Kemenlu AS Terbitkan Laporan Penelitian Tentang Tantangan Partai Komunis Tiongkok

Kementerian Luar Negeri AS menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) adalah organisasi diktator yang berideologi Marxisme-Leninisme. Dan merangkum berbagai tindakan jahat Partai Komunis Tiongkok, serta bagaimana pemerintah Amerika Serikat menanggapi tantangan berat yang merupakan dampak yang dibawa PKT ke Amerika Serikat dan komunitas internasional

Kantor Perencanaan Kebijakan Kementerian Luar Negeri AS menerbitkan laporan berjudul The Elements of the China Challenge (Unsur-Unsur Tantangan Tiongkok) pada 17 November 2020. Laporan tersebut dijelaskan di dalam beberapa Bab mengenai : Tantangan yang ditimbulkan oleh Partai Komunis Tiongkok. Laporan itu juga membahas perilaku PKT. Akar ideologis dari perilaku PKT. Kerapuhan PKT, dan Bagaimana Amerika Serikat menjamin hak kebebasan.

Pertama. Tantangan yang ditimbulkan oleh PKT

Laporan tersebut menyebutkan bahwa bangsa Tionghoa memiliki budaya yang luar biasa dan tradisi moral dan politik yang telah tumbuh selama ribuan tahun. Tetapi Tiongkok saat ini adalah rezim otoriter yang dijajah oleh ideologi Marxisme-Leninisme.

Amerika Serikat dan semua negara di dunia, semakin sadar bahwa PKT telah memicu era baru persaingan antar kekuatan besar. Tetapi, hanya sedikit orang yang dapat melihat pola invasi PKT di setiap wilayah di dunia, apalagi bentuk dominasi khusus yang dikejar PKT.

PKT selain berfokus pada posisi yang menonjol dari tatanan dunia mapan yang berasal dari prinsip-prinsip universal yang diandalkan Amerika Serikat, tetapi juga berniat untuk membangun tatanan dunia baru yang berpusat pada PKT demi melayani tujuan otoriter PKT dan ambisi hegemonik mereka.

PKT sekarang menggunakan kekuatan ekonominya untuk memaksa negara-negara di seluruh dunia, membuat masyarakat internasional dan politik asing lebih sesuai dengan norma-norma PKT, dan membentuk kembali organisasi internasional sesuai dengan bentuk sosialisme yang dianut komunis Tiongkok. Pada saat yang sama, PKT sedang mengembangkan kekuatan militer kelas dunia untuk menyaingi kekuatan militer AS dan mengunggulinya.

PKT memerintah dengan cara otoriter terhadap warga negara Tiongkok dan mengancam kebebasan di seluruh dunia. Tetapi mereka memiliki banyak kerapuhan/kerentanan. Misalnya, kediktatoran otokratis membatasi inovasi, membutuhkan anggaran yang sangat tinggi untuk melakukan penekanan, penyensoran, dan mencuci otak rakyatnya yang berjumlah 1,4 miliar orang. Ketidakseimbangan demografis. Ketidakstabilan ekonomi. Pejabat yang korup. Tentara yang dikendalikan oleh PKT terpisah dari rakyat serta rusaknya lingkungan. Epidemi pneumonia Wuhan (virus komunis Tiongkok atau COVID-19) yang mengakibatkan penyakit dan kematian. Menyebabkan orang Tionghoa dan komunitas internasional, semakin memahami terhadap komunis Tiongkok yang tidak menghargai nyawa serta mengabaikan norma-norma dan kewajiban internasional.

Kedua. Perilaku PKT

Laporan tersebut secara rinci menguraikan penindasan PKT terhadap 1,4 miliar orang penduduknya. Misalnya, pada tahun 1989, mereka menekan gerakan pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen. 

Dalam dekade berikutnya, PKT secara ketat mengontrol informasi, dan mempromosikan informasi palsu dari mereka, menanamkan ideologi PKT, menggunakan teknologi tinggi untuk memantau kegiatan warga Tiongkok bahkan melakukan penculikan, menindas warga etnis minoritas di Xinjiang, Tibet, dan Mongolia Dalam, menekan para tokoh agama, memenjarakan pendeta, melarang gereja berkegiatan.

PKT merusak otonomi Hongkong dan merampas kebebasan dasar penduduk Hongkong. Sekarang PKT mengancam ingin menyatukan Taiwan yang memiliki kebebasan dan makmur dengan cara kekerasan.

Komunisme yang dideklarasikan oleh PKT, bukan hanya model pemerintahan domestik dari otoritarianisme, tetapi tujuan utamanya adalah untuk membangun tatanan internasional yang berdasarkan sosialisme.

PKT menggunakan kekayaannya mereka untuk membuat negara lain memiliki ketergantungan ekonomi dan afiliasi politik kepadanya, dan reorientasi arah organisasi internasional sesuai dengan standar dan tujuan PKT. PKT mengembangkan kekuatan militer dalam upaya untuk menyaingi bahkan melampaui kekuatan militer AS.

Laporan tersebut juga memberikan gambaran secara ekstensif pencurian hak kekayaan intelektual berskala besar yang dilakukan PKT, untuk mengembangkan sains dan teknologi mereka. Sebagai contoh, PKT mencuri teknologi dan rahasia komersial dari perusahaan, universitas, dan lembaga pertahanan Amerika Serikat dan negara lain. Memaksa pengalihan teknologi. Mencuri teknologi tinggi melalui serangan dunia maya dan kegiatan spionase.

Ketiga. Akar ideologis dari perilaku PKT

Laporan menyebutkan bahwa, banyak orang salah memahami bentuk dan arti dari perilaku PKT, karena orang-orang tidak secara jelas mengenali pandangan dunia komunisme yang dianut PKT.

Untuk memahami bentuk khas dari otoritarianisme PKT dan tujuan hegemoni nya, kita harus memahami akar ideologis dari perilaku PKT : Keyakinan Marxisme-Leninisme dari Partai Komunis Tiongkok dan interpretasi ekstrim Partai Komunis terhadap nasionalisme Tiongkok. Demikian tulis dalam laporan itu.

Tradisi Konfusianisme berakar kuat dalam diri rakyat Tiongkok. Rakyat Hongkong, Taiwan, dan Korea Selatan mendukung kebebasan dan demokrasi. Namun, karena PKT menjadi penguasa di daratan Tiongkok, sehingga harus memahami sepenuhnya ide partai tentang komunisme.

Keempat. Kerapuhan rezim komunis Tiongkok

Di bagian topik tentang kerapuhan rezim PKT, laporan menyebutkan bahwa setelah mantan pemimpin PKT Mao Zedong meluncurkan gerakan Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan yang berdarah, PKT mulai mengembangkan kemampuan industri dan teknologi. Seiring dengan kemakmuran ekonomi dan peningkatan substansial dalam kekuatan militer, pengaruh global dan internasional PKT juga ikut berkembang.

Meskipun Tiongkok telah membuat beberapa kemajuan, tetapi kerentanan atau kerapuhan yang dihadapi Tiongkok di bawah kepemimpinan PKT juga ikut meningkat.

Kerentanan tertentu Tiongkok berasal dari sifat otoritarianisme. Karena kurangnya kebebasan, negara-negara otoriter sering kali mengalami kesulitan untuk mempertahankan ekonomi yang dapat beradaptasi dengan inovasi dan pertumbuhan untuk waktu yang lama. Orientasi dari para diktator otoriter itu adalah ambisi hegemonik dan standar internasional. Merendahkan standar internasional, mereka menjalin hubungan dekat dengan teman buruk, dan mudah dikucilkan oleh sekutu dan mitranya.

Pertama, perekonomian Tiongkok mengalami penurunan dan kesulitan besar. Pada bulan Mei 2020, Perdana Menteri Li Keqiang dari Dewan Negara Tiongkok mengakui bahwa masih terdapat sekitar 600 juta orang warga Tiongkok dengan pendapatan atau rendah, bahkan lebih bawah. Pendapatan bulanan mereka hanya RMB. 1.000 (setara USD. 142), yang tidak cukup untuk menyewa rumah di kota-kota menengah di Tiongkok.

Wabah komunis Tiongkok yang menyebar secara global, telah menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran di daratan Tiongkok dan semakin memperumit masalah. Selain itu, sebelum terjadinya krisis epidemi, seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang paling rendah dalam 30 tahun terakhir, keresahan sosial di Tiongkok terus meluas.

Kedua, situasi demografis Tiongkok terus memburuk. Ukuran populasi Tiongkok diperkirakan akan mencapai puncaknya dalam 10 tahun ke depan dan kemudian secara bertahap menurun. Hal yang lebih buruk lagi adalah, PKT menghadapi masalah penuaan populasi yang cukup serius, populasi di atas 65 tahun akan meningkat secara drastis, sementara populasi usia kerja menurun tajam.

Ketiga, percepatan pembangunan ekonomi Tiongkok telah dengan serius merusak lingkungan hidup. Tiongkok sudah lebih dari satu dekade menjadi sumber pelepasan emisi karbon terbesar di dunia dan masih berlanjut sampai sekarang. Banyak kota besar di daratan Tiongkok telah tercemar, mengurangi luas tanah subur untuk pertanian dan air bersih untuk minum. Harapan hidup rakyat Tionghoa sedang menurun.

Keempat, korupsi di tingkat lokal dan tingkat tinggi PKT membawa risiko bagi PKT. Banyak elit memperkaya diri dengan mengorbankan kepentingan rakyat. PKT menindas rakyatnya dan mengambil paksa lahan telah memperburuk ketidakpuasan masyarakat, memicu lebih dari 130.000 jenis protes setiap tahunnya. Protes semacam itu kemungkinan akan mengguncang sistem pemerintahan dalam beberapa tahun ke depan.

Kelima, PKT menggunakan banyak sumber daya untuk menindas warga etnis minoritas dan aliran agama.

Keenam, PKT mengalokasikan dana yang jauh melebihi anggaran pertahanan untuk menjaga keamanan internal atau stabilitas nasional. Sebuah laporan analisa menunjukkan, bahwa dana yang dianggarkan PKT untuk menjaga keamanan internal sekitar 18% lebih tinggi daripada anggaran untuk pertahanan eksternal.

Ketujuh, tentara PKT tidak memiliki legitimasi. Tujuan dari tentara PKT adalah untuk membela kepentingan partai, bukan untuk membela kepentingan rakyat. Mao Zedong pernah mengatakan bahwa kekuatan politik tumbuh dari laras senjata. Tetapi, dengan modernisasi militer, kepercayaan ideologis internal telah menurun, sementara korupsi meningkat.

Kedelapan, PKT menghadapi masalah suksesi kepemimpinan.

Kesembilan, kebijakan luar negeri Tiongkok telah membuat komunitas internasional tidak lagi mempercayainya.

Kelima. Amerika Serikat menanggapi tantangan PKT

Laporan percaya bahwa dalam menanggapi tantangan PKT, Amerika Serikat harus kembali ke komitmennya semula. Yakni untuk menjamin kebebasan, Amerika Serikat harus merumuskan kembali 10 kebijakan luar negerinya.

Dengan melindungi kebebasan domestik dengan mempertahankan konstitusionalisme, mempromosikan kemakmuran, mendorong masyarakat sipil yang sehat, mempertahankan militer yang paling kuat, fleksibel, dan berteknologi maju di dunia. Sambil memperkuat kerjasama keamanan dengan sekutu dan mitra berdasarkan kepentingan bersama dan tanggung jawab bersama. Memperkuat tatanan internasional yang bebas, terbuka dan berdasarkan aturan.

Mengevaluasi kembali sistem aliansinya dan berbagai organisasi internasional, memperkuat sistem aliansi dan membuat organisasi internasional baru untuk memajukan demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan kepentingan Amerika Serikat dengan mencari peluang untuk bekerja sama dengan Beijing berdasarkan prinsip keadilan dan timbal balik, dan membatasi ketika situasi membutuhkan. Dan, mendukung mereka yang berada di Tiongkok untuk mencari kebebasan, agar orang Amerika memahami skala dan dampak yang ditimbulkan dari tantangan yang diberikan PKT.

Melatih generasi baru pegawai negeri sipil di bidang diplomasi, militer, keuangan, ekonomi, teknologi, dan bidang lainnya, serta pakar kebijakan publik yang memahami bahasa, budaya, dan sejarah PKT serta pesaing strategis lainnya, teman, dan calon teman PKT dan Amerika Serikat. Melakukan reformasi sistem pendidikan Amerika untuk membantu siswa memahami tanggung jawab warga negara di era informasi yang kompleks. Mempertahankan prinsip kebebasan melalui keteladanan, bicara, diplomasi publik, bantuan dan investasi asing, bahkan menggunakan kekuatan militer. (sin)

Keterangan Foto : Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyampaikan pidato terkait sikap keras AS terhadap Partai Komunis Tiongkok di Balai Perpustakaan dan Museum Presiden Nixon pada 23 Juli 2020. (Ashley Landis/POOL/AFP)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=K0GprUriDTk