Mengapa AS — dan Dunia – Membutuhkan Donald Trump untuk Menjabat Kedua Kalinya

Sheng Xue

Karena pemenang pemilihan umum Amerika Serikat yang masih belum diputuskan, saya berharap bahwa, setelah muncul  kebenaran mengenai kecurangan pemilih dan Kongres mengesahkan penghitungan Electoral College pada tanggal 6 Januari, Donald Trump akan menjalani masa jabatan kedua — karena beberapa pekerjaan penting yang ia mulai di masa jabatannya yang pertama masih belum selesai.

Dua musuh terbesar Amerika Serikat dan dunia adalah Partai Komunis Tiongkok dan terorisme internasional. Selama masa jabatannya yang pertama, Donald Trump mengalahkan kelompok teroris ISIS, tetapi terorisme dari kelompok-kelompok lain dan pemerintah-pemerintah yang jahat dapat meletus kapan saja dan membutuhkan sebuah tangan yang kuat untuk menjauhkannya. Donald Trump telah menunjukkan bahwa ia dapat melakukannya.

Mengenai Partai Komunis Tiongkok, adalah sangat menggembirakan saya melihat Donald Trump melawan rezim yang brutal dan licik, tidak ada batasan-batasan yang dilarang, dalam satu tahun terakhir ini.

Saya tahu secara langsung sifat tirani rezim komunis Tiongkok. Para anggota keluarga saya dianggap sebagai musuh negara dan dianiaya dengan kejam karena kakek saya pernah menjadi seorang politisi di pemerintahan sebelum komunis mengambil alih Tiongkok.

Ayah saya, adalah seorang guru, dituduh sebagai mata-mata dan dikirim ke kamp kerja paksa, sedangkan ibu saya, yang berasal dari keluarga kaya, dianiaya oleh para pejabat dan dipaksa bekerja di lokasi-lokasi konstruksi. Adik saya dan aku dikirim ke pedesaan, di mana kami dipandang sebagai orang-orang buangan politik dan terus-menerus diintimidasi.

Diskriminasi dan pelecehan adalah bagian besar dari masa kecil saya sehingga saya sering ingin bunuh diri. Tetapi saya memutuskan untuk bangkit membela keadilan dan melawan Partai Komunis Tiongkok, dan ketika saya berusia 17 tahun, kebangkitan Gerakan Tembok Demokrasi membawa secercah harapan bagi Tiongkok dan rakyat Tiongkok.

Satu dekade kemudian, selama unjuk rasa di Lapangan Tiananmen dekat rumah saya di Beijing, setiap hari saya pergi untuk bergabung dengan para mahasiswa dalam pencarian demokrasi bagi Tiongkok. Kemudian pada malam tanggal 3 Juni 1989 atas perintah dari para pemimpin Partai Komunis Tiongkok, tank-tank lapis baja menggelinding dengan senjata api yang menyala-nyala. Dua orang di sebelah saya ditembak. Gerakan demokrasi tersebut dipadamkan, dan dunia mendapat pandangan sekilas mengenai wajah sebenarnya dari rezim komunis yang kejam ini.

Dua bulan berikutnya, saya meninggalkan Tiongkok menuju Kanada, tempat saya bekerja dengan gerakan pro-demokrasi Tionghoa perantauan sejak saat itu.

Kini saya berada di negara bebas, tetapi saya segera melihat bahwa lengan panjang Beijing sudah menjangkau Kanada, dengan promosi yang tiada henti untuk  kepentingan bisnis, media, dan kebudayaan komunis milik Partai Komunis Tiongkok. Spionase rezim Tiongkok yang meluas, penyebaran pengaruh, pencurian kekayaan intelektual, berkompromi dengan para pemimpin politik dan pemimpin masyarakat, operasi Front Terpadu, penyusupan dan pencurian penelitian di perguruan tinggi dan universitas, “diplomasi utang” di negara-negara berkembang, dan campur tangan dengan diaspora Tionghoa telah berkembang secara eksponensial sejak itu, tidak hanya di Kanada tetapi juga di setiap benua dan di setiap negara.

Selama bertahun-tahun, seorang pemimpin dunia yang kuat adalah sangat dibutuhkan untuk mengendalikan rezim ini yang menunggangi aturan internasional berbasis-aturan, tetapi tidak ada yang meminta pertanggungjawaban.

Kemudian Donald Trump datang, dan ia tahu akan hal itu. Ia tahu Partai Komunis Tiongkok harus dihentikan, bukan hanya untuk kebaikan Amerika Serikat tetapi untuk kebaikan dunia. Dan ia tahu bagaimana menghadapi Partai Komunis Tiongkok.

Donald Trump telah menghadapi Tiongkok di berbagai bidang. Donald Trump memulai perang dagang untuk memperbaiki sistem perdagangan yang sangat tidak adil yang menguntungkan Partai Komunis Tiongkok. Donald Trump menunjuk Huawei dan ZTE sebagai ancaman keamanan nasional dan menempatkan perusahaan militer komunis Tiongkok yang beroperasi secara langsung atau tidak langsung di Amerika Serikat ke dalam daftar hitam.

Donald Trump juga menindak spionase Tiongkok, menutup Konsulat Tiongkok di Houston, menetapkan Front Terpadu sebagai misi asing, dan menyebut 15 outlet berita milik negara Tiongkok sebagai perwakilan asing, mengidentifikasi 15 outlet berita tersebut sebagai organ-organ propaganda Partai Komunis Tiongkok. 

Selain itu, Donald Trump memberlakukan pembatasan kemampuan anggota Partai Komunis Tiongkok dan keluarganya untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan melarang anggota Partai Komunis Tiongkok yang utama untuk berimigrasi ke Amerika Serikat.

Ini semua hanyalah beberapa langkah yang telah diambil Donald Trump, dan masih ada pekerjaan yang lain.

Donald Trump adalah presiden Amerika Serikat pertama yang menghadapi Partai Komunis Tiongkok secara langsung. Saat Ronald Reagan menjadi presiden Amerika Serikat, ia melawan komunis Rusia, yang kemudian menyebabkan berakhirnya rezim Soviet — sebuah prestasi yang luar biasa.

Demikian pula, Donald Trump sedang berusaha untuk menghentikan tirani Partai Komunis Tiongkok. Tetapi rezim Beijing adalah jauh lebih kuat daripada Uni Soviet, di mana Tiongkok adalah ekonomi terbesar kedua di dunia. Rezim Beijing memiliki begitu banyak uang dan begitu banyak pengaruh di setiap sudut dunia.

Di Tiongkok, rezim Tiongkok menggunakan kebohongan, kekerasan, dan penipuan untuk memanipulasi dan mengendalikan rakyat. Sudah terlalu lama, dunia menutup mata terhadap banyak kejahatan rezim Tiongkok terhadap kemanusiaan, dari membunuh tahanan hati nurani Falun Gong hingga memicu perdagangan organ yang menguntungkan di Tiongkok, hingga penahanan massal dan pencucian otak minoritas Muslim Uighur dalam kamp konsentrasi, hingga menggunakan tenaga budak, hingga menindas umat Kristen dan membakar gereja-gereja.

Lalu terjadi pandemi. Apakah virus tersebut bermula di pasar satwa liar Wuhan atau bermula di laboratarium hayati setempat, Partai Komunis Tiongkok membiarkan virus tersebut menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan kerusakan yang tidak terhitung dan mengakibatkan kematian dan kehancuran dalam amukan virus tersebut.

Virus ini mencerminkan kekejaman  dan niat jahat rezim Tiongkok. Jika dunia mendapat sebuah gagasan mengenai kebrutalan Partai Komunis Tiongkok setelah pembantaian Lapangan Tiananmen, perilaku Partai Komunis Tiongkok di seputar pandemi mengangkat tabir sepenuhnya, seperti Partai Komunis Tiongkok merahasiakan wabah, membungkam para pelapor pelanggaran, penindasan bukti, penyebaran propaganda yang menyalahkan Amerika Serikat atas terjadinya pandemi, dan penimbunan masker dan alat pelindung diri lainnya.

Ini adalah beberapa alasan mengapa Donald Trump menjadi presiden untuk kedua kalinya adalah sangat penting. Tetapi  sudah sangat larut dalam permainan, dan jika pertarungan untuk menghentikan perambahan komunis Tiongkok harus berhasil, para sekutu demokratis lainnya harus selaras dengan Donald Trump dan melangkah untuk membantu.

Rakyat Amerika Serikat juga harus mendukung sampai ke dasar kecurangan pemilihan umum, dan media harus adil dan melepaskan sikap bermusuhannya terhadap Donald Trump.

Mayoritas media selalu menantang Donald Trump dan memberi  citra negatif untuk Donald Trump, meskipun prestasi seperti menurunkan pajak dan peraturan yang menghasilkan rekor pertumbuhan ekonomi (sebelum pandemi), adalah sangat mengurangi imigrasi ilegal, menjadikan Amerika Serikat sebagai penghasil minyak bumi dan gas alam terbesar di dunia melalui pengembangan sumber daya, terobosan perdamaian di Timur Tengah, dan banyak lagi yang tercakup, tentu saja, menghadapi Tiongkok.

Karena memberhentikan Partai Komunis Tiongkok berhubungan langsung dengan keamanan negara dan keselamatan rakyat Amerika Serikat, maka para politisi, media, dan rakyat harus mendukung Donald Trump.

Berdasarkan Konstitusi, Amerika Serikat adalah negara yang mengakui dan melindungi berbagai kebebasan setiap warganegaranya, menjadikan Amerika Serikat sebagai suar kebebasan di dunia. Ini adalah sesuatu yang harus dijaga.

Selain itu, kepresidenan Joe Biden harus mengkhawatirkan masyarakat Amerika Serikat dan mereka yang berada di kubu kebebasan dan demokrasi di dunia. Putra Joe Biden, Hunter Biden, sedang diselidiki oleh FBI karena urusan perpajakannya serta melanggar hukum pencucian uang dalam urusan bisnis di luar negeri, khususnya Tiongkok.

Ada juga tuduhan yang kredibel bahwa Hunter Biden menjual akses ke ayahnya untuk para pejabat Tiongkok dan Ukraina saat Joe Biden menjadi wakil presiden waktu itu. Ini menunjukkan bahwa Joe Biden telah dipilih oleh Partai Komunis Tiongkok.

Jika Joe Biden menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya, situasi akan kembali ke status quo, memberi rezim Tiongkok lebih banyak waktu untuk melanjutkan agendanya dan tumbuh lebih kuat. Hal yang sama berlaku untuk terorisme. Periode gelap akan turun di dunia.

Saya percaya bahwa Amerika Serikat yang kuat dan makmur, dengan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di bawah pemerintahan Donald Trump, juga akan menguntungkan pembangunan dan keamanan Kanada.

Presiden Ronald Reagan dipuji sebagai salah satu pemimpin terbesar Amerika Serikat, terutama karena Presiden Ronald Reagan memperkuat ekonomi dan berperan penting dalam runtuhnya Uni Soviet. Hanya dalam tiga setengah tahun, Presiden Donald Trump telah mencapai lebih banyak lagi dalam banyak hal — sambil terus-menerus perlawanan yang luar biasa.

Bukankah itu tidak hanya diinginkan tetapi juga diperlukan bahwa Presiden Donald Trump menjabat untuk kedua kalinya?

Keterangan Foto : Tank mengambil bagian dalam parade untuk menandai peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, di Lapangan Tiananmen di Beijing pada 1 Oktober 2019. (Kevin Frayer / Getty Images)

Sheng Xue adalah penyair, penulis, jurnalis, komentator, dan pemimpin kunci gerakan pro-demokrasi Tiongkok perantauan yang berbasis di Ontario. Dia adalah wakil presiden Federasi untuk Tiongkok Demokrat dan salah satu pendiri Koalisi Kanada Melawan Komunisme. Dia telah dilarang mengunjungi negara asalnya di Tiongkok karena pekerjaan hak asasi manusia dan aktivitas politiknya

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=z-vXrBFEkU0