akhirnya menemukan bahwa anti-AS yang keluar dari mulut Geng Shuang, hanyalah karena sebuah pekerjaan belaka.  Bukan suara hati nuraninya. 

Sedangkan Hua Chunying yang sampai saat ini masih berdiri di garis depan untuk berteriak anti-Amerika, tetapi hal yang sama Ironisnya ada padanya.  Dia juga menyekolahkan anaknya ke Amerika Serikat. 

Jika mereka merasa tidak yakin dan percaya dengan pendidikan Amerika Serikat, bahkan masyarakat AS secara keseluruhan, niscaya keduanya tidak akan membuat pilihan seperti itu

Kedua jubir komunis Tiongkok yang paling keras saat tampil di depan umum, memarahi Amerika Serikat. Tidak tahunya mengirim anak mereka untuk menerima pendidikan Amerika Serikat. Tentunya membuat orang terheran. 

Hal yang lebih “memalukan” (dalam pandangan komunis Tiongkok) banyak pejabat tingkat atas Partai Komunis Tiongkok yang selama puluhan tahun,  tak henti-hentinya mempromosikan ganyang Amerika Serikat. Malahan, mengirim anak cucu mereka untuk belajar dan hidup ala Barat di Amerika Serikat. 

Menurut statistik pemerintah AS, sebanyak 74,5% putra-putri pejabat tingkat menteri, termasuk mereka yang sudah pensiun, mengantongi green card AS atau sudah berstatus  permanen resident. Sedangkan generasi cucu yang telah menjadi warga negara AS mencapai 91% atau lebih.

Belum lama ini, setelah Amerika Serikat merilis berita tentang larangan masuk ke AS bagi anggota Partai Komunis Tiongkok beserta keluarga mereka, mesin pencari Google untuk ‘Tuidang’ atau mengundurkan diri sebagai anggota Partai Komunis Tiongkok beserta organisasi afiliasinya secara sukarela, menunjukkan grafik yang meningkat secara tajam. 

Fakta ini menunjukkan bahwa yang paling takut ditolak oleh Amerika Serikat, adalah para birokrat di dalam organisasi Partai Komunis Tiongkok. 

Mereka sangat sadar bahwa anti-Amerika itu cuma sandiwara. Tujuannya hanya untuk membingungkan dan membohongi rakyat Tiongkok saja. Sejatinya, mereka sendiri tak pernah dapat benar-benar anti-Amerika Serikat. 

Tak heran, dalam dua hari terakhir, seorang sukarelawan yang bertugas di Pusat Tuidang yang berlokasi di Los Angeles mengatakan, bahwa sekarang hampir setiap hari ada orang yang menelepon atau datang sendiri ke lokasi Tuidang. Mereka-mereka itu bermaksud  menyampaikan keinginan untuk mundur dari keanggotaan partai dan organisasi afiliasinya.

Selain warga asal daratan Tiongkok yang kaya, kelas menengah yang melakukan “voting” untuk bermigrasi ke Amerika Serikat. Kini semakin banyak jumlah warga asal Tiongkok yang menggunakan kata-kata ‘non-anti-Amerika Serikat’. 

Baru-baru ini, survei pada tahun 2018 silam, tiba-tiba menjadi populer di Internet. Hanya karena survei ini mengajukan pertanyaan yang paling menunjukkan situasi aktual saat ini, yaitu berupa pertanyaan : “Berapa banyak uang simpanan Anda yang bersedia disumbangkan kepada pemerintah Tiongkok begitu meletus perang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok ? Ada netizen yang secara bercanda menjawab : Hanya terharu saja.

Komentar dari jawaban yang menempati posisi teratas adalah : Saya Menyumbang seribu kepada AS. Saya akan bertindak sebagai informan bagi AS. Kemudian Menyumbang adik perempuan kamu (tidak sopan). 

Sebenarnya ini hanya mewakili 3 suara dari survei jawaban responden itu. 

Pertama mewakili yang bersedia menyumbang dana untuk AS. “Saya sisihkan seribu dari penjualan barang-barang saya untuk AS” atau “Seluruh uang pribadi saya sumbangkan kepada AS”  kemudian “Zhongnanhai pun saya sumbangkan”. 

Kedua, jawaban responden yang mendukung AS, seperti “Rakyat sebenarnya sangat menantikan (penggulingan raja).” Lainnya menjawab :  “Kapan mereka mau datang menyerbu, saya bersedia menjadi petunjuk jalan.” Jawaban lainnya : “Mohon Trump secepatnya membasmi partai paling jahat di dunia ini.” 

Sedangkan yang ketiga, mereka yang tidak bersedia memberikan sumbangan dana kepada ibu pertiwi : “Ibu pertiwi kan begitu kaya, butuh sumbangan untuk apa ? Pejabat korup saja tidak sulit untuk mendapatkan uang ratusan juta yuan.” 

Jawaban survei lainnya menyebutkan :  “Mengapa kita harus berperang ? Untuk harga perumahan yang tinggi ? Untuk biaya perawatan kesehatan yang mahal ? Biaya pendidikan yang tinggi ? Atau sistem pensiun dual-track ?”, “Bayar angsuran KPR saja sulit, apa masih perlu menyumbang ?”.

Dengan melihat jawaban responden yang cukup jelas dalam membedakan antara kecintaan dengan kebencian, orang-orang bahkan curiga bahwa ini  bukan ulah agen survei dalam usahanya untuk menjelek-jelekkan komunis Tiongkok. 

Tak lain menunjukkan, “dendam” rakyat Tiongkok terhadap Partai Komunis Tiongkok yang sudah ditimbun sejak lama. Hal demikian membuat jajak pendapat seperti ini, apakah bukan cari penyakit? Namun, paling tidak ada empat tipe orang yang “pro-Partai Komunis Tiongkok” tidak berpendirian seperti itu.

Pada saat Tiongkok sedang menderita bencana alam dan petaka akibat ulah manusia, Partai Komunis Tiongkok malahan sibuk dengan melakukan propaganda anti-Amerika Serikat. Lebih parah lagi, bermaksud untuk terus mencuci otak rakyat tanpa peduli terhadap hidup matinya rakyat. 

Beberapa hari lalu, Kantor Administrasi Radio dan Televisi Nasional mengeluarkan instruksi yang mensyaratkan seluruh stasiun nasional menyiarkan film-film “merah” yang bertemakan anti-Amerika Serikat, seperti film berjudul ‘Heroic Sons and Daughters (tahun 1964)’, ‘Battle of Triangle Hill (tahun 1952)’ dan ‘Surprise Attack (tahun 1960)’ dan lainnya.

Segera setelah instruksi Partai Komunis Tiongkok dikeluarkan, langsung mendapat sambutan yang tidak bersahabat dari para netizen daratan Tiongkok. 

Ini adalah bagian komentar mereka yang berbunyi : “Apakah masih ada maknanya untuk tidak setiap hari menyiarkan film-film seperti itu ?

Ada lagi netizen yang menuliskan komentarnya :  “Di sana (kepada Amerika Serikat) mereka (PKT) berlutut minta belas kasihan, tetapi di sini mereka (PKT) terus membombardir.” Netizen lainnya berkomentar ;  “Sekarang tidak ada orang yang mau percaya pada propaganda sial mereka. Bahkan kalangan mereka sendiri saja tidak percaya.” Ada lagi yang menuliskan :   “Masih saja digunakan untuk membodohi rakyat, itu sudah tidak ampuh lagi !”

Partai Komunis Tiongkok selama bertahun-tahun membodohi rakyat. Sekarang polahnya sudah tidak ampuh lagi. Dikarenakan kinerja pejabat yang korup. 

Setelah pejabat-pejabat ini mengeruk uang rakyat, mereka dengan cepat mengalihkan kekayaan beserta kerabat mereka ke Amerika Serikat. 

Rakyat Tiongkok akhirnya menyadari bahwa Partai Komunis Tiongkok, tak lain adalah penipu besar. Dikarenakan apa yang dikatakan tak sesuai dengan apa yang diperbuat. 

Hal lain adalah karena Partai Komunis Tiongkok  melakukan banyak kejahatan dan menipu banyak orang. Hingga menyebabkan banyak penderitaan bagi banyak orang. Terutama ketika bencana alam dan petaka buatan manusia datang menyerang.  Perilaku Partai Komunis Tiongkok yang penuh kepalsuan, bertabiat jahat, dan cenderung menggunakan kekerasan bahkan semakin menonjol.

Justru, karena komunis Tiongkok mengetahui bahwa kebohongannya sendiri telah membuat kredibilitasnya menurun tajam, sehingga menghabiskan banyak uang untuk menyewa anteknya seperti para buzzer “pasukan 50 Sen”, “Little Pink” dan “Serigala Perang.” Tujuannya untuk menciptakan fenomena anti-Amerika Serikat. 

Dari permukaan, kita lihat bahwa momentum gertakan ini mungkin masih berfungsi. Namun demikian, citra diri Partai Komunis Tiongkok sendiri sebenarnya sudah pupus dalam hati rakyat Tiongkok. 

Jadi, upaya untuk terus menerus memompa semangat rakyat agar bangkit untuk anti-AS, jelas akan menjadi sia-sia belaka. 

Pada tahun 2018, ketika kasus vaksin palsu terjadi di daratan Tiongkok, banyak warga asal Tiongkok yang meninggalkan pesan di Weibo resmi Kedutaan Besar AS di Tiongkok. 

Mereka umumnya menyampaikan : “Sangat beruntung karena di dunia masih ada Amerika Serikat, Mohon Amerika Serikat dapat ikut campur tangan dalam insiden vaksin palsu di Tiongkok yang tidak berperikemanusiaan, Hanya Amerika Serikat yang dapat menyelamatkan kita, Selamatkan anak-anak di Tiongkok !”

Dari tertipu untuk anti-Amerika Serikat hingga mulai menyerukan bantuan dari Amerika Serikat, rakyat Tiongkok  mengalami perubahan yang sangat dramatis.  Semuanya tak lain, justru berkat perilaku Partai Komunis Tiongkok itu sendiri. 

Semakin banyak tindakan jahat yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok, maka semakin cepat menurunnya dukungan kepada mereka. Ini juga memenuhi pepatah lama yang berbunyi, orang yang banyak bertindak jahat menutupi sendiri jalan hidupnya. Partai Komunis Tiongkok terus melakukan kejahatan. 

Ini justru secara tak langsung dapat diartikan sebagai pembenaran atas langkah AS yang berusaha menyelamatkan rakyat Tiongkok. Tak lain,  untuk menghancurkan Partai Komunis Tiongkok. Begitu orang memahami mana yang benar dan mana yang salah, baik dan jahat, maka mereka akan membuat pilihan yang benar. (Sin/asr)

Keterangan Foto : Ketika konflik perdagangan AS – Tiongkok sedang memanas, sebuah survei internasional menunjukkan bahwa 80% dari para imigran dari golongan ekonomi kelas atas asal daratan Tiongkok masih lebih menyukai Amerika Serikat. Orang luar berkomentar bahwa tindakan anti-AS  oleh Partai Komunis Tiongkok hanya untuk membodohi rakyatnya. (AFP)

Video Rekomendasi :