Li Ka-shing, Orang Terkaya Hong Kong Disingkirkan karena Tidak Aktif Mendukung Komunis Tiongkok

Jennifer Bateman dan Jennifer Zheng

Sebuah foto terbaru Li Ka-shing, pria terkaya di Hong Kong, disuntik vaksin virus Komunis Tiongkok atau COVID-19 Pfizer bukan vaksin alternatif buatan Tiongkok, telah menarik perhatian publik. Hal itu terkait hubungan antara Li Ka-shing dengan Partai Komunis Tiongkok.

Pada 16 April, Yayasan Li Ka-shing memposting sebuah foto Li Ka-shing yang sedang menerima vaksin di halaman Facebook Yayasan Li Ka-shing, dengan judul, “Saya mendapatkan vaksinasi hari ini, sudahkah anda divaksin?” 

Hal itu membuat Patrick Nip, Sekretaris Dinas Sipil Hong Kong, untuk segera berterima kasih kepada Li Ka-shing atas dukungannya terhadap program vaksinasi di Hong Kong.

Namun, orang-orang memperhatikan bahwa Li Ka-shing yang berusia 92 tahun itu memilih untuk tidak mendapatkan vaksin Sinovac buatan Tiongkok yang didorong oleh pemerintah Hong Kong.

Sebelum unjuk rasa massal di Hong Kong, Li Ka-shing telah lama menjadi favorit Partai Komunis Tiongkok, dimana Komunis Tiongkok mencari bantuan Li Ka-shing untuk memperluas pengaruh Partai Komunis Tiongkok. Li Ka-shing tidak hanya berinvestasi secara besar-besaran di  Tiongkok Daratan, tetapi juga membantu Partai Komunis Tiongkok mengamankan banyak proyek internasional.

Namun, selama unjuk rasa Rancangan Undang Undang – RUU anti-ekstradisi di Hong Kong pada tahun 2019, Li Ka-shing gagal menunjukkan dukungannya kepada Partai Komunis Tiongkok. Saat itulah Partai Komunis Tiongkok mulai menyingkirkan taipan properti tersebut, yang dianggap tidak lagi patuh kepada Partai Komunis Tiongkok.

Organisasi Li Ka-shing Disingkirkan dari Komite Pemilihan Umum yang Baru

Awal bulan ini, Hong Kong mulai menerapkan reformasi-reformasi yang disetujui oleh Kongres Rakyat Nasional Partai Komunis Tiongkok untuk sistem pemilihan umum Hong Kong, yang dilihat secara luas sebagai sebuah langkah Partai Komunis Tiongkok untuk menyingkirkan elit bisnis Hong Kong itu.

Aturan-aturan baru mengurangi jumlah anggota parlemen yang dipilih  secara langsung menjadi Dewan Legislatif Hong Kong, sambil menambah jumlah kursi menjadi 90 kursi dari 70 kursi, serta meningkatkan keanggotaan di Komite Pemilihan Umum Hong Kong, yang memilih Kepala Eksekutif Hong Kong, menjadi 1.500 anggota dari 1.200 anggota.

Sehari setelah badan legislatif yang tunduk kepada Beijing menyetujui hukum pemilihan umum “patriot” yang baru, pemerintah Hong Kong yang pro-Beijing di bawah Kepala Eksekutif Carrie Lam memimpin dengan menyatakan dukungannya. Tetapi dari empat besar pengembang properti di Hong Kong, CK Hutchison Holdings Ltd. milik Li Ka-shing terlambat sehari untuk menyatakan dukungannya, yang mengumumkan posisinya pada 1 April — April Fool’s Day.

Sementara itu, sebanyak “organisasi patriotik dan pencinta Hong Kong”ditambahkan ke Komite Pemilihan Umum Hong Kong yang baru diperluas, Federasi Organisasi-Organisasi Komunitas Chiu Chow Hong Kong, di mana Li Ka-shing adalah Presiden Kehormatan, disingkirkan.

Kecewa dengan keputusan tersebut, federasi tersebut mengirim sepucuk surat kepada Carrie Lam yang menunjukkan pandangan-pandangan federasi tersebut.

Li Ka-shing Memiliki Peran Penting dalam Proyek-proyek Investasi Global Partai Komunis Tiongkok

Partai Komunis Tiongkok telah menggunakan modal Hong Kong untuk berinvestasi dalam proyek-proyeknya yang strategis di seluruh dunia. Sebagai pria terkaya Hong Kong, Li Ka-shing hampir tidak dapat menghindari nasib bertindak sebagai sebuah agen untuk ekspansi global Partai Komunis Tiongkok.

Investasi-investasi Li Ka-shing difokuskan pada proyek-proyek strategis di Eropa dan Australia di bidang komunikasi, listrik, pelabuhan, dan jaringan pipa gas alam. Namun, beberapa upaya Li Ka-shing untuk berinvestasi di Amerika Serikat diblokir karena Li Ka-shing berurusan dengan Partai Komunis Tiongkok.

Sejak Oktober 2015, Li Ka-shing menguasai hampir 30 persen pasar gas alam, seperempat pasar distribusi listrik, dan 5 persen pasar pasokan air di Inggris, negara utama Li Ka-shing berinvestasi.

Sementara itu, CK Hutchison Holdings Ltd. milik Li Ka-shing memperkuat posisinya di pasar telekomunikasi Eropa dengan sebuah akuisisi besar-besaran yang menyatukan bisnis-bisnis telekomunikasi Li Ka-shing di enam negara Eropa, Hong Kong, dan Makau. 

Pada November 2020, CK Hutchison menjual bisnis menara-menara nirkabel miliknya di Eropa dengan harga 10 miliar euro atau sekitar USD 11,7 miliar untuk meningkatkan efisiensi operasionalnya dan mempercepat peluncuran 5G.

Pada Juli 2018, CK Hutchison mengakuisisi separuh sisa Wind Tre, sebuah perusahaan telekomunikasi Italia, seharga 2,45 miliar euro atau sekitar USD 2,95 miliar.

Mei tahun lalu, CK Hutchison menawar usd 1,5 miliar untuk membangun dan mengoperasikan pabrik desalinasi terbesar di dunia di Israel, meskipun tawaran itu ditolak oleh Menteri Pertahanan Israel. Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo juga menentang keterlibatan Tiongkok dalam infrastruktur Israel.

Seandainya tawaran tersebut tidak gagal, CK Hutchison akan mengendalikan hampir seperempat industri air Israel; desalinasi adalah sebuah proyek utama dalam program “Made in China 2025” milik Partai Komunis Tiongkok. Kedekatan pabrik desalinasi tersebut dengan sebuah pangkalan militer yang kosong dan fasilitas-fasilitas penelitian nuklir adalah alasan lain Menteri Pertahanan Israel sangat menentang tawaran tersebut.

Kembali pada tahun 1997, Hutchison Whampoa milik Li Ka-shing memperoleh hak selama 25 tahun untuk mengoperasikan dua pelabuhan utama di Terusan Panama — salah satu rute perdagangan dunia yang utama. Hutchison Whampoa juga telah banyak berinvestasi dalam pembangunan dekat dua pelabuhan utama tersebut.

Hal itu memicu kewaspadaan di lingkaran-lingkaran keamanan Amerika Serikat karena persahabatan Li Ka-shing secara pribadi dengan beberapa pejabat tinggi Tiongkok, termasuk tokoh-tokoh senior di Tentara Pembebasan Rakyat.

Hubungan Hutchison Whampoa dengan “lingkaran dalam elite Beijing yang berkuasa” secara khusus disorot selama sebuah dengar pendapat DPR Amerika Serikat mengenai Terusan Panama pada tahun 1999.

“Dengan keluarnya pasukan keamanan Amerika Serikat, situasi di Panama  memburuk,” kata Senator Partai Republik Dana Rohrabacher dari California  saat dengar pendapat tersebut. 

“Saya baru-baru ini mengunjungi Panama dan hal itu adalah sangat terbukti. Geng-geng kriminal triad Tiongkok Daratan, beberapa dari mereka ini memiliki hubungan dengan badan-badan intelijen, adalah aktif di sepanjang Panama,” tambah Rohrabacher.

Tahun dimana Hutchison Whampoa memperoleh dua pelabuhan utama tersebut, Panama memutuskan hubungan-hubungan diplomatik dengan Taiwan dan mengalihkan aliansinya ke Partai Komunis Tiongkok.

Pada tahun 2006, Hutchison Port Holdings memegang kendali atas sejumlah titik hambatan ekonomi potensial, termasuk 169 tempat berlabuh di 41 pelabuhan di seluruh dunia. Fasilitas-fasilitas ini menguasai sekitar 15 persen lalu lintas kontainer maritim global. Juga, 10 persen Hutchison Panama Ports Co. dimiliki oleh China Resources Enterprise, yang merupakan perpanjangan tangan komersial Kementerian Perdagangan dan Kerjasama Ekonomi Tiongkok.

Dalam penyelidikannya terhadap upaya Partai Komunis Tiongkok untuk mempengaruhi kampanye kepresidenan Amerika Serikat tahun 1996, Komite Urusan Pemerintah Senat Amerika Serikat mengidentifikasi China Resources Enterprise sebagai sebuah saluran untuk “spionase — di bidang ekonomi, politik dan militer — untuk Tiongkok.”

Mantan Senator Partai Republik Trent Lott menggambarkan perusahaan Li Ka-shing di Hong Kong sebagai “sebuah perpanjangan tangan Tentara Pembebasan Rakyat.”

Hubungan Lama antara Li Ka-shing Dengan Partai Komunis Tiongkok

Hubungan antara keluarga Li Ka-shing dengan Partai Komunis Tiongkok dimulai selama era Deng Xiaoping, dan memasuki sebuah periode bulan madu setelah Jiang Zemin berkuasa, saat Li Ka-shing menerima perlakuan khusus karena investasinya di Tiongkok.

Pada Mei 1996, putra sulung Li Ka-shing, bernama Victor Li Tzar-kuoi, diculik oleh bos kriminal “Big Spender” Cheung Tze-keung untuk tebusan usd 1 miliar. Berdasarkan Apply Daily, setelah Cheung Tze-keung berhasil mendapatkan uang tebusan itu dan kabur ke Tiongkok Daratan, Li Ka-shing berhasil tampil sangat tenang sementara secara diam-diam melaporkan masalah tersebut kepada Jiang Zemin.

Jiang Zemin “mengungkapkan simpati yang dalam dan marah besar,” serta memerintahkan Cheung Tze-keung ditangkap.

Polisi Partai Komunis Tiongkok di Guangdong berhasil menemukan dan menangkap Cheung Tze-keung, yang kemudian dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi di bawah todongan senjata pada 5 Desember 1998.

Selama unjuk anti-ekstradisi pada tahun 2019, Partai Komunis Tiongkok memaksa elit Hong Kong dari semua lapisan masyarakat untuk menunjukkan dukungan atas tindakan keras Partai Komunis Tiongkok. Hampir semua surat kabar berbahasa Mandarin di Hong Kong, menerbitkan konten pro-Partai Komunis Tiongkok, kecuali Apple Daily dan The Epoch Times.

Namun, pada 16 Agustus 2019, Li Ka-shing memasang sebuah iklan atas nama “seorang penduduk Hong Kong,” dengan pesan utama “melon Huangtai tidak dapat menanggung pemetikan lagi.” 

Iklan tersebut didasarkan pada sebuah puisi yang ditulis oleh Putra Mahkota Li Xian pada masa pemerintahan Wu Zetian pada masa Dinasti Tang. Li Xian menasihati Wu Zetian untuk tidak membuat keturunan-keturunan keluarga Li Xian punah.

Iklan itu secara luas ditafsirkan sebagai sebuah seruan halus untuk Beijing.

Pada 27 Mei tahun lalu, surat kabar Hong Kong, Ta Kung Pao, bertanya kepada Li Ka-shing mengenai sikapnya terhadap niat Partai Komunis Tiongkok untuk memberlakukan hukum keamanan nasional Hong Kong.

Li Ka-shing menjawab, “Saya berharap pengesahan undang-undang keamanan nasional hukum keamanan nasional Hong Kong akan memudahkan kekhawatiran-kekhawatiran Pemerintah Pusat mengenai Hong Kong dan memainkan sebuah peran positif dalam stabilitas dan pembangunan jangka-panjang. Pemerintah  Wilayah Administratif Khusus Hong Kong terikat kewajiban untuk memperkuat kepercayaan rakyat Hong Kong pada ‘satu negara, dua sistem’ dan memperkuat kepercayaan masyarakat internasional.”

Namun hari berikutnya, laporan Ta Kung Pao berjudul “Li Ka-shing: Hukum Keamanan Nasional Berperan Positif dalam Pembangunan Jangka-Panjang yang Stabil,” yang menggambarkan harapan-harapan Li Ka-shing untuk hukum keamanan nasional sebagai kepastian.

Setelah terbitnya artikel Ta Kung Pao tersebut, banyak media berusaha untuk mewawancarai Li Ka-shing. Li Ka-shing menolak semua permintaan itu, mengklaim bahwa ia sedang sakit flu.

‘Jangan Biarkan Li Ka-shing Melarikan Diri’

Sejak tahun 2013, Li Ka-shing telah menjual aset-aset di Tiongkok dan Hong Kong, dengan menguangkan setidaknya 250 miliar dolar Hong Kong (usd 32,19 miliar). Penjualan aset-aset tersebut mencakup Beijing Pasific Century Place, Metropolitan Plaza di Guangzhou, Oriental Financial Center di Shanghai, Shanghai Shengbang International Building, properti milik Li Ka-shing di Hong Kong, dan 20 persen saham Li Ka-shing di Hongkong Electric.

Setelah Li Ka-shing mulai menjual aset-aset miliknya di Tiongkok, Liaowang Institute — yaitu lembaga pemikir kantor berita Xinhua — menerbitkan sebuah artikel berjudul “Jangan Biarkan Li Ka-shing Melarikan Diri,” dengan menyebut setiap upaya Li Ka-shing untuk meninggalkan Tiongkok sebagai sebuah tindakan “kegagalan moral.”

Artikel itu dimulai: “Bisnis pada awalnya seperti sebuah aliran air, dan itu adalah sifat modal untuk mencari keuntungan. Li Ka-shing dapat pergi kemanapun ia mau. Namun mengingat bagaimana Li Ka-shing memperoleh kekayaannya di Tiongkok pada dua dekade terakhir, urusan-urusan Li Ka-shing tampaknya lebih dari sekadar bisnis. Seperti kita semua ketahui, di Tiongkok, industri real estat sangat dekat dengan kekuasaan. Tanpa sumber-sumber kekuasaan, adalah mustahil untuk melakukan bisnis real estat. Oleh karena itu, kekayaan real estat tidak sepenuhnya berasal dari sebuah ekonomi pasar yang menyeluruh. Dalam hal ini, tidaklah pantas bagi Li Ka-shing untuk melarikan diri selama ia mau.”

Artikel tersebut menegaskan bahwa sebagai seseorang yang telah mendapatkan banyak dari kemitraannya dengan Tiongkok, Li Ka-shing memiliki tiga misi yang harus diselesaikan sebelum ia dapat berpaling dari Tiongkok:

1. Membayar kembali orang-orang miskin dengan cara bertanggung jawab kepada masyarakat.

2. Menstabilkan Hong Kong dan memikul tanggung jawab seorang pemimpin bisnis.

3. Lebih banyak berbuat kebaikan, dan menjalankan bisnis-bisnis untuk masyarakat.

Pada 27 Mei 2019, situs web utama Tiongkok Sina.com menerbitkan sebuah artikel berjudul “Li Ka-shing Benar-Benar Melarikan Diri.”

Artikel tersebut berbunyi: “Sekelompok pengusaha yang dipimpin oleh Li Ka-shing, yang menikmati dividen-dividen dari reformasi dan keterbukaan Tiongkok, mulai mengambil keuntungan dari proses transformasi dan peningkatan ekonomi Tiongkok. Tidak ada salahnya bagi para pebisnis untuk mengejar keuntungan-keuntungan, tetapi jangan biarkan sampai para pebisnis itu memanfaatkan semua aturan secara diam-diam untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan untuk merusak kredit bisnis dan mengikis fondasi ekonomi Tiongkok.” (Vv)