India Kembali Larang 47 Aplikasi Buatan Tiongkok

Theepochtimes.com- Pemerintah India kembali menambah daftar larangan terhadap 47 aplikasi buatan Tiongkok. Menurut laporan beberapa media lokal, tindakan itu menyusul setelah 59 aplikasi buatan Tiongkok lainnya dilarang pada bulan lalu.

Mengutip sumber tak dikenal, Press Trust of India mengatakan larangan untuk semua pengguna India menggunakan aplikasi buatan Tiongkok itu mulai berlaku pada 24 Juli. India Today, mengutip sumber-sumbernya yang tidak teridentifikasi, juga melaporkan larangan yang diperluas dan menambahkan bahwa daftar itu akan segera dirilis.

Beberapa outlet media lokal mengidentifikasi beberapa aplikasi yang baru saja dilarang, seperti TikTok Lite, versi Lite dari aplikasi berbagi video populer TikTok, serta Helo Lite, SHAREit Lite, Bigo Live Lite, dan Cam Scanner Advance. Aplikasi lainnya adalah TikTok, Helo, SHAREit, Bigo, dan Came Scanner termasuk di antara 59 aplikasi Tiongkok yang awalnya dilarang. 

Menurut siaran pers dari Kementerian Elektronik dan Teknologi Informasi India, aplikasi-aplikasi tersebut “terlibat dalam kegiatan yang merugikan kedaulatan, integritas, pertahanan, keamanan negara, dan ketertiban masyarakat India.”

Larangan pada Juni lalu termasuk aplikasi perpesanan populer Tiongkok WeChat dan platform media sosial Weibo, dikeluarkan di tengah meningkatnya ketegangan antara Komunis Tiongkok dan India. Pemblokiran dilakukan setelah terjadinya bentrokan mematikan di daerah perbatasan yang disengketakan pada 15 Juni 2020. Insiden itu menewaskan 20 tentara India.

Pada 25 Juli 2020, tindakan di beberapa lokasi di wilayah Ladakh timur, tempat bentrokan itu terjadi dilaporkan selesai sebagaimana dilaporkan India Today.

Pemerintah India mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 4 Juli 2020, salah satu alasan pelarangan terhadap 59 aplikasi buatan Tiongkok itu dikarenakan “beberapa aplikasi mencuri dan secara diam-diam mengirimkan data pengguna ke server yang berbasis di luar India.”

Tanpa menyebut Tiongkok, diperingatkan bahwa perusahaan itu dapat menyerahkan data pengguna kepada pemerintah asing dan merusak kepentingan nasional India.

Pada 10 Juli 2020, pemerintah India menerbitkan di situs webnya nama-nama aplikasi alternatif India ke 59 aplikasi yang dilarang. Otoritas India mengatakan, larangan itu merupakan kesempatan bagi India untuk bergantung kepada kemampuan teknologinya sendiri.

Sementara itu, anggota parlemen, pejabat, dan pakar di Amerika Serikat juga menyatakan keprihatinan tentang pengumpulan data pengguna aplikasi Tiongkok, terutama oleh TikTok. Aplikasi itu diluncurkan oleh perusahaan teknologi ByteDance yang berbasis di Beijing pada 2016.

Proposal AS untuk melarang TikTok pada perangkat yang dikeluarkan pemerintah dengan suara bulat disetujui oleh Komite Senat Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan AS pada 22 Juli 2020. Langkah itu membuka jalan untuk pemungutan suara oleh Senat AS. 

Dua hari sebelumnya, anggota DPR AS memberikan suara 336-71 untuk meloloskan Rancangan Undang-Undang yang sama. Jika disetujui oleh Senat, setiap perbedaan antara kedua versi akan dinegosiasikan.

Sedangkan pemerintah India menyiapkan daftar lebih dari 250 aplikasi Tiongkok yang akan diperiksa untuk pelanggaran data pengguna dan keamanan nasional, seperti dikutip oleh India Today dan The Economic Times pada 27 Juli 2020.

The Economic Times melaporkan bahwa mereka telah meninjau daftar tersebut, yang meliputi AliExpress, yang dikembangkan oleh teknologi Alibaba, dan Tencent’s PubG. (asr)

Ikuti Frank di Twitter: @HwaiDer

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=GSaL0RdReYY