Rencana 5 Tahun PKT yang Baru Menjadikan Program “Seribu Bakat” Lebih Agresif

oleh Jennifer Zen dan Jennifer Bateman

Sebuah upaya yang lebih besar untuk menarik para ahli top dari seluruh dunia terdaftar sebagai sebuah prioritas dalam Rencana Lima Tahun ke-14 Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang baru saja disahkan dalam pertemuan Dua Sesi rezim Tiongkok baru-baru ini di Beijing pada 11 Maret 2021.

Saat berbicara dengan Radio Free Asia, ahli ekonomi Tiongkok yang berbasis di Amerika Serikat Cheng Xiaonong mengatakan, Rencana Lima Tahun partai Komunis Tiongkok yang baru merupakan sebuah perpanjangan Rencana Seribu Bakat Tiongkok sebelumnya. Intinya adalah sama; kedua rencana tersebut bermaksud untuk mencuri kekayaan intelektual dan teknologi asing yang canggih dengan memburu para ahli dari luar negeri.

Hanya saja rencana Lima Tahun yang baru lebih agresif.

“Sebelumnya, apa yang disebut ‘perburuan’ terutama dilakukan melalui mata-mata di bidang teknologi. Belakangan, pemerintah Amerika Serikat memberlakukan kendali yang lebih kera terhadap [mata-mata], rezim Tiongkok berpikir untuk memburu para ahli, sekaligus dengan teknologi. Jika anda berhasil dalam memburu para ahli, anda secara alami mendapatkan teknologi juga,” kata Cheng Xiaonong, yang juga merupakan seorang kontributor Epoch Times.

Cheng Xiaonong mengatakan, tujuan Rencana Lima Tahun yang baru masih di bidang-bidang utama yang terkait dengan ekspansi militer.

Rencana Lima Tahun yang baru, mencantumkan bidang utama berikut: informasi kuantum, fotonik dan mikro nanoelektronik, komunikasi internet, kecerdasan buatan, biomedis, sistem energi modern, sirkuit terintegrasi, kehidupan dan kesehatan, ilmu pengetahuan otak, bio-breeding, teknologi dirgantara, laut dalam, bumi dalam, eksplorasi kutub, dan sebagainya.

Menurut rencananya, investasi akan lebih banyak dikucurkan ke penelitian dasar, dan para ahli akan sangat dihargai.

Yang disebut Rencana Seribu Bakat adalah program Partai Komunis Tiongkok untuk mengidentifikasi dan merekrut para ahli luar negeri tingkat-tinggi; yang  telah ada sejak Desember 2008.

Selain Rencana Seribu Bakat tingkat nasional, Partai Komunis Tiongkok juga mempunyai rencana lain, seperti Program Ratusan Bakat orang Tionghoa dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan Program Beasiswa Changjiang dari Kementerian Pendidikan Tiongkok, serta sejumlah program perekrutan pemerintah setempat.

Antara tahun 2008 hingga 2016, pemerintah setempat Tiongkok merekrut sekitar 53.900 talenta dari luar negeri, sementara lebih dari 7.000 ahli  direkrut melalui Rencana Seribu Bakat dan Program Ratusan Bakat.

Kebijakan-Kebijakan yang Lebih Agresif untuk Menarik Para Ahli Asing

Untuk “membuat dan melatih sebuah pasukan berbakat tingkat-tinggi” dan “untuk menyediakan sebuah lingkungan yang kompetitif dan menarik secara internasional untuk para ilmuwan luar negeri untuk bekerja di Tiongkok, ”rencana tersebut membutuhkan pelaksanaan sebuah kebijakan bakat yang lebih terbuka, yakni : membangun sebuah penelitian ilmiah dan inovasi dataran tinggi untuk menarik dan mengumpulkan pakar ahli terkemuka dari dalam dan luar negeri.

Kebijakan-kebijakan yang memungkinkan para ahli dan profesional asing kelas atas untuk tinggal dan bekerja di Tiongkok, serta sebuah sistem tempat tinggal permanen untuk orang asing, harus disempurnakan, kata rencana tersebut.

Sementara itu, pembentukan sebuah sistem migrasi terampil harus dijelajahi.

Sistem-sistem harus ditetapkan untuk memastikan bahwa para ahli dan profesional asing dapat memiliki gaji dan tunjangan yang lebih baik, jaminan sosial, insentif pajak, serta pendidikan yang baik untuk anak-anaknya, dan lain sebagainya.

Rencana tersebut mengatakan bahwa, supaya “secara aktif mempromosikan kerjasama terbuka dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,” sebuah strategi kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi internasional yang lebih terbuka dan inklusif, saling menguntungkan, dan berbagi  harus dilaksanakan.

Tiongkok juga harus memimpin dalam “merancang dan memulai program-program dan proyek-proyek ilmu pengetahuan internasional,” memungkinkan dana-dana ilmu pengetahuan memainkan sebuah peran yang unik. 

Selain itu, meningkatkan terbukanya program-program ilmu pengetahuan dan teknologi nasional ke dunia luar, meluncurkan sejumlah besar proyek-proyek kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi, dan melaksanakan program pertukaran ilmuwan.

Tiongkok juga harus mendukung pembentukan organisasi-organisasi ilmu pengetahuan dan teknologi di Tiongkok. Tujuanya, untuk memungkinkan para ilmuwan asing memegang jabatan di organisasi-organisasi akademik ilmu pengetahuan dan teknologi milik Tiongkok.

Beberapa Pakar dengan ‘Rencana Seribu Bakat’ Didakwa

Menurut sebuah laporan setebal 109 halaman yang dirilis pada November 2019 oleh Subkomite Investigasi Permanen Senat Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintah Amerika Serikat, FBI “lambat menanggapi ancaman-ancaman yang ditimbulkan oleh rencana-rencana rekrutmen bakat oleh Tiongkok.”

Laporan tersebut menyatakan, “Meskipun pengumuman-pengumuman umum oleh pemerintah Tiongkok pada tahun 2008 mengenai niatnya untuk merekrut para peneliti luar negeri dengan akses ke penelitian mutakhir dan menyerap, berasimilasi, dan menginovasi-ulang teknologi-teknologi, FBI tidak mengidentifikasi rencana-rencana perekrutan bakat oleh Tiongkok sebagai  sebuah ‘vektor ancaman’ hingga tahun 2015.”

Tiongkok adalah negara yang paling agresif di antara negara-negara yang “berusaha untuk mengeksploitasi keterbukaan Amerika Serikat untuk memajukan kepentingan nasional negara-negara tersebut masing-masing,” demikian laporan itu menyatakan.

 “Badan-badan federal tidak siap untuk mencegah Tiongkok untuk  mentransfer penelitian yang didanai wajib-pajak dan mencuri kekayaan intelektual.”

Sejak tahun 2018, FBI telah meningkatkan sejumlah penangkapan dan penuntutan terhadap para cendekiawan Seribu Bakat.

Pada April 2019, mantan insinyur GE Xiaoqing Zheng didakwa oleh FBI atas kasus spionase ekonomi dan pencurian rahasia dagang GE. Sementara itu, Pusat Kanker MD Anderson di Texas, menyingkirkan tiga dari lima ilmuwan yang memiliki hubungan dengan Rencana Seribu Bakat. Mereka telah diidentifikasi oleh pihak berwenang federal Amerika Serikat, karena terlibat dalam upaya-upaya Tiongkok untuk mencuri penelitian Amerika Serikat.

Sebelum pemerintah Amerika Serikat memerintahkan Partai Komunis Tiongkok untuk menutup Konsulat Tiongkok di Houston pada Juli 2020, FBI di Houston telah menyelidiki upaya-upaya para warganegara Tiongkok untuk menyalurkan penelitian canggih dari Pusat Kanker MD Anderson Universitas Texas di Houston ke Tiongkok.

Keping Xie, seorang mantan profesor dalam penelitian gastroenterologi di Pusat Kanker MD Anderson, dan adalah seorang anggota Rencana Seribu Bakat, adalah bagian fokus FBI.

Pada September 2019, sarjana Rencana Seribu Bakat Yiheng Zhang, seorang  mantan profesor di Virginia Tech, dinyatakan bersalah karena melakukan konspirasi untuk menipu, termasuk tuduhan-tuduhan bahwa ia menggunakan  1,1 juta dolar AS dalam pendanaan penelitian yang ia lamar di Amerika Serikat, untuk proyek-proyek penelitian di Tiongkok.

Pada Mei 2020, Xiao-Jiang Li, seorang mantan profesor Universitas Emory dan seorang peserta Rencana Seribu Bakat, dinyatakan bersalah dan dihukum karena mengajukan sebuah pengembalian pajak palsu. Ia dituduh mereplikasi penelitiannya di Amerika Serikat untuk Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan mendapatkan setidaknya usd 500.000.

Pada Juni 2020, Charles Lieber, seorang mantan ketua Departemen Kimia dan Biologi Kimia di Universitas Harvard, didakwa tuduhan membuat pernyataan-pernyataan palsu kepada pihak berwenang federal mengenai partisipasinya dalam Rencana Seribu Bakat milik Tiongkok.

Charles Lieber dituduh menerima gaji 50.000 dolar AS setiap bulan, menerima biaya hidup 158.000 dolar AS setiap tahun, dan menerima lebih dari 1,5 juta dolar AS dalam pendanaan penelitian dari Universitas Teknologi Wuhan di Tiongkok.

Pada September 2020, Turab Lookman, seorang mantan karyawan Laboratorium Nasional Los Alamos, dijatuhi hukuman percobaan lima tahun dan didenda 75.000 dolar AS, karena berbohong mengenai partisipasinya dalam Rencana Seribu Bakat.

Emily Weinstein, seorang analis riset di Pusat Keamanan dan Teknologi yang Berkembang di Universitas Georgetown, bertanggung jawab atas Pelacak Program Bakat Tiongkok,” sebuah katalog  inisiatif yang disponsori Partai Komunis Tiongkok-negara Tiongkok. Insiatif itu bertujuan untuk mengembangkan bakat domestik Tiongkok dalam mengumpulkan dukungan untuk tujuan-tujuan sipil dan militer Tiongkok yang strategis,” menurut situs web Pelacak Program Bakat Tiongkok.

Emily Weinstein berkata pada Desember 2020: “Pada titik ini, akan sangat sulit untuk menemukan orang-orang yang [berpartisipasi dalam Seribu Bakat ke dalam sebuah resume Amerika Serikat. Itu tidak berarti bahwa semua program bakat telah lenyap.Seribu Bakat digabungkan menjadi sebuah program bakat yang berbeda dengan sebuah  nama baru — kini bernama Program Rekrutmen Ahli Asing yang Canggih.” (Vv)