Tim Pengacara Trump Ajukan Litigasi Terhadap 8 Cara Utama Pemilu 2020

 oleh Lin Yan

Pengacara Presiden Amerika Serikat, Rudy Giuliani yang juga mantan Walikota New York yang ditunjuk sebagai leader tim pengacara Trump pada Pemilu 2020 mengatakan bahwa tim telah berhasil mengumpulkan sejumlah besar kesaksian tersumpah dari masyarakat dalam 2 minggu ini. Media dipersilahkan untuk mempertanyakan keabsahan dari warga yang memberikan kesaksian, tapi tidak bisa menyangkal adanya kecurangan pemilu.

Dalam 2 minggu terakhir, sejumlah besar laporan media sering menyebutkan bahwa tuduhan kecurangan tim kampanye Trump adalah tidak berdasar. Siaran pers tim pengacara Trump pada hari Kamis 19 November 2020, memberikan banyak bukti kecurangan pemilu dan gambaran terhadap kemajuan gugatan. Namun, sudah dapat diduga oleh tim pengacara Trump bahwa media arus utama akan tetap mengabaikan bukti-bukti kesaksian ini.

Rudy Giuliani mengatakan bahwa semua warga yang memberikan kesaksian  menghadapi resiko “pembalasan”. Ini adalah kesaksian langsung dari warga Amerika Serikat.

Menurut Giuliani, pelanggaran terkait Pemilu Amerika Serikat tahun ini  di negara-negara bagian besar, memiliki pola penipuan pemilih yang sama dengan di kota-kota yang memang didominasi oleh Partai Demokrat. Mereka memiliki “rencana keseluruhan”. Dan promosi pemungutan suara melalui surat yang meluas telah memungkinkan Partai Demokrat untuk mengadopsi praktik penipuan pemilu di kota-kota besar masa lalu di seluruh Amerika Serikat. Ditambah lagi dengan kontrol Partai Demokrat atas sistem peradilan perkotaan, memungkinkan Demokrat untuk “bebas berbuat dosa”.

Berikut adalah 8 tuduhan utama yang disampaikan oleh tim pengacara Trump dalam siaran pers :

1. Pengawas pemilu tidak diizinkan untuk menyaksikan pembukaan kota surat suara

Rudy Giuliani mengatakan bahwa banyak surat suara yang dikirim, dibuka ketika pengawas tidak dapat memeriksa apakah tanda tangan sudah benar, padahal pengawasan oleh pengawas ini merupakan langkah perlindungan yang penting untuk mencegah penipuan. Giuliani mengatakan bahwa surat suara itu adalah tidak sah, apalagi jika amplopnya sudah dibuang, tidak ada artinya menghitung ulang suara.

2. Ketimpangan hukum di masing-masing yurisdiksi Partai Demokrat 

Di Pennsylvania, Mahkamah Agung memberlakukan aturan pemungutan suara baru yang longgar sebelum berlangsungnya pemilihan sepert tidak diperlukan verifikasi tanda tangan, dan pemilih yang tidak hadir di negara bagian Demokrat diizinkan untuk memperbaiki kerusakan surat suara. Akan tetapi pemilih di wilayah Republik tidak diizinkan.

3. Banyak pemilih tiba di Tempat Pemungutan Suara (TPS) menemukan sudah ada orang lain yang memberikan suara dengan mengatasnamakan mereka

Giuliani mengatakan bahwa banyak surat suara sementara di Pittsburgh, Pennsylvania yang seharusnya diserahkan kepada orang-orang yang mengantri di TPS, tetapi mereka diberitahu bahwa mereka telah memberikan suara.

4. Petugas pemilu diminta untuk tidak mencari kekurangan pada surat suara dan diminta untuk mengubah tanggal penerimaan surat suara

Dengan mengutip tulisan dalam surat kesaksian yang dikirim oleh seorang wanita yang menjadi petugas pemilu, Giuliani mengatakan bahwa atasannya meminta untuk memasukkan  seluruh surat suara yang tidak hadir ke dalam perhitungan surat suara, mengubah tanggal penerimaan surat suara menjadi tiba sebelum hari pemilihan untuk menghindari agar surat suara tersebut tidak disita Mahkamah Agung.

5. Suara yang diberikan untuk Joe Biden dihitung berulang kali melalui mesin, tetapi kandidat yang lain tidak.

Giuliani mengatakan, ada 60 orang saksi di Michigan yang membuktikan bahwa jumlah surat suara itu “muncul secara tidak lazim”, dan bahwa selembar surat suara dihitung berulang sebanyak 2 atau 3 kali. Menurut Giuliani jumlah suara yang terpengaruh setidaknya mencapai antara 60.000 sampai 100.000.

6. Negara Bagian Wisconsin memasukkan ke dalam perhitungan hasil surat absen yang belum diajukan sebelumnya

Giuliani menunjukkan bahwa peraturan surat suara tidak hadir di Wisconsin lebih ketat daripada kebanyakan negara bagian lainnya, tetapi wilayah Milwaukee di Wisconsin memiliki 60.000 surat suara absen. Wilayah Madison memiliki 40.000 surat suara absen yang belum diajukan sebelumnya, tetapi juga dihitung ke dalam hasil pemilihan.

7. Di beberapa daerah, muncul hasil penghitungan suara akhir lebih banyak dari jumlah penduduk yang terdaftar

Menurut Giuliani di Michigan dan Wisconsin memiliki sejumlah besar distrik pemilihan yang menimbulkan kecurigaan, itulah alasan mengapa Komite Pemungutan Suara Wayne County dan 2 orang Partai Republik di Michigan menolak untuk memverifikasi hasil pemungutan suara pada hari Selasa 27 November lalu. Giuliani juga mengatakan bahwa masih ada pemilih luar negara bagian di Georgia yang memberikan suara 2 kali.

8. Mesin dan perangkat lunak pemungutan suara di Amerika Serikat sama dengan yang digunakan dalam pemilu rezim sosialis Venezuela dan terkait dengan penyandang dana golongan kiri George Soros

Sidney Powell, salah seorang pengacara Trump mengatakan bahwa surat suara  dikirim ke luar negeri untuk dihitung. Mesin pemungutan suara Dominion dan perangkat lunak penghitung suara Smartmatic yang digunakan di Amerika Serikat  dikendalikan oleh kepentingan asing dan mengubah hasil dengan memanipulasi algoritma.

Powell secara khusus menunjukkan bahwa pemilik Smartmatic termasuk 2 orang warga Venezuela dan memiliki hubungan dengan rezim diktator Venezuela, Hugo Chavez dan rezim Nicolas Maduro.

Selain itu, tim pengacara Trump juga menyatakan bahwa terdapat ketidaknormalan dalam data penghitungan suara. Misalnya, ratusan ribu suara untuk Biden muncul secara tiba-tiba pada dini hari pemilu Wisconsin, puluhan ribu surat suara yang memilih Biden muncul dalam waktu 5 menit, tidak ada penjelasan lain kecuali memanipulasi algoritma.

Media mengambil alih wewenang untuk mengumumkan pemenang pemilu

Konstitusi Amerika Serikat telah mengatur proses pemilihan presiden jika terjadi kecurangan dalam pemungutan suara.

Konselor Trump, Jenna Ellis mengatakan bahwa media mengambil alih wewenang untuk mengumumkan pemenang pemilu. Ia mengutip isi dari peraturan ‘Federalist No. 68’ yang menyebutkan bahwa prosedur konstitusional untuk memilih presiden harus dilindungi dari tindak penipuan dan pengaruh asing.

Lebih jauh Rudy Giuliani mengatakan bahwa tim kampanye Trump percaya bahwa ada sejumlah surat suara itu bermasalah. Jumlah suara untuk masalah tersebut lebih dari dua kali selisih antara suara untuk Biden dan suara untuk Trump di negara-negara bagian kunci. Giuliani yakin Presiden Trump memiliki jalan menuju kemenangan. (hui)

Keterangan Foto : Tim pengacara Trump mengadakan siaran pers pada hari Kamis (19 November) untuk memperkenalkan perkembangan terbaru dalam litigasi pemilu. Pengacara Rudy Giuliani (kedua dari kiri) dan Sidney Powell (pertama dari kiri) berbicara kepada publik mengungkapkan 8 tuduhan utama yang termasuk dalam gugatan tersebut. (Mandel Ngan/AFP)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=B3vF8PbLus0