Militer Tangkap Lebih dari 70 Orang di Mandalay, Federasi Serikat Pekerja Myanmar Serukan Mogok Nasional

He Yating

Koalisi sembilan organisasi buruh berpengaruh di Myanmar seperti yang dikutip Kantor Berita Central News Agency (CNA), menyerukan Mogok nasional. Isi pernyataan menyerukan “semua rakyat Myanmar” untuk berhenti bekerja mulai dari Senin 8 Maret 2021. Mereka menegaskan pemogokan jangka panjang untuk melawan kudeta militer. 

Moe Sanda Myint, ketua Federasi Pekerja Garmen Myanmar, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media, bahwa dia yakin sebagian besar pekerja akan berpartisipasi. Dia mendesak semua orang untuk berpartisipasi dalam pemogokan yang sedang berlangsung, “sampai kediktatoran diberantas.”

Selain itu, militer Myanmar secara paksa menduduki sebuah universitas di Mandalay pada Minggu 7 Maret. Tujuannya untuk dijadikan sebagai pusat komando untuk menekan perlawanan rakyat. Menurut statistik dari media Myanmar, pada hari Minggu saja, militer menangkap lebih dari 70 orang di Mandalay.

Media “Liberty Times” Taiwan mengutip laporan dari media lokal “Myanmar Now” yang mengatakan, bahwa pada Minggu 7 Maret, orang-orang duduk melakukan protes di sebuah pertigaan di Kota Mandalay. Mereka dipaksa untuk pergi oleh polisi dengan menggunakan bom kejut dan gas air mata. Dalam prosesnya, militer dan polisi dengan gencar memburu para demonstran yang melarikan diri. Bahkan, menggeledah dan menangkap mereka dari rumah ke rumah.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa sekitar pukul 6 pagi pada 7 Maret, empat truk militer tiba-tiba masuk ke pintu gerbang Universitas Teknologi Mandalay. Aparat meminta untuk “meminjam” kampus tersebut sebagai pusat komando sementara. Setelah pihak sekolah menyatakan penentangan, militer memanggil secara paksa empat truk berisi tentara. Kemudian mulai menyapu seluruh daerah dengan bom karet dan gas air mata.

Dalam kekacauan itu, seorang penjaga universitas terluka parah di mata kirinya. Penjaga tersebut kepada “Myanmar Now” mengatakan, bahwa selain diserang ketika dirinya dan seorang karyawan lainnya melarikan diri, dua pihak fakultas juga dipukuli secara habis-habisan oleh tentara.  (hui)