Apa yang Diungkapkan Pakar Soal PKT Mengklaim Berhasil Mengentas Kemiskinan Secara Menyeluruh

Pada 23 November 2020 media corong Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengumumkan bahwa sebanyak 832 kabupaten yang dikategorikan sebagai kabupaten termiskin di daratan Tiongkok telah dinyatakan “keluar dari kemiskinan”. Dengan demikian tujuan dari tugas pengentasan kemiskinan nasional telah dapat diakhiri. Berita tersebut memicu reaksi masyarakat Tiongkok, bahkan menuduh PKT berbohong

oleh Chang Chun

Pihak berwenang di Provinsi Guizhou, Tiongkok pada 23 November 2020 mengumumkan bahwa 9 kabupaten terakhir yang sangat miskin telah dapat dikeluarkan dari daftar, alias sudah terentas dari kemiskinan. Media Partai Komunis Tiongkok mengklaim bahwa ini tidak hanya menandai pengentasan kemiskinan secara keseluruhan di 66 kabupaten termiskin di Provinsi Guizhou, tetapi juga menandai keberhasilan dari usaha pemerintah komunis Tiongkok mengentaskan kemiskinan dari seluruh 832 kabupaten miskin di seluruh daratan Tiongkok. Jadi “Tujuan nasional mengentas kemiskinan sudah dapat diakhiri”.

Berita tersebut memicu reaksi keras dari masyarakat Tiongkok. Banyak orang memposting ulang video secara online dan berkomentar : “Inilah realita daerah yang terentas dari kemiskinan yang disebutkan oleh pembawa acara CCTV”.

Mr. Zhang, seorang petani dari Provinsi Jiangsu mengatakan : “Orang miskin sampai tidak mampu makan nasi, tidak mampu membeli pakaian. Begitu diderita penyakit mereka memilih mengakhiri hidup. Tetapi hampir tidak ada yang dilaporkan, pada kenyataannya kasus demikian cukup banyak”.

Sejak tahun 2015, PKT mengkampanyekan gerakan pengentasan kemiskinan. Tahun ini adalah tahun akhir terealisasinya tujuan membangun masyarakat sejahtera dalam segala hal bagi penduduk mayoritas Tiongkok. Oleh karena itu, sejak bulan Desember tahun lalu, sudah ada lebih dari sepuluh daerah termasuk Tibet, Chongqing, Heilongjiang, Shaanxi, Henan dan lainnya secara berturut-turut mengklaim bahwa kabupaten miskin mereka telah “nol persen”.

Dari 16 hingga 21 November tahun ini, Ningxia, Sichuan, Guangxi, dan Gansu juga secara gencar mengumumkan bahwa semua kabupaten miskin di wilayah mereka telah berada di atas standar ukuran miskin, alias pengentasan kemiskinan telah tercapai.

Namun, ada ilmuwan di sebuah kabupaten di Henan yang dilanda kemiskinan mengatakan kepada media bahwa berita tersebut diumumkan kepada masyarakat sepenuhnya untuk keperluan propaganda pemerintah, dan sama sekali tidak bermanfaat bagi para warga miskin. Sesungguhnya, kondisi rumah tangga yang digolongkan miskin itu tidak berbeda dari sebelumnya.

Mr. Zhu, seorang petani di Provinsi Timur Laut mengatakan bahwa pengentasan kemiskinan yang sangat diharapkan oleh warga miskin masih jauh di awang-awang. Bahkan akhir-akhir ini ada warga di desanya yang mati kelaparan. Seorang bernama Chen Tagang yang tanahnya dirampas oleh pemerintah dan tidak diberi kompensasi, dan tidak memiliki tunjangan subsisten, akhirnya meninggal dunia.

“Tagang sampai mencari sisa makanan orang yang dibuang di tempat sampah untuk mengisi perut, memungut sayuran yang dibuang di sampah dan dibawa ke gubuknya untuk dikeringkan, yang akan digunakan sebagai cadangan makanan berikutnya. Pada akhirnya dia mati ! Singkatnya, sebelum meninggal, dia menjalani kehidupan yang lebih buruk daripada pengemis”, kata Mr. Zhu.

Mr. Chen, seorang warga Prefektur Liangshan di Provinsi Sichuan juga mengungkapkan bahwa warga pegunungan di Prefektur Liangshan minus sandang pangan.

“Daerah pegunungan pasti relatif terbelakang, kondisi jalan menuju ke sana pun buruk, transportasi sulit, pendidikan dan perawatan medis juga buruk. Warga tidak mampu membiayai pendidikan dan pengobatan”, kata Mr. Chen.

Mr. Liang yang bekerja sebagai sukarelawan penyelamat di Gunung Daliang mengatakan kepada reporter ‘Epoch Times’ bahwa semakin banyak warga menjadi lebih miskin sejak pemerintah setempat mengadakan program pengentasan kemiskinan. Beberapa keluarga bahkan hanya beberapa kali dalam setahun bisa makan nasi. Anak-anak sampai umur 7 – 8 tahun belum pernah mandi, dan tidak pernah melihat kertas toilet.

Mr. Yue yang mantan pejabat di Henan mengatakan bahwa, program pengentasan kemiskinan dan membangun masyarakat sejahtera dalam segala hal yang digembar-gemborkan pemerintah komunis Tiongkok selama beberapa dekade adalah kebohongan.

“Seperti para warga yang tinggal di wilayah pegunungan di Yunnan, Guizhou, dan Sichuan, mereka tidak memiliki banyak sumber daya. Selain itu, berapa banyak jumlah warga miskin yang ada di wilayah Barat Laut, seperti Provinsi Gansu, Mongolia Dalam, Shaanxi, Shanxi, dan Qinghai ? Bahkan banyak yang tinggal di gua-gua di Dataran Tinggi Barat Laut. Kehidupan mereka sangat sulit”, kata Mr. Yue.

Mr. Yue mempertanyakan, bagaimana para warga itu tergolong sudah berhasil dientar dari kemiskinan ? Apa yang disebut pengentasan kemiskinan hanyalah klaim sepihak dari pemerintah.

Sejak 2020, ekonomi, keuangan, perdagangan luar negeri, dan pasar Tiongkok semuanya terpukul parah akibat menyebarnya epidemi virus komunis Tiongkok (COVID-19) dan kemerosotan tajam hubungan AS – Tiongkok.

Pada akhir bulan Mei, Li Keqiang mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa ada sekitar 600 juta penduduk miskin di daratan Tiongkok dengan pendapatan bulanan hanya RMB. 1.000,-. Mereka tidak mampu membiayai sewa tempat tinggal. Sekarang mereka dihadapkan lagi pada dampak dari epidemi, sehingga semakin banyak warga yang kembali jatuh miskin.

Pada awal bulan Juni, Caixin.com juga melaporkan bahwa lebih dari 900 juta penduduk Tiongkok berpenghasilan kurang dari RMB. 2.000,-  sebulan.

Frank Tian Xie, ​​seorang profesor dari Aiken School of Business di University of South Carolina, Amerika Serikat mengatakan : “Sebanyak 600 juta hingga 900 juta penduduk daratan Tiongkok masih bergelut di garis kemiskinan. Sekarang beberapa bulan telah berlalu. Tiba-tiba pihak berwenang Tiongkok mengatakan bahwa semua warga itu sudah berhasil keluar dari garis kemiskinan. Apalagi kalau bukan kebohongan besar untuk menipu dunia. Dalam keadaan seperti tahun ini, mereka masih mengklaim bahwa ekonomi mereka tumbuh sedemikian rupa dan seberapa suksesnya dalam pengentasan kemiskinan. Semakin tampak tidak masuk akal”.

Jadi bagaimana komunis Tiongkok mencapai “pengentasan kemiskinan sepenuhnya” ? Seorang pejabat pemerintah yang bermarga Li mengungkapkan bahwa ada 4 trik utama yang digunakan komunis Tiongkok untuk “mengentas kemiskinan” yakni, pertama, menurunkan standar pengentasan kemiskinan. Kedua, melakukan penipuan lewat data. Ketiga, melakukan kunjungan “silaturahmi” dadakan, dan keempat, dengan cara brutal memaksa orang (yang mengetahui situasi) untuk tutup mulut. (sin)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=b0f_V30qh6g