Pemerintah Tiongkok Borong Jagung AS, Ada Apa?

Li Zhaoxi – NTDTV.com

Menurut laporan Bloomberg, orang-orang yang mengetahui situasinya bahwa Tiongkok telah membeli jagung yang hanya dapat dikirim pada kuartal keempat Amerika Serikat.

Akan tetapi, karena transaksi ini dilakukan secara pribadi, maka mereka tidak mau disebutkan namanya. Pasokan jagung yang dipesan, benihnya baru saja ditaburkan. Diperkirakan penjualan ke Tiongkok setidaknya mencapai 1 juta metrik ton.

Menurut data Departemen Pertanian AS, eksportir AS telah menjual lebih dari 20 juta ton jagung pada musim ini ke Tiongkok, sebuah rekor tertinggi. Pihak agensi belum merilis data transaksi untuk kuartal berikutnya, tetapi beberapa transaksi mungkin telah diselesaikan. Meski demikian belum dilaporkan.

Permintaan jagung di Tiongkok sangat besar, sehingga sudah merebut hasil panen musim berikutnya. Diperkirakan permintaan tersebut tidak akan menurun pada  tahun ini.

Dalam sebuah wawancara, Joe Nussmeier, seorang pialang Frontier Futures, sebuah perusahaan berjangka di Minneapolis, Minnesota, mengatakan dalam sebuah wawancara: Pihaknya mengetahui bahwa ada permintaan besar  biji-bijian pakan di dunia,  orang-orang mulai bertanya-tanya Apa yang akan terjadi jika pasokan tanaman Brazil berkurang. Tanpa hujan, produksi mereka akan menurun setiap hari.”

Dikarenakan rekor cuaca yang sangat dingin, para petani Amerika telah memperlambat kecepatan pertanian mereka. Cuaca dingin juga dapat merusak gandum musim dingin, yang akan dipanen dalam beberapa bulan. Bahkan, gara-gara kekeringan mengancam produksi tanaman Brasil, permintaan pasokan dari Amerika Serikat mengalami lonjakan.

Krisis stok pangan global dan cuaca yang tidak mendukung, menyebabkan rebound lebih lanjut di pasar internasional. Minggu lalu, pasaran harga jagung dinaikkan ke level tertinggi dalam 10 tahun. Lonjakan jagung turut menyebabkan melonjaknya pertanian biji-bijian lainnya.

Melansir dari data Bloomberg pada Kamis 22 April, harga jagung pada Chicago Board of Trade (CBOT) terpantau naik 1,77 persen ke US$6,17 per bushel. 

Kenaikan tersebut mencatatkan rekor yang melewati puncak harga tertinggi. Sejak Mei 2013, yang mana masih bergerak pada kisaran US$6,0875 per bushel.

Sementara itu, Analis Komoditas Teknikal Reuters Wang Tao memperkirakan kemungkinan harga jagung akan menguji level resistance pada US$6,42 per bushel. Ia menilai, tren ini diprediksi akan berlangsung dalam satu hingga dua pekan ke depan. Apabila kemudian, menembus resistance, maka harga jagung dapat mencapai posisi US$7,21 per bushel. 

Sedangkan harga minyak kedelai dan ekspor minyak sawit juga mengalami peningkatan dari 1 – 20 April. Rinciannya, harga minyak kedelai di Bursa Dalian naik 1.3% dan harga minyak sawit naik 1.8%. Sedangkan, Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 0.8% . (Hui)