Pengusaha AS : Kecurangan Pemilu 2020 Adalah ‘Assassin’s Mace’ Partai Komunis Tiongkok

Simon Veazey dan Jan Jekielek

Kecurangan pemilihan umum adalah Assassin’s Mace’ atau ‘tongkat kebesaran pembunuh’ rahasia milik Partai Komunis Tiongkok, yang mana dalam bahasa mandarin disebut Shāshǒujiàn, yang telah lama mengacaukan pihak keamanan, menurut miliarder dan pengusaha teknologi Patrick Byrne, yang pada bulan Agustus 2020 mengumpulkan sebuah tim intelijen dunia maya untuk menganalisis sistem pemungutan suara Amerika Serikat.

“Selama 10 tahun atau lebih, telah ada referensi mengenai ‘Assassin’s Mace’ yang muncul dalam kesusastraan Tiongkok — di mana Tiongkok mengalahkan Amerika Serikat dengan satu pukulan,” kata Entrepreneur Patrick Byrne kepada program “American Thought Leaders” The Epoch Times. 

Patrick Byrne mengatakan, Komunitas keamanan nasional di Amerika Serikat telah berupaya mencari tahu hal ini: Apakah itu kapal induk baru milik Tiongkok? Apakah itu peluru kendali hipersonik? Apakah ini, itu, apakah electromagnetic pulse?”

“Saya kira tidak,” kata Patrick Byrne kepada host Jan Jekielek. “Satu pukulan yang mengalahkan Amerika Serikat adalah apa yang kita alami sekarang.”

Pemungutan suara tahun 2020 melibatkan “kecurangan pemilihan umum besar-besaran,” kata Patrick Byrne. “Bukan kecurangan pemilih, tetapi kecurangan pemilihan umum.”

Patrick Byrne telah menjadi kekuatan pendorong dalam penelitian untuk tuntutan hukum yang diajukan oleh pengacara Lin Wood dan Sidney Powell. Patrick Byrne juga pernah bekerja sama dengan ASOG, perusahaan yang baru-baru ini melakukan audit forensik pada mesin pemungutan suara di Antrim County, Michigan.

Patrick Byrne mengatakan, ia memulai penyelidikan pada bulan Agustus, dan sebagai hasilnya, ia mengantisipasi kejanggalan yang luar biasa yang kemudian ia amati pada pemilihan umum bulan November.

Patrick Byrne mengatakan tim ahli keamanan online miliknya, kini mempercayai para pengembang Tiongkok adalah “samar-samar” perangkat lunak yang telah menyusup setidaknya pada dua sistem pemungutan suara yang utama di Amerika Serikat.

Para pemasok perangkat lunak dan sistem pemilihan umum semacam itu, yang terlibat dalam pemilu AS telah menanggapi tuduhan penyimpangan pemungutan suara dengan gigih, tetap menolak bahwa sistem mereka dapat dimanipulasi atau mereka memiliki koneksi semacam itu kepada pemerintah asing.

‘Merekayasa-balik Kudeta’

Patrick Byrne menggambarkan pemilihan umum tersebut sebagai sebuah kudeta yang lunak.

“Kami pada dasarnya merekayasa-balik kudeta ini,” kata Patrick Byrne, mengacu pada timnya yang berjumlah 30-40 orang.

Patrick Byrne mengatakan bahwa ia bersama dengan para ahli dunia maya, yang telah mengamati manipulasi pemilihan umum sejak tahun 2018. Itu saat mereka dipekerjakan sebagai bagian sebuah komisi pita-biru yang dibentuk untuk memeriksa potensi kecurangan pemilihan umum di Texas.

“Grup tersebut memiliki waktu dua tahun untuk benar-benar merekayasa-balik apa yang dipahami seluruh Amerika Serikat yang membutuhkan waktu beberapa minggu,” kata Patrick Byrne. “Mereka punya benar-benar sudah menemukan selusin cara berbeda untuk mengalahkan atau meretas pemilihan umum — dalam arti luas meretas, tidak harus berupa peretasan orang dunia maya elektronik.”

Menurut Patrick Byrne, mereka menemukan kecurangan adalah mungkin “di tingkat industri, dalam hal menghasilkan ratusan ribu suara palsu.”

Patrick Byrne mengatakan pola manipulasi dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan tiga poin yang penting — yang ia sebut sebagai “tiga wadah fakta.”

“Wadah pertama adalah memahami sistem itu sendiri dan bagaimana dulu sistem tersebut dibangun: fungsionalitas yang dibangun di dalamnya dan kerentanan yang ada.”

Patrick Byrne mengatakan wadah kedua berkaitan dengan bagaimana proses pemilihan umum berlangsung.

“[Jika terjadi kecurangan] anda pasti berharap orang-orang memiliki pengalaman tertentu saat mereka masuk dan memilih atau jika mereka menjadi sukarelawan dan bekerja di daerah sekitar.”

Patrick Byrne memberi contoh mengenai penutupan tabulasi suara, memberi contoh mengenai para pengamat pemilihan umum ditolak masuk, dan memberi contoh mengenai video para petugas pemilihan umum yang mengeluarkan kotak-kotak surat suara dari bawah meja, itu setelah para pengamat pulang dan kemudian memindai surat suara tersebut.

Patrick Byrne mengatakan wadah ketiga adalah statistik Outliers ekstrim yang akan dilepaskan oleh proses manipulasi semacam itu.

“Hal-hal seperti itu terjadi — Outliers statistik ini: Memiliki 123.000 suara berturut-turut untuk satu kandidat; atau di Pennsylvania, saya yakin jumlahnya adalah 580.000 suara yang diproses yaitu 99,4 persen untuk Biden… dan mereka datang persis saat semua anggota Partai Republik diberitahu bahwa mereka harus pergi.”

Patrick Byrne menuturkan, Mereka mengurutkan anda untuk memenangkan lotre Powerball minggu ini, dan minggu depan dan minggu berikutnya — dan itulah yang terjadi di banyak tempat di sekitar Amerika Serikat pada waktu yang sama.” Kemudian, saat anda menggabungkan ketiga narasi yang berbeda itu, ketiga narasi tersebut juga muncul begitu saja bersama-sama dengan sempurna. Ketiga narasi tersebut semuanya saling menguatkan.”

Ditelusuri ke Tiongkok

Patrick Byrne mengatakan bahwa manipulasi sistem pemungutan suara dapat ditelusuri kembali ke Tiongkok.

“Pada dasarnya ada sebuah rantai komando dari Tiongkok melalui Iran ke Kuba dan Venezuela,” kata Patrick Byrne. 

Patrick Byrne juga mengungkapkan, Orang Tiongkok mendanai Smartmatic melalui divisi Smartmatic di Panama, tetapi memantul melalui Venezuela. Ada kode yang terkubur di dalam mesin Dominion yang muncul yang tampaknya menunjukkan sumber Tiongkok.

Selain itu, Patrick Byrne membeberkan ada pengembang Tiongkok yang samar-samar ini, berada di Tiongkok yang sebenarnya memasukkan perangkat lunak mereka ke dalam sistem Smartmatic yang menyusup ke setidaknya dua sistem pemungutan suara utama yang digunakan di dalam negeri.

“Saya mengatakan hal ini sebagai pria yang mencintai Tiongkok, Saya berbicara bahasa Mandarin, saya punya kasih sayang yang besar untuk Tiongkok dan rakyat Tiongkok — tetapi saya bukanlah penggemar berat Partai Komunis Tiongkok,” tambah Patrick Byrne.

Smartmatic mengatakan bahwa produknya hanya digunakan di satu wilayah Los Angeles di pada pemilihan umum tahun 2020. Perusahaan itu secara konsisten membantah klaim kesalahan atau keterlibatan dalam hal pemilih atau kecurangan pemilihan  umum dulu atau sekarang. Smartmatic mengatakan pihaknya tidak ada kaitan dengan pemerintah atau partai politik atau dengan Dominion.

Sistem Pemungutan Suara Dominion juga secara konsisten membantah melakukan kesalahan atau kerentanan dalam sistemnya dan mengatakan bahwa pihaknya tidak menggunakan perangkat lunak yang dimiliki Smartmatic. Bahkan, mengklaim tidak memiliki hubungan kepemilikan dengan pemerintah Tiongkok, Kuba, atau Venezuela. Produk Dominion digunakan di 28 negara bagian.

Namun, Patrick Byrne mengatakan bahwa perangkat lunak yang dibuat oleh Smartmatic itu mengalami serangkaian merger perusahaan, akuisisi, divestasi, dan kesepakatan perizinan sebelum berakhir di setidaknya dua sistem pemungutan suara komersial yang utama yang digunakan di Amerika Serikat, termasuk Dominion. 

“Garis genetik keturunan kembali ke perangkat lunak,” kata Patrick Byrne.

Sejumlah analis lainnya telah menandatangani pernyataan tertulis untuk efek yang sama.

Dominion juga berada di bawah pengawasan, karena struktur kepemilikannya setelah perusahaan induknya mengumpulkan dana dengan bantuan sebuah bank Swiss sebelum 

pemilihan umum presiden Amerika Serikat tahun 2020. Transaksi, yang aneh dalam beberapa hal, telah menyebabkan beberapa orang berspekulasi bahwa sebuah entitas Tiongkok dapat menjadi sebuah investor tidak langsung di Dominion.

Patrick Byrne mengatakan bahwa mencuri pemilihan umum nasional tidak membutuhkan kecurangan di seluruh Amerika Serikat. 

“Ada enam kabupaten yang perlu dicuri. Jika mencuri enam kabupaten ini di seluruh negeri, yang membalik enam negara bagian tempat mereka berada, yang membalik suara-suara electoral college (penentu kemenangan calon presiden Amerika Serikat) yang muncul bersama mereka, yang membalikkan Amerika Serikat, Anda harus mengambil enam tempat dan berbuat curang gila-gilaan di sana,” kata Patrick Byrne.

Patrick Byrne mengatakan bahwa beberapa ahli keamanan online, yang ia gambarkan sebagai White Hat hacker, mengatakan bahwa mereka akan memberi sebuah penilaian untuk sistem pemilihan umum, itu berupa peringkat satu atau dua dari 10 peringkat untuk keamanan. (vv)

Keterangan Foto : Patrick Byrne pada 15 Desember 2020. (Otabius Williams / The Epoch Times)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=zqXaibsHhSc