WHO Beberkan 14 Mutasi Varian Virus yang Lebih Menular

NTD

Varian yang lebih menular dari virus Komunis Tiongkok (COVID-19) menyebar dari Inggris ke Denmark, Belanda, Australia, Belgia, Italia dan negara-negara lain, menyebabkan kepanikan di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan siaran pers yang mengatakan bahwa varian virus ini mencakup 14 mutasi utama. 

Pada 21 Desember, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan dalam siaran pers bahwa pihak berwenang Inggris pada tanggal 14 Desember melaporkan kepada WHO bahwa varian SARS-CoV-2 baru telah ditemukan melalui pengurutan genom virus. Varian ini disebut “SARS-CoV-2 VUI 202012/01”.

Dalam siaran pers itu juga menyatakan bahwa analisis awal menunjukkan bahwa varian tersebut mungkin lebih mudah menyebar dari orang ke orang. Investigasi saat ini sedang dilakukan untuk menentukan apakah varian ini akan mempengaruhi tingkat keparahan gejala, respon antibodi, atau kemanjuran vaksin.

Dinyatakan juga bahwa varian virus ini mencakup 14 mutasi besar, yang mengakibatkan perubahan asam amino dan tiga penghapusan. Penghapusan ini mengacu pada penghapusan bagian kromosom atau urutan DNA, sehingga kehilangan materi genetik ini. Beberapa dari mutasi ini dapat mempengaruhi penyebaran virus pada manusia.

Varian baru ini telah ditemukan di beberapa negara termasuk Australia, Denmark, Italia, Islandia, dan Belanda.

Laporan awal di Inggris percaya bahwa virus varian ini lebih mudah ditularkan daripada virus yang ada, dengan perkiraan penyebaran 40% hingga 70%. Menurut WHO penelitian laboratorium saat ini sedang dilakukan untuk menentukan apakah virus mutan ini memiliki karakteristik biologis yang berbeda atau mengubah kemanjuran vaksin.

Faktanya, mutasi virus tidak jarang terjadi, tetapi virus Komunis Tiongkok sangat sulit dipahami.Sejauh ini, para ahli telah menemukan lebih dari 10.000 varian virus Komunis Tiongkok, tetapi penyebab mutasi tersebut masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Pada 20 November, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa virus Komunis Tiongkok telah bermutasi menjadi jenis baru yang sulit dikendalikan. Hal itu membuat epidemi menyebar lebih cepat.

Reuters melaporkan bahwa  pada 25 November peneliti ilmiah menemukan bahwa virus Komunis Tiongkok mengalami mutasi ketika menyebar ke berbagai belahan dunia. Saat ini dipastikan telah terjadi 12.706 mutasi atau perubahan. Penelitian ini menggunakan genom virus dari total 46.723 kasus yang dikonfirmasi dari 99 negara atau wilayah.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengumumkan pada 19 Desember bahwa karena penyebaran virus baru yang lebih cepat, rencana pencegahan epidemi Natal yang semula dijadwalkan harus dibatalkan.

Pemerintah Inggris mengumumkan pada 19 Desember bahwa strain baru virus Komunis Tiongkok ditemukan di Inggris. Daya penularannya 70% lebih tinggi dari strain aslinya, tetapi tidak ada bukti bahwa strain baru lebih mematikan.

Menanggapi varian baru virus Komunis Tiongkok, pada 20 Desember, lebih dari 40 negara termasuk Prancis, Irlandia, Italia, Portugal, Belgia, dan Belanda telah memutuskan lalu lintas udara dan darat dengan Inggris.

Laporan grup media “Epoch Times”, varian virus baru tersebut merupakan versi baru dari virus yang telah mengalami mutasi genetik. Mutasi khusus ini disebabkan oleh adanya sebanyak 17 mutasi pada protein lonjakan virus corona. 

Para ilmuwan percaya bahwa perubahan ini membuat virus lebih menular, yang dapat membantu protein lonjakan virus terserap ke sel manusia dan membuatnya lebih mudah untuk menyerang.

Peter Horby, ketua Emerging Respiratory Virus Threat Advisory Group (NERVTAG), mengatakan pada tanggal 21 Desember lalu bahwa para ahli sekarang sangat yakin bahwa virus varian ini memang memiliki keunggulan penyebaran dibandingkan varian lain.

Anggota NERVTAG dan ilmuwan Neil Ferguson mengatakan pada konferensi pers yang diselenggarakan oleh Science Media Center (SMC) bahwa varian tersebut mungkin lebih menular ke anak-anak.

BBC melaporkan bahwa varian virus Komunis Tiongkok  memiliki tingkat mutasi yang sangat tinggi. Penjelasan yang paling mungkin saat ini adalah bahwa mutasi  terjadi pada pasien yang tidak dapat melawan virus dan memiliki sistem kekebalan yang lemah, yang tubuhnya menjadi sarang mutasi virus. (hui)

Keterangan Foto : Virus Komunis Tiongkok (SARS-CoV-2). Skema. (Gambar oleh Tumisu dari Pixabay)

https://www.youtube.com/watch?v=rHYBPb2xnQI