Tragedi Penikaman di TK di Guangxi, Tiongkok Ditutupi Pihak Berwenang, Publik Marah

oleh Chang Chun, Chen Jie dan Chen Jie

Seorang pria yang membawa pisau pada Rabu (28/4/2021) sekitar jam 14.00 waktu setempat  tiba-tiba masuk ke dalam taman kanak-kanak – TK swasta ‘Jianle’ di Kota Beiliu, Provinsi Guangxi, Tiongkok. Tak disangka, orang itu  menusuk orang yang dijumpai. 

Dari rekaman video yang diposting terlihat ada beberapa siswa sudah tergeletak tanpa gerakan di halaman sekolah. Ada juga siswa yang duduk di tanah menangis dengan noda darah terlihat di kepala dan badannya. Kantor Polisi Xinfeng menyatakan bahwa tersangka mungkin memiliki masalah mental.

Warga Guangxi bernama samaran bermarga Qiu mengatakan : “Hati saya menciut melihatnya. Saya tidak tega, sampai bulu kuduk saya berdiri”.

Menurut laporan resmi, insiden penusukan itu menyebabkan 18 orang terluka, termasuk 16  siswa TK dan 2 orang gurunya. 2 siswa mengalami luka yang cukup serius. Namun, menurut pemberitaan internet, 3 orang siswa meninggal di tempat, dan 6 orang siswa lainnya meninggal setelah dibawa ke rumah sakit. 

Selain itu, berita terkait yang muncul cepat di halaman pencarian panas di Weibo juga langsung dihapus oleh pihak berwajib sehingga memicu kemarahan netizen. 

Xing Tianxing, seorang komentator di Amerika Serikat berkomentar, “Sungguh mengejutkan dan memicu kemarahan. Penghapusan langsung berita panas dari sistem pencarian Weibo memiliki hubungan erat dengan sistem propaganda pemerintah komunis Tiongkok dan pengontrolan ketat berita yang beredar. Hal-hal yang dipedulikan masyarakat justru disembunyikan dan ditutupi. Jika pembunuhnya adalah seorang berpenyakit mental, maka cara berpikir panduan Partai Komunis Tiongkok yang dipropagandakan oleh seluruh lembaga negara semuanya adalah berpenyakit mental, bahkan tingkat penyakitnya lebih buruk daripada pria penusuk itu.”

Menurut informasi netizen lokal yang mengetahui masalah itu, istri pembunuh itu adalah seorang guru di taman kanak-kanak tersebut. Karena istrinya meminta cerai, dia marah kemudian melakukan hal yang diluar akal sehatnya, masuk ke taman kanak-kanak tersebut dan melakukan pembunuhan. 

Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa netizen mengatakan bahwa mereka yang penakut selalu bertindak jahat terhadap golongan yang lebih lemah.

Mr. Qiu mengatakan bahwa peristiwa pembunuhan yang acap kali terjadi di daratan Tiongkok ini sangat erat hubungannya dengan indoktrinasi kebencian yang selalu dipupuk oleh Partai Komunis Tiongkok.

https://www.youtube.com/watch?v=A9iVf_oB4To

“Pantas untuk dikatakan bahwa ini merupakan akibat dari indoktrinasi kebencian dalam sistem pendidikan komunis Tiongkok yang senantiasa menekankan perjuangan kelas, hidup mati antara satu sama yang lain, menjarah kekayaan milik orang berada yang dituduh sebagai hasil dari mengeksploitasi kaum miskin. Melindungi kepentingan kaum miskin hanya dengan cara membunuh semua orang kaya. Hal mana menyebabkan kemiskinan di seluruh masyarakat, dan juga merusak moral manusia. Efek samping dari menanamkan kebencian seperti itu akan mengikis habis sifat dan moral manusia,” kata Mr. Qiu.

Ada juga netizen yang menulis, “Jangan menggunakan penyakit mental sebagai kedok ketika sesuatu tragedi terjadi, mengapa penjahat yang diduga berpenyakit mental itu tidak pergi dan membunuh orang-orang di kantor polisi tetapi memilih siswa di taman kanak-kanak? Jangan menggunakan penyakit mental untuk menutup-nutupi kejahatan yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok!” (sin)