Hong Kong Membuka Kembali Kesempatan Vaksinasi, 5 Orang Dikirim ke Rumah Sakit untuk Perawatan

oleh Liu Minghuan

Hong Kong pada (5/4/2021) kembali membuka kesempatan kepada khalayak umum untuk menerima vaksin BioNTech dari Fosun Pharma. Namun demikian, 5 orang penduduk Hong Kong mengalami pusing dan gejala hipertensi usai divaksin. Mereka kemudian dikirim ke rumah sakit untuk perawatan.

Beberapa media yang mengutip pengumuman pemerintah Hong Kong, melaporkan bahwa 5 orang mengalami efek samping usai mendapatkan vaksin BioNTech. Mereka terpaksa dikirim ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. 

Seorang pria berusia 56 tahun mengalami pusing-pusing setelah mendapat suntikan pertama vaksin dan dikirim ke rumah sakit. Seorang wanita berusia 74 tahun mengalami hipertensi tinggi usai disuntik. Seorang kakek berusia 74 tahun, merasakan ketidaknyamanan pada bagian dadanya. Itu setelah, menerima suntikan dosis kedua vaksin BioNTech dan perlu dirawat di rumah sakit untuk observasi.

Kabarnya, tercatat hingga 6 April pukul 8 malam, sudah ada 2.700 orang yang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin Sinovac, dan sekitar 6.200 orang yang telah menerima suntikan dosis kedua vaksin Sinovac. Sebanyak 12.800 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin BioNTech Fosun Pharma, dan 16.500 orang mendapatkan suntikan dosis kedua vaksin BioNTech.

Pemerintah Hong Kong menyatakan bahwa 615.500 orang Hong Kong saat ini, telah mendapatkan vaksin COVID-19, jumlah tersebut hanya mencakup sekitar 7,7% dari populasi Hong Kong.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Hong Kong membenarkan bahwa, seorang pria Hong Kong berusia 62 tahun ditemukan mengalami sesak napas ketika sedang berjalan di tepi jalanan pada 2 April pada pagi hari. Ketika ambulans dan staf medis tiba di tempat kejadian, denyut jantung pria tersebut sudah tidak terdeteksi, dan dilarikan ke rumah sakit. Akan tetapi, nyawanya tidak tertolong.

Mendiang ternyata sudah mendapat suntikan vaksin Sinovac pada 8 Maret dan didiagnosis mengalami gejala hipertensi pada 1 April.

Menurut laporan, Vaksin buatan Sinovac adalah vaksin COVID-19 pertama yang diluncurkan oleh pemerintah Beijing di Hong Kong. Vaksin ini segera disetujui untuk penggunaan darurat di Hong Kong oleh Komite Penasihat Vaksin Pemerintah Hong Kong pada bulan Februari tahun ini. 

Namun demikian, karena data uji klinis Sinovac tahap ketiga tidak juga dipublikasikan di jurnal medis internasional, sehingga tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah Hong Kong sebelumnya, dan menimbulkan keraguan dari semua lapisan masyarakat. Pemerintah Hong Kong terpaksa memberikan lampu hijau untuk penggunaan vaksin Sinovac. Dikarenakan mendapat tekanan dari pihak berwenang Beijing.

Sejak vaksin Sinovac digunakan secara umum di Hong Kong mulai 28 Februari, sudah ada 12 orang yang meninggal dunia usai disuntik. Ada 8 orang lainnya mengalami kelumpuhan di bagian wajah setelah divaksin. Hingga membuat keinginan warga masyarakat Hong Kong untuk menerima vaksinasi menurun secara drastis.(hui)