Dr. Cheng Xiaonong: Perang Dagang dengan Australia adalah Bagian Rencana Ambisi Militer Tiongkok

The Epoch Times

Dr. Cheng Xiaonong yakin tujuan Partai Komunis Tiongkok dengan aksi serangan dagang itu adalah untuk memaksa Australia mengabaikan konstruksi pertahanan nasionalnya sehingga kapal-kapal selam nuklir Partai Komunis Tiongkok dapat melintasi perairan dekat Australia. Dengan demikian akan mudah dan secara langsung merupakan  ancaman militer untuk Amerika Serikat. 

Untuk diketahui Dr. Cheng Xiaonong yang tinggal di New Jersey, Amerika Serikat  adalah seorang ahli di bidang politik dan ekonomi Tiongkok. Ia seorang peneliti kebijaksanaan dan pembantu mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Zhao Ziyang saat Zhao Ziyang menjabat sebagai Perdana Menteri Tiongkok. 

Dr. Cheng Xiaonong juga bertugas sebagai kepala editor jurnal Modern China Studies. Beberapa bulan belakangan ini Tiongkok memaksakan tarif yang mahal terhadap produk-produk pertanian Australia seperti arak anggur dan barley yang sungguh-sungguh mencederai para produsen kecil di Australia dan pasar ekspor. 

Dr. Cheng Xiaonong mengemukakan bahwa bila Australia mengkritik masalah hak asasi manusia yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok, maka Partai Komunis Tiongkok akan menuduh Australia mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok.

Namun, saat Partai Komunis Tiongkok menghalangi upaya Australia untuk memperkuat pertahanan nasionalnya, Partai Komunis Tiongkok benar-benar mencampuri urusan dalam negeri Australia. Kini Partai Komunis Tiongkok secara arogan meremukkan kritik dari negara-negara lain mengenai masalah hak asasi manusia ini.

“Bagaimana anda menjelaskan hal tersebut? 

DW News, media propaganda Partai Komunis Tiongkok di luar negeri menyatakan secara jelas dalam sebuah tajuk rencana. Dengan bernada mengancam, DW News menyatakan bahwa sebuah negara berukuran sedang seperti Australia sebaiknya mengumumkan pendiriannya dengan patuh. 

Maksudnya Beijing ingin mengatakan bahwa Komunis Tiongkok ingin menantang Amerika Serikat. Semua negara lainnya harus berpihak pada Beijing. “Bila tidak, Beijing akan melumatkan anda. Nada macam apa ini? Ini adalah sebuah nada hegemonik!”

Partai Komunis Tiongkok juga melakukan gerakan lain yang tidak lazim di kawasan Asia Pasifik. 

Menurut berbagai laporan, sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok berada di Karang Luconia di sebuah jalur laut di utara Borneo yang dianggap Malaysia sebagai zona ekonomi eksklusif maritimnya. Akibatnya, kedua negara tersebut dalam keadaan buntu sejak akhir bulan November. 

Menurut Dr. Cheng Xiaonong, di balik semua gerakan ini, target jangka-panjang Partai Komunis Tiongkok yang sesungguhnya adalah Amerika Serikat. Hal tersebut dikarenakan Tiongkok tidak memiliki kemampuan untuk berperang dengan Amerika Serikat pada saat ini.

Sekitar sepuluh tahun yang lalu, Partai Komunis Tiongkok sudah membuat formula sebuah kebijakan dasar, yaitu “sebuah pertandingan catur yang besar.” 

Partai Komunis Tiongkok akan menggunakan kapal-kapal selam nuklir yang bermuatan peluru-peluru kendali antar-benua jarak-jauh sebagai sebuah cara untuk mengancam Amerika Serikat. Oleh karena itu, Partai Komunis Tiongkok menggunakan serangkaian strategi untuk mencapai tujuan ini selangkah demi selangkah.

Menurut Dr. Cheng Xiaonong, pertandingan catur yang besar ini memiliki sebuah rencana yang terdiri dari tiga langkah. 

Langkah pertama adalah  mentransfer kapal-kapal selam nuklir Partai Komunis Tiongkok dari Laut Bohai yang paling dangkal dan Laut Kuning ke pulau Hainan dan membangun sebuah pangkalan kapal selam nuklir di dalam laut dekat pelabuhan Yulin di Sanya untuk menghindari pengawasan oleh satelit udara.  

Langkah kedua adalah membangun pulau-pulau buatan dalam skala besar di Laut Tiongkok Selatan.

Partai Komunis Tiongkok sedang membangun pulau-pulau, menutup perairan internasional di Laut Tiongkok Selatan dan mengubah perairan internasional di Laut Tiongkok Selatan menjadi laut milik Tiongkok. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan area tersebut sebagai sebuah “benteng” laut dalam untuk menyembunyikan kapal-kapal selam nuklir Tiongkok. Itulah alasannya mengapa Partai Komunis Tiongkok merasa perlu untuk mengancam Malaysia, karena ada sebuah pulau kecil berukuran 80 mil persegi (207.199 km persegi) berada dalam teritorial laut milik Malaysia. 

Partai Komunis Tiongkok  yakin bahwa tempat ini dapat dibangun menjadi sebuah pangkalan militer Partai Komunis Tiongkok di masa depan. Inilah yang ada dalam benak Partai Komunis Tiongkok: “Membangun sebuah pangkalan militer di gerbang Malaysia!”

Langkah ketiga adalah mencari sebuah jalur yang bagus untuk dilalui kapal-kapal selam nuklir. 

Menurut analisis Dr. Cheng Xiaonong, Partai Komunis Tiongkok hanya memiliki tiga jalur pilihan bila Partai Komunis Tiongkok ingin menyerang Amerika Serikat dari Laut Tiongkok Selatan.

Jalur pertama adalah bergerak menuju timur laut dan memasuki Selat Bashi dari barat daya perairan Taiwan.

Jalur kedua adalah bergerak menuju tenggara melalui kepulauan Filipina menuju Laut Sulawesi dan memasuki perairan laut dalam antara Indonesia dengan Filipina.

Jalur ketiga adalah berangkat dari ujung paling selatan Laut Tiongkok Selatan dan menuju barat daya dengan cara melintasi Pulau Kalimantan, menuju selatan ke Laut Jawa di Indonesia, lalu menuju ke arah timur antara Australia dengan pulau Papua dan mencapai perairan laut dalam di Laut Koral.

Dr. Cheng Xiaonong juga menemukan bahwa Angkatan Laut Tiongkok dan Angkatan Laut Amerika Serikat bertempur selama lebih dari sebulan di perairan barat daya Taiwan dari bulan September hingga Oktober tahun 2020 ini. 

Militer Amerika Serikat ingin menyelidiki perilaku kapal-kapal selam nuklir Tiongkok dan mempelajari bagaimana cara mencegat kapal-kapal selam nuklir Tiongkok itu bila diperlukan. Sebagai akibatnya Partai Komunis Tiongkok menyadari bahwa jalur di perairan barat daya Taiwan dan Selat Bashi telah menjadi sasaran oleh Amerika Serikat.

Jadi kini Partai Komunis Tiongkok sedang berupaya mencari jalan lain. Bila Partai Komunis Tiongkok bergerak menuju timur atau selatan, maka Partai Komunis Tiongkok harus berhadapan dengan Australia. Dua jalur laut ini akan berakhir di sisi utara atau pun selatan pulau-pulau Papua New Guinea, dan pada akhirnya akan mencapai zona pertahanan maritim Australia.

Australia mengumumkan perbaruan strategi pertahanan tahun 2020 pada bulan Juli lalu dengan mengumumkan bahwa Australia akan menggunakan dana sebesar 270 milyar dolar Australia untuk memperbarui pertahanan nasionalnya dalam sepuluh tahun mendatang. 

Menurut media Australia, pada pokoknya peningkatan belanja pertahanan adalah untuk melawan Partai Komunis Tiongkok.

Australia secara khusus menambahkan sebuah hal aksi dalam Perbaruan Strategi Pertahanan, untuk memperkuat sistem pengawasan Australia di dalam laut. Hal ini berarti bahwa Australia sedang berupaya memantau kapal-kapal selam nuklir Partai Komunis Tiongkok saat kapal-kapal selam nuklir Partai Komunis Tiongkok mendekat. 

Gerakan ini secara mendalam menjengkelkan Partai Komunis Tiongkok. Bila rencana Australia secara bertahap dilaksanakan, upaya Partai Komunis Tiongkok untuk mengajukan tekanan militer terhadap Amerika Serikat akan gagal. Oleh karena itu, Partai Komunis Tiongkok memastikan untuk mengancam Australia dengan sebuah serangan ekonomi.

Menurut Dr. Cheng Xiaonong bila Australia mengalah pada Partai Komunis Tiongkok, maka kita akan melihat efek “tanah longsor” di keseluruhan kawasan Asia Tenggara. Semakin banyak negara yang akan mengikuti. Saat ini Australia tampaknya sedang menyiapkan keamanan pertahanan nasional dan Amerika Serikat juga sedang beraksi. Amerika Serikat sedang menciptakan sebuah armada kapal yang baru di persimpangan India dengan Samudra Pasifik.

Dr. Cheng Xiaonong menunjukkan bahwa wilayah sebuah armada kapal Amerika Serikat yang baru mencakup secara tepat jalur kapal selam nuklir armada Partai Komunis Tiongkok akan berlanjut bila Partai Komunis Tiongkok memilih langkah ketiga pengaturan dari benteng laut dalamnya di Laut Tiongkok Selatan dan bergerak ke arah selatan. (vv)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=7Pn7y7DXwIg