WHO : COVID-19 Tahun Ini Lebih Mematikan Dibandingkan Tahun lalu

ole Li Zhouxi

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat, 14 Mei memperingatkan bahwa pandemi virus komunis Tiongkok (COVID-19) yang telah memasuki tahun kedua akan lebih mematikan dibandingkan dengan tahun pertama. Dunia sekarang sedang berada dalam situasi ini.

Menurut data resmi yang dikumpulkan oleh media ‘Agence France-Presse’,  sejak virus komunis Tiongkok atau covid 19 untuk pertama kalinya menyebar pada akhir tahun 2019, setidaknya telah menyebabkan 3.346.813 orang di dunia meninggal.

India kini telah menjadi sarang baru bagi pandemi yang masih berkecamuk pada tahun 2021. Hingga Jumat (14 Mei), India telah mengalami 4.000 kematian dalam sehari selama tiga hari berturut-turut, dan jumlah kasus positif terinfeksi dalam sehari nyaris sama dengan jumlah terinfeksi baru di seluruh dunia. 

Menurut data yang diberikan pihak berwenang India, jumlah total pasien positif terinfeksi virus komunis Tiongkok telah mencapai lebih dari 24 juta orang, dengan jumlah kematian sebanyak lebih dari 260.000 orang.

Varian virus B.1.617 dianggap sebagai kekuatan pendorong yang berada di balik munculnya gelombang terbaru epidemi di India. Varian ini pertama kali ditemukan di India dan kini telah menyebar ke puluhan negara di dunia. 

Pada hari Senin, 10 Mei Organisasi Kesehatan Dunia – WHO telah menyatakan varian virus tersebut sebagai varian yang layak mendapat perhatian dunia.

Meskipun WHO menetapkan B.1.617 sebagai varian virus, namun analisis para ahli  mengungkapkan bahwa B.1.617 dapat dibagi menjadi 3 subfamili yang berbeda, masing-masing yaitu B.1.617.1, B.1.617.2 dan B.1.617.3. 

Ketiga substrain yang berbeda ini juga membawa varian genetik yang sedikit berbeda. Minggu lalu, Inggris mengumumkan bahwa B.1.617.2 adalah varian yang layak diwaspadai karena penyebarannya yang cepat.

Ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove menunjukkan bahwa semua jenis virus komunis Tiongkok (SARS-CoV-2) memiliki daya tular, sehingga semuanya patut mendapat perhatian.

Penyebaran varian varius ke seluruh dunia jelas mengkhawatirkan. Virus akan mencari cara agar sulit terdeteksi manusia dan mungkin lebih mampu menghindari vaksin. Karena penyebaran yang eksplosif, SARS-CoV-2 memiliki banyak peluang untuk berubah bentuk melalui mutasi acak.

Sebagaimana yang dikatakan oleh para ilmuwan, beberapa mutasi mempengaruhi lonjakan protein di permukaan virus sehingga membuatnya lebih mudah untuk mengikat sel manusia dan lebih mudah beradaptasi.

Soumya Swaminathan, ilmuwan WHO memperingatkan bahwa vaksinasi saja tidak cukup menjamin orang untuk tidak lagi tertular virus, atau tidak akan menulari orang lain. WHO mengingatkan bahkan orang yang telah divaksinasi harus terus memakai masker di daerah tempat virus menyebar, selain disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. (Sin)