Ibu yang Terbangun dari Koma Merasa Hancur Menemukan Bayinya Telah Meninggal, Setelah Dia Diberi Obat Penahan Rasa Sakit Sebelum Melahirkan

Seorang ibu yang selama lima tahun mencoba untuk memiliki bayi, terbangun dari koma hanya untuk mengetahui putranya telah meninggal karena rumah sakit memberinya obat penahan rasa sakit dengan dosis 10 kali lebih banyak.

Mansurin ‘Sarah’ Hassan, dari Bunbury, selatan Perth, Australia, tidak mengonsumsi satu pun Panadol selama kehamilan pertamanya karena dia khawatir hal itu dapat memengaruhi putranya yang belum lahir, Zyeed.

Tetapi ketika wanita berusia 28 tahun itu mulai mengalami kontraksi pada 9 Desember, seorang bidan di Rumah Sakit St John of God di Bunbury menawarinya obat penahan rasa sakit pada pukul 11 ​​malam untuk meredakan rasa sakitnya.

Suaminya Touhidul ‘Sunny’ Alam merasa lega melihat istrinya yang lelah tertidur dalam beberapa menit.

Namun, apa yang tidak dia sadari adalah bahwa istrinya dalam keadaan koma dan anak mereka sekarat karena kekurangan oksigen setelah diberi 100mg obat penghilang rasa sakit yang kuat, bukan 10mg.

“Saya sedang tidur saat bayi saya sekarat, dan dia berjuang untuk hidupnya,” kata Alam kepada 7 News.

Ketika wanita itu masih tertidur pada saat perawat mengunjunginya keesokan paginya, mereka tidak dapat menemukan denyut nadinya dan membunyikan bel darurat.

Dokter melakukan operasi caesar untuk mengeluarkan bayi yang sudah meninggal dari ibunya, The West Australian melaporkan.

Mereka menyerahkan bayi tak bernyawa kepada ayah baru itu, dan memberitahunya bahwa istrinya dalam perawatan intensif karena jantung dan paru-parunya tidak berfungsi dengan baik.

“Tubuhnya masih hangat, jadi saya tidak percaya apakah dia masih hidup atau sudah mati,” katanya.

Alam menghadapi kemungkinan untuk merawat istri dengan kerusakan otak, dan kemudian Mansurin diterbangkan ke Rumah Sakit Fiona Stanley di Perth setelah serangan jantung.

Dia tetap tidak sadarkan diri selama empat hari dan bangun untuk meminta bayinya, tetapi segera tahu bahwa suaminya menyembunyikan sesuatu.

Akhirnya, Mansurin mendengar kata-kata ‘bayinya hilang’ melalui telepon dari ibunya, yang tinggal di Bangladesh.

“Dia tidak bisa mengatakan kebohongannya padaku,” seru Mansurin. “Itu menghancurkan seluruh hidupku.”

Penuh dengan kesedihan, ibu itu bertanya pada dirinya sendiri mengapa dia setuju untuk meminum obat penawan sakit malam itu.

Karena itu, saya kehilangan anak saya, katanya.

Pasangan itu mengatakan impian mereka untuk menjadi sebuah keluarga hancur ‘dalam beberapa saat’ oleh kesalahan itu.

Rumah Sakit St John of God melakukan penyelidikan penuh atas insiden tersebut, menggambarkan situasinya sebagai ‘kejadian tragis’.

“Investigasi dan peninjauan masih berlangsung tetapi berdasarkan informasi yang ada saat ini, tampaknya insiden itu disebabkan oleh kesalahan manusia,” kata rumah sakit tersebut kepada jaringan.

“Sekalipun demikian, kami telah melakukan berbagai tindakan untuk menanggapi masalah ini. Ini termasuk pelatihan tambahan, tinjauan kebijakan, tinjauan proses dan protokol serah terima, dan tinjauan manajemen persediaan obat kami.”

Bidan yang memberikan obat diberhentikan dan anggota staf lainnya mengundurkan diri atas kemauannya sendiri.(yn)

Sumber: dailymail

Video Rekomendasi: