Diplomat Komunis Tiongkok Menyerukan Pemulihan Hubungan AS – Tiongkok, Pemerintahan Biden : Sabar ! Tidak Ingin Terburu-buru

oleh Luo Ya, Lin Cenxin dan Liu Fang

Direktur Komisi Urusan Luar Negeri dari Kantor Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, Yang Jiechi dalam rekaman video pidatonya mengenai hubungan bilateral dan kerjasama bersolusi menang-menang pada 2 Februari 2021 menyebutkan, bahwa isu-isu tentang Taiwan, Hongkong dan Xinjiang adalah “garis merah” yang jangan coba-coba disentuh. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa dirinya mengikuti  pidato Yang Jiechi dan memberikan tanggapan bahwa Amerika Serikat menganjurkan kepada Beijing untuk menghentikan tekanan melalui militer, diplomatik, dan ekonomi terhadap Taiwan. 

Bahkan mendesaknya untuk berdialog dengan para pemimpin Taiwan melalui prosedur demokrasi. Ned Price juga mengutuk pemerintahan komunis Tiongkok karena pelanggaran berat hak asasi manusia.

Lin Peirui, seorang ahli sinologi dari University of California, Riverside mengatakan kepada VOA bahwa pidato Yang Jiechi berisi pernyataan yang sudah “basi dan ngawur”. Pernyataan itu mungkin bisa meyakinkan beberapa gelintir orang, tetapi orang Amerika secara umum “tidak akan termakan” oleh ucapannya”.

Feng Chongyi, seorang profesor dari Universitas Sydney, Australia juga berpendapat bahwa Yang Jiechi mendesak pemerintahan Biden untuk mengubah kebijakan Trump tentang sanksi terhadap komunis Tiongkok, tetapi hasilnya akan sangat terbatas.

Feng Chongyi menuturkan, “Apa yang ia singgung itu, Hongkong, Taiwan dan Xinjiang bukanlah hal baru dalam diri mereka. Partai Demokrat sejak dahulu dalam diplomasi internasionalnya sering  menggantungkan hak asasi manusia di bibir. Mereka (komunis Tiongkok) berharap Biden dapat merevisi peraturan yang dibuat pada era Trump. Menurut saya, ucapan Yang Jiechi tidak berpengaruh terhadap pemerintahan Biden.”

Setelah Joe Biden menjabat sebagai presiden, ia dengan sengaja menunda untuk berbicara langsung dengan Xi Jinping. 

Dalam hal ini, Ned Price dengan sikap tanpa komentar mengatakan dalam konferensi pers bahwa Amerika Serikat dan komunis Tiongkok sedang berada dalam persaingan yang serius, dan hubungan antara kedua negara merupakan hubungan “persaingan strategis”.

Professor Feng Chongyi mengatakan : “Trump bersama timnya menjadi cerminan dari keseluruhan perkembangan hubungan kedua negara. Hasil dari 30 hingga 40 tahun melakukan hubungan dekat, melalui pertukaran ekonomi dengan komunis Tiongkok, malahan seperti memberi makan harimau agar tumbuh menjadi besar, tetapi karakter binatang buasnya justru menjadi ancaman bagi AS, terutama di kawasan Pasifik. Mereka berniat mengusir AS dari Pasifik, mereka harus menguasai hegemoni kawasan ini. Ini adalah perubahan yang sangat besar dalam persepsi AS”.

Feng Chongyi percaya bahwa dalam empat tahun pemerintahan Trump, pandangan Amerika Serikat terhadap pemerintah komunis Tiongkok telah berubah secara total. Meskipun Biden yang menjabat, hubungan AS – komunis Tiongkok sulit untuk kembali seperti situasi di masa lalu. (sin)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=oAWnR9yyQZ4