Komentar Netizen Tiongkok Menohok Setelah Virus Varian yang Ditemukan di India Juga Menyebar ke Daratan Tiongkok

oleh Li Yun

Epidemi COVID-19 sedang berkecamuk di India, dan mutasi virusnya kini telah menyebar ke seluruh dunia. Baru-baru ini, pejabat komunis Tiongkok mengungkapkan bahwa jenis varian yang ditemukan di India telah terdeteksi di sejumlah wilayah Tiongkok. 

Pada 29 April, Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan dalam konferensi pers Dewan Negara Tiongkok bahwa, dengan meningkatnya secara tajam jumlah orang yang positif terinfeksi virus COVID-19 di India dan beberapa negara Asia lainnya, semestinya dipandang sebagai peringatan bagi kita semua, bahwa tugas pencegahan dan pengendalian epidemi masih jauh dari selesai.

Wu Zunyou mengungkapkan bahwa galur mutan virus yang ditemukan India, telah terdeteksi di beberapa kota Tiongkok. Faktanya, mutasi itu terus terjadi sejak virus menyebar. Selama penyebaran masih berlangsung, maka virus tersebut akan terus bermutasi. Oleh karena itu, penerapan langkah pencegahan epidemi adalah langkah yang paling tepat dan penting. Hanya dengan langkah itu, strain mutan dapat dihentikan penyebarannya selain mencegah terjadinya mutasi baru.

Dia juga memperingatkan bahwa upaya pencegahan epidemi, mungkin dapat menghadapi kesulitan baru karena hari libur 1 Mei. Saat ini, menerapkan pencegahan dan pengendalian adalah yang paling utama. Namun, dia tidak merinci kota mana saja di daratan Tiongkok yang telah ditemukan strain mutan India.

Netizen mengutuk pemerintah komunis Tiongkok yang disebut memiliki semua jenis virus

Menanggapi hal ini, beberapa netizen Weibo bertanya : Kota mana saja yang disebut-sebut telah ditemukan varian virus baru ? Kota mana … yang telah terdeteksi memiliki virus mutan, itu perlu diungkapkan kepada publik. Lihat indikatornya nanti 2 pekan setelah 1 Mei.

Ada netizen yang bertanya : Dari mana asal virus mutan India itu ? Bukankah itu sudah diblokir saat memasuki border ?

Beberapa pengguna internet Tiongkok mengutuk bahwa komunis Tiongkok memiliki semua jenis virus, dan semua jenis virus berasal dari mereka. 

Beberapa netizen menyebutkan : Sebenarnya, semua itu adalah varian dari virus komunis Tiongkok. Beberapa netizen mengatakan bahwa meskipun, Beijing mengklaim bahwa seakan mereka terkena penyebaran virus varian India, tetapi sebenarnya itu adalah virus pneumonia Wuhan generasi ketiga yang “kembali ke rumah orang tuanya”.

Virus varian muncul di banyak tempat di daratan Tiongkok

Pihak berwenang komunis Tiongkok secara resmi mengumumkan bahwa 20 kasus baru dikonfirmasi pada 28 April. Di antaranya, Komisi Kesehatan Zhejiang mengumumkan bahwa 10 kasus berasal dari kapal kargo Hongkong “Huayang Chaoyang” yang sebelumnya berlabuh di India. 

Pada hari yang sama, pihak berwenang di Chongqing juga mengumumkan bahwa satu orang yang memiliki riwayat bekerja di India terinfeksi virus komunis Tiongkok, tetapi tidak menyebutkan jenis varian virus yang tertular orang tersebut.

Pada 27 April, Yang Zhanqiu, seorang profesor di Institute of Virology of Wuhan memperingatkan bahwa, jika epidemi di India terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan dapat menyebar ke daratan Tiongkok, tetapi dia membantah bahwa wabah yang mirip dengan India akan terjadi di Tiongkok.

Gelombang kedua epidemi India memburuk dengan cepat

Saat ini, gelombang kedua epidemi virus komunis Tiongkok di India memburuk dengan cepat. Pada 29 April, India memiliki total 18,38 juta kasus positif terinfeksi dengan jumlah kematian mencapai 204.832. Pada hari yang sama, hampir 380.000 orang dinyatakan positif terinfeksi dalam sehari, terus mencatatkan rekor global.

Pakar pengendalian penyakit India memperkirakan bahwa puncak epidemi negara itu mungkin terjadi pada awal bulan Mei.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa, virus varian India B.1.617 salah satu penyebab epidemi tak terkendali di India ini telah ditemukan di sedikitnya 17 negara. Virus varian ini, lebih berbahaya daripada virus aslinya, artinya lebih mudah menyebar, lebih mematikan, lebih memiliki kemampuan untuk menghindari vaksin.

Virus komunis Tiongkok menyebar di Wuhan sejak akhir tahun 2019. Akibat pihak berwenang komunis Tiongkok berusaha menyembunyikan fakta tentang epidemi, mereka setidaknya 3 kali  membohongi masyarakat dengan mengklaim bahwa epidemi dapat dicegah, dikendalikan dan tidak akan menyebar dari orang ke orang. Bahkan, menangkap para dokter garis depan yang menyampaikan gejala sebenarnya yang dialami pasien terinfeksi virus tersebut.

Pada 23 Januari 2020, Kota Wuhan terpaksa dilakukan lockdown sepenuhnya karena wabah tidak terbendung. WHO mengulur waktu dalam mengumumkan epidemi sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional. Baru pada 11 Maret pandemi global diumumkan. Akibatnya, epidemi benar-benar di luar kendali dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Menular lebih dari 140 juta orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 3,1 juta orang.

“Virus komunis Tiongkok” dan “Virus Tiongkok”

Di tahun terakhir masa jabatannya, Presiden Trump Amerika Serikat berulang kali menggunakan sebutan “virus Tiongkok”. Dalam pidato perpisahannya, dia juga menyebutkan bahwa kita dan seluruh dunia sedang mendapat serangan dari virus Tiongkok. Virus Tiongkok  telah memengaruhi perekonomian Amerika Serikat, yang man asemula sudah aktif dan memaksa kita untuk berkembang ke arah yang sebaliknya.

Trump juga berulang kali menyatakan bahwa, adalah tidak benar jika menjatuhkan kesalahan atas epidemi ini kepada warga Amerika etnis Asia. “Mereka adalah orang-orang hebat, dan penyebaran virus bukanlah kesalahan mereka”, katanya.

Kolumnis Epoch Times Wang He mengatakan bahwa sebutan “virus Tiongkok” oleh Presiden Trump, bisa saja dibenarkan karena, bagaimanapun juga, Tiongkok juga menjadi korban dari wabah ini. Bagaimanapun juga, Partai Komunis Tiongkok yang merebut kekuasaan atas Tiongkok adalah biang keladi dari bencana ini. Demi akurasi, kejelasan esensi, dan untuk menghindari ambiguitas, Epoch Times, NTDTV dan media lain menganjurkan penggunaan “virus komunis Tiongkok”.

Disebut “virus komunis Tiongkok” karena virus tersebut berasal dari daratan Tiongkok yang berada di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok, dan karena Partai Komunis Tiongkok menutupi fakta tentang epidemi tersebut, hingga membiarkan virus tersebut menyebar ke dunia dan menyebabkan pandemi global.

Nama “virus komunis Tiongkok” telah menerima dukungan luas dan tanggapan yang kuat dari masyarakat dunia.

Pada 19 Maret 2020, kolumnis Washington Post Josh Rogin menyatakan bahwa, rakyat di daratan Tiongkok tidak patut disalahkan dalam menghadapi pandemi saat ini, tetapi pemerintah komunis Tiongkok yang harus bertanggung jawab. Rakyat di daratan Tiongkok adalah pahlawan dalam cerita ini.

Dokter, peneliti, dan jurnalis Tiongkok, mempertaruhkan nyawa mereka dan bahkan menghadapi kematian untuk melawan virus bahkan dalam upayanya untuk memperingatkan dunia. Tetapi, rakyat Tiongkok juga menjadi korban dari tindakan keras pemerintah komunis Tiongkok yang telah menambah penderitaan mereka.

Dia mengatakan bahwa dirinya, terus mengingatkan Barat agar tidak membantu dan mendorong pemerintah komunis Tiongkok, menghasut perpecahan internal di Amerika Serikat dan ikut menyebarkan informasi palsu.

Pada 26 Maret di tahun yang sama, Marco Respinti, direktur jurnal ‘Bitter Winter’ yang juga seorang jurnalis Italia menerbitkan sebuah artikel di surat kabar Partai Liberal Italia ‘Rete Liberale’, ia menyebutkan bahwa virus itu tidak boleh disebut virus Tiongkok tetapi virus komunis Tiongkok.

Dia mendesak orang-orang untuk membedakan antara rakyat Tiongkok  dengan Partai Komunis Tiongkok. Dalam hal ini, objek yang patut mendapat kutukan adalah pemerintah Tiongkok yang dikuasai oleh Partai Komunis Tiongkok.

Wang He mengatakan bahwa, Partai Komunis Tiongkok menyandera Tiongkok, sehingga kejahatan patut mereka tanggung sendiri, dan tidak boleh dilemparkan kepada rakyat Tiongkok. Media baik ‘Epoch Times’ maupun ‘New Tang Dynasty’ menamakan virus penyebar wabah besar ini “virus komunis Tiongkok”, yang tujuan sebenarnya tak lain untuk membela martabat bangsa Tionghoa dan menghilangkan rasa malu dalam hati banyak etnis Tionghoa. 

Wang He berharap semua etnis Tionghoa di seluruh dunia tidak akan terganggu oleh kebisingan yang mengelilingi, tetapi tampil untuk membela kebenaran. (sin)