Polisi Militer Myanmar Lepaskan Tembakan, 38 Orang Tewas dalam Sehari Termasuk Seorang Gadis Berusia 19 Tahun, Deng Jia Xi

NTDTV Asia Pacific

Hingga kini, 54 orang dinyatakan tewas, sekitar 1.700 orang ditangkap sejak Februari lalu. Konflik dalam kudeta militer Myanmar kembali bergolak. 

Pada Rabu (3/3/2021)  polisi Myanmar menembak pengunjuk rasa di Monywa, Mandalay, Yangon dan sejumlah kota lainnya. 

Sebanyak 38 orang tewas dalam sehari. Christine Schraner, Utusan Khusus PBB untuk Myanmar mengatakan,  “Hari ini adalah hari paling berdarah sejak kudeta 1 Februari lalu. Hanya dalam satu hari, 38 orang tewas. Sejak kudeta, lebih dari 50 orang tewas.”

Deng Jiaxi, salah satu korban tewas adalah seorang gadis Tionghoa perantauan berusia 19 tahun. Tanpa menghiraukan keselamatannya, ia berunjuk rasa di garis depan, namun malang ia tewas ditembak. 

Saat itu, Deng Jia Xi mengenakan kaus bertuliskan, “Semuanya akan baik-baik saja”.

Deng Jiaxi

Sebelum tewas, dia sempat menulis kata-kata terakhir di media sosial Facebook, mengatakan bahwa jika terjadi sesuatu padanya, dia akan menyumbangkan organnya untuk menyelamatkan lebih banyak orang,  membuat netizen yang membacanya pun merasa sedih. 

Banyak warga  turut menyatakan belasungkawa dan meletakkan karangan bunga sebagai pernyataan dukacita dan penghormatan terakhir kepadanya.

Pada hari itu, sepenggal video CCTV beredar di Internet. Dalam video itu, terlihat staf medis di Yangon dipaksa keluar dari ambulans oleh polisi militer Myanmar, kemudian dipukul dengan pentungan polisi dan gagang senjata secara bergantian. Perilaku brutal oleh militer dan polisi Myanmar memicu amarah publik.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price menyatakan pada konferensi pers Rabu 3 Maret 2021, bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut untuk menuntut pertanggungjawaban militer Myanmar.

“Kami menyerukan kepada negara-negara di dunia untuk mengutuk kekerasan brutal militer Myanmar terhadap rakyatnya, dan meminta pertanggungjawaban atas tindakan militer Myanmar. Tindakan mereka telah menewaskan banyak nyawa rakyat Myanmar,” kata Ned Price. 

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, juga menyatakan keprihatinannya atas penangkapan banyak jurnalis internasional oleh militer Myanmar dengan alasan melanggar undang-undang ketertiban umum Myanmar  dan menyerukan militer Myanmar untuk segera membebaskan enam jurnalis yang ditangkap, termasuk seorang reporter dari Associated Press. (jon)

Video Rekomendasi :