Fenomena Meroketnya Saham GameStop

He Qinglian

Hampir sepuluh hari pada akhir Januari lalu meroketnya atau menggilanya harga saham GameStop telah membuat heboh Wall Street, mengutip surat kabar Wall Street Journal pada 28 Januari lalu, karena “investor ritel yang berinvestasi pada saham GameStop telah menggulingkan tatanan tradisional antara pengelola investasi atau hedge fund dengan investor ritel”. 

Saat ini, penulis sedang meneliti “Great Reset atau Pengaturan Ulang Besar-besaran,” yang menggantikan globalisasi, bagi pendiri forum Ekonomi Dunia (WEF) Klaus Schwab setelah mendapatkan pemahaman tertentu tentang gambaran dunia baru yang dilukiskan pada Great Reset, menilai sejak pelantikan Presiden Biden pada 20 Januari lalu di Washington, telah dimainkan musik pengantar dalam permainan Game of Thrones dunia baru. 

Meroketnya GameStop adalah babak pertama permainan Game of Thrones dunia baru ini.

GameStop Meroket: Koloni Semut Imut Melawan Singa Jantan

Beberapa tahun lalu, sebuah film dokumenter BBC berjudul “Animal” pernah memperlihatkan pemandangan kawanan semut di padang rumput Afrika melahap seekor singa jantan. Yang berlangsung akhir Januari lalu di bursa saham Wall Street AS adalah drama kolosal seperti ini.

Wall Street Bets atau disingkat WSB, jika diterjemahkan artinya adalah perjudian Wall Street. 

Dalam ajang perjudian ini, hedge fund adalah pemimpin permainan, mereka acap kali mencari perusahaan yang melemah sebagai sasaran pertaruhan, membuat short-selling atau jual kosong sahamya, untuk mempertaruhkan sahamnya akan turun. 

Kali ini, pemain kawakan short-selling Citron Research, hedge fund berskala puluhan miliar Melvin Capital, telah membidik beberapa saham yang dianggap tak tertolong lagi, seperti GameStop Corp. (GME), AMC Entertainment Holding Inc., BlackBerry Ltd. (BB), dan lain-lain, berniat menjual kosong saham-saham mereka agar harganya anjlok.

Sejumlah warganet investor baru menggalang komunitas di Reddit, Discord, Facebook, dan Twitter, saling bertukar informasi, untuk melakukan pembalasan dengan cara yang sama. 

Komunitas WSB di jejaring Reddit yang beranggotakan 2,5  juta orang itu, menyerbu masuk bursa saham dan membeli saham ini, mendorong harga saham hingga meroket tinggi. Saham ini dari harga  3 dolar AS  atau 42.060 rupiah, dilonjakkan hingga melebihi  400 dolar AS atau sekitar 5,6 juta rupiah per lembar saham. 

Sepanjang lonjakannya, terus menghancurkan rencana short-selling bandar hedge fund yang kapitalis itu. Para penonton pun tercengang, dan bersorak sorai gembira karenanya.

Wall Street terpukul, dikabarkan mengalami kerugian mencapai  70 miliar dolar AS atau sekitar 981 triliun rupiah. 

Untuk menghentikan kerugian, cara-cara yang acap ditemui pada bursa saham Tiongkok, seperti membatasi jumlah transaksi, pembatasan kenaikan harga, dan lain sebagainya pun dikerahkan. 

Pada 29 Januari, Wall Street terpaksa memutus jaringan internetnya, dan menghapus simbol saham, agar para investor ritel tidak bisa “menghisap kering darah Wall Street”. 

Bagaimana pun juga Wall Street adalah bandarnya, prasyarat dan kekuasaan khusus bandar tentu selamanya lebih besar dibandingkan dengan para pemain.

Wall Steet sempat berniat menuding pasukan internet berkonspirasi mengendalikan harga saham, Twitter dan Facebook telah memberikan forum bagi mereka, serta mengancam akan menggugat media sosial tersebut. 

Namun, tidak kalah dibandingkan Wall Street, media- media sosial ini yang juga telah sangat berperan dalam memblokir statemen Presiden Trump dan kaum konservatif lainnya dalam Pilpres AS 2020 lalu, ancaman seperti ini tidak menggentarkan media sosial tersebut. 

Wall Street pun mengeluarkan jurus lain, piranti lunak transaksi yakni Robinhood pun dikerahkan. Investor ritel tidak diizinkan membeli, hanya bisa menjual lewat pengelola investasi short-selling, agar pengelola short-selling yang tadinya didesak oleh investor ritel hingga mendekati  kebangkrutan itu bisa lolos. 

Di saat semua orang menyeka keringat dingin melihat Wall Street dan bursa saham Amerika, pada 27 Januari lalu beredar berita, Melvin Capital dan Citroen Research menyerah, kedua perusahaan itu menulis di media sosial, akan menghentikan riset terhadap short-selling, dan akan fokus pada melakukan riset golong (beli dan simpan, red.), agar dapat memberikan berbagai macam peluang investasi jangka panjang bagi para klien ritelnya.

Tindakan Serempak Para Investor Ritel Dipolitisasi

Kisah berikutnya sangat sarat akan karakteristik Amerika saat ini, pertaruhan long dan short di bursa efek telah dipolitisasi dalam skala tinggi. Hal ini mirip dengan reaksi pemerintah Tiongkok bila terjadi anjlok pada bursa efek di Tiongkok, hanya saja belum mencapai tahap seperti di sana. 

Masih ingat terjun bebas pada 2015, dipandang sebagai kekuatan dalam dan luar negeri yang berkonspirasi menjual kosong bursa Tiongkok. Sekjen partai Komunis Tiongkok berang, puluhan pejabat mulai dari wakil direktur Komisi Pengaturan Sekuritas Tiongkok atau CSRC berikut bawahannya beserta para elit yang diperintahkan menyelamatkan bursa, dijebloskan ke dalam penjara. 

Penulis pernah menulis artikel berjudul “Tiga Pasukan Penyelamat Bursa Masuk Bui” (November 2015) untuk mendokumentasikan peristiwa ini.

Karena Elon Musk yang mendukung Trump membeli saham GameStop dalam jumlah besar, maka ada yang menyebut bahwa ini adalah konspirasi Trump untuk menghantam Wall Street. 

Tapi para investor ritel yang diwawancarai oleh surat kabar Wall Street Journal, atau para lulusan perguruan tinggi yang masih berhutang pinjaman pendidikan, serta orang-orang yang pernah bekerja dalam kegiatan kampanye capres Bernie Sanders tahun lalu, mereka semua justru adalah pendukung Partai Demokrat.

Kondisi yang sebenarnya adalah: Gejolak bursa saham telah membentuk kubu aliansi yang sangat fantastis.

Menurut  situs  berita Politics dalam artikel  pada  28  Januari  yang berjudul  “Something  AOC,  Trump Jr.  and  Ted  CruZ  Can  all  agree  on: GameStop”,  dua  dari  empat  orang “The   Squad”   anggota   DPR   Partai Demokrat yakni Alexandria Ocasio- Cortez  (AOC) selaku   angota  DPR negara bagian New York dan Rashida Tlaib selaku anggota DPR negara bagian Michigan berdarah Pakistan, juga   Trump   Jr.   bersorak   gembira terhadap  fenomena  yang  terjadi  di Reddit.

Dalam cuitannya AOC menuliskan, “Harus diakui, sudah sangat lama melihat sejarahnya para bandar Wall Street memandang perekonomian kita sebagai sebuah kasino, dan papan pengumuman yang mengeluhkan sebaga tempat menempelkan poster, juga akan menjadi sebuah kasino, ini memang suatu hal baik.”

Dalam   artikel   susulannya AOC mengatakan, tindakan Robinhood memutus jalur penjualan ritel dan hedge fund secara bebas untuk menentukan harga jual beli saham sesuai keinginannya adalah  hal yang tidak bisa diterima. 

Senator Partai Republik Ted Cruz “setuju sepenuhnya” dengan pandangan AOC. Trump Junior juga mencuit mendukung para investor ritel, dan menentang piranti lunak transaksi Robinhood yang telah menekan para investor ritel (tidak mengizinkan investor ritel membeli, hanya memperbolehkan hedge fund yang melakukan short-selling yang boleh menjual saham).

Tidak sedikit orang dalam membahas kegembiraan investor ritel kali ini apakah selayaknya didefinisikan sebagai aksi manipulasi pasar. 

Pada 27 Januari lalu Direktur The Fed, Jerome Powell menggelar konferensi pers. Wartawan berkali-kali menanyakan perihal kegilaan GameStop, dan Powell menolak berkomentar atas hal ini. Keesokan harinya pada 28 Januari, ketua baru Komisi Perbankan Kamar Senat AS, Sherrod Brown, bersumpah akan menggelar forum dengar pendapat terkait bursa saham. 

Mantan anggota Komisi Sekuritas dan Bursa Efek Amerika (SEC) Laura Unger mengayunkan tongkat  politik, membandingkan   short-selling GameStop itu dengan peristiwa di Capitol Hill 6 Januari lalu, serta mempertanyakan “bagaimana agar dapat mengendalikan atau mencegah ini terjadi?” 

Banyak artikel malah langsung menuding pertarungan long dan short di bursa saham ini sebagai aktivitas teroris ekonomi.

Sayap Kiri Hendak “Mengubah Amerika”, Dunia Baru Datang Sesuai Harapan

Cerita di atas adalah pemandangan di Amerika yang tengah membangun dunia baru pasca 20 Januari, tidak seorang pun ketinggalan drama kolosal Wall Street yang sangat langka ini, berbagai komentar heboh pun bermunculan:

Headline di Wall Street pada 28 Januari adalah: “GameStop Mania Reveals Power Shift on Wall Street— and the Pros Are Reeling (Game- Stop Mania Mengungkap Pergeseran Kekuatan di Wall Street — dan Para Profesional Terguncang)”.

Komentar di kalangan media berbahasa Mandarin lebih ekstrem: “Biasanya hanya melihat sabit memotong kucai (kucai, metafora bagi kaum yang diperas), kali ini kucai berbalik menggulingkan sabit, ini adalah kelanjutan dari kebangkitan kaum akar rumput”; “Meroket 1.700%, ‘bantai’ Wall Street! Kekompakan para investor ritel AS yang legendaris, ‘menggulingkan’ bandar hedge fund, lembaga short-selling merugi lebih dari 30 miliar! Rasakan kekuatan rakyat!”

Pemandangan ini telah membuktikan riset penulis bahwa dunia baru yang hendak dibangun dengan “Great Reset” oleh para elit super internasional di ajang Forum Ekonomi Dunia, sangat menyerupai dunia di dalam permainan Cyberpunk yang sangat laris di Amerika, menurut informasi gaya hidup di dalam permainan tersebut, di-setting berdasarkan beberapa kota metropolitan di AS seperti California dan kota New York, dengan beberapa karakteristik berikut ini:

1.Masyarakat memiliki iptek yang canggih, timbul kehancuran tingkat tertentu dalam struktur masyarakat; 

2.Tatanan masyarakat  dikendalikan dalam skala tinggi oleh pemerintah atau konsorsium atau organisasi rahasia. Pilpres AS 2020 memperlihatkan kondisi ini secara utuh;

3.Kombinasi kehidupan rendahan dengan teknologi tinggi. Ini memang betul merupakan kondisi hidup banyak kaum muda di AS saat ini: Apartemen yang sempit dan kehidupan yang teramat sederhana, tapi memiliki komputer dan ponsel yang paling canggih.

4. Perbedaan jenis kelamin tokoh di dalam masyarakat ini tidak jelas, bukan pria bukan wanita, pria sekaligus juga wanita (San Fransisco dan New York adalah kota yang menganut progresivisme, keanekaragaman jenis kelamin di garis terdepan Amerika), perintah eksekutif presiden yang ditandatangani oleh Biden kembali menganjurkan pengakuan terhadap kondisi ini.

5. Acap kali ada tokoh yang memanfaatkan kebocoran masyarakat untuk membuat terobosan tertentu, meroketnya saham GameStop secara mendadak kali ini, pada dasarnya adalah berlangsung di dalam dunia maya oleh 2,5 juta orang pemuda Wallstreet lewat komputer dan komunikasi dengan ponselnya, yang telah merampungkan peralihan kekayaan lewat beberapa transaksi saham tertentu.

Mengenai “Great Reset”, mulai sekarang akan menjadi semacam gaya hidup manusia di Bumi yang akan menggeser globalisasi. 

Dunia baru ini, terlepas dari apakah akan disambut baik oleh masyarakat atau tidak, mulai sekarang manusia akan hidup di dalamnya. 

Mengenai asal muasal teori “Great Reset” ini, atau dari mana pendiri forum ekonomi dunia mendapatkan ilham, dan mengapa menggunakan “Great Reset” untuk menggantikan “globalisasi”, akan dijelaskan dalam artikel mendatang. (lie)

Keterangan Foto : Robinhood menghentikan sementara perdagangan GameStop pada hari Kamis. (Spencer Platt / Getty)

https://www.youtube.com/watch?v=zPfa89l-MZg