Penerapan Ekonomi Terencana PKT : Harga Babi Anjlok, Peternak Babi Bangkrut dan Nekad Bunuh Diri Terjun ke Sungai

Jing Zhongming

Sejak awal tahun ini, harga daging babi di Tiongkok terus anjlok. Beberapa hari lalu, media daratan Tiongkok melaporkan bahwa pasaran harga daging babi turun dari 10 yuan per kati atau 500 gram versi timbangan Tiongkok pada tahun lalu, menjadi kurang dari 15 yuan.

Sama halnya harga babi hidup juga anjlok. Radio Free Asia pada Rabu 16 Juni mengutip laporan dari seorang peternak babi di Sichuan bahwa, harga pemotongan babi lokal turun menjadi lebih dari 6 yuan per kati, dan anak babi pada tahun 2109 lebih dari 2.000 yuan per babi saat ini turun menjadi 200-300 yuan. Pada akhirnya peternak babi harus berusaha keras mengurangi  kerugian dalam jumlah besar.

Pakar industri mengatakan, biaya babi hidup untuk perusahaan pembiakan skala besar di Tiongkok utara seperti Shandong dan Henan, berkisar antara 7,5 yuan hingga 8,5 yuan per kati.

Menurut peternak Sichuan, ketika awalnya banyak orang-orang melihat akan mendapatkan keuntungan besar dari beternak babi, mereka tergiur untuk mengambil pinjaman. Namun faktanya tak sesuai harapan.  Akibatnya, banyak orang kehilangan uang hingga bangkrut. Lebih miris lagi, ada pasutri di Shandong akhirnya nekad terjun ke sungai gara-gara tumpukan pinjaman.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Komunis Tiongkok mengeluarkan peringatan tiga tingkat tentang anjloknya harga babi hidup secara drastis pada Rabu 16 Juni. Komisi itu mengklaim penyebabnya dikarenakan terfokus  dengan babi hidup untuk disembelih dan lonjakan impor daging babi beku, hingga harga babi hidup terus menurun. 

Sebagai langkah menjaga kapasitas produksi babi pada tingkat kewajaran, pejabat itu tak menyebutkan apakah kebijakan pemerintah harus “diatur secara ilmiah” dan “dipertahankan pada tingkat yang wajar.”

Pada tahun 2018, Komunis Tiongkok pernah mengimpor daging babi Rusia, yang menyebabkan wabah demam babi Afrika di Tiongkok. Sejumlah besar babi hidup dibunuh dan harga daging babi melonjak tinggi. 

Sebagai langkah memenuhi pasokan daging babi, pada September 2019, Komunis Tiongkok mengeluarkan “tugas politik utama” untuk meningkatkan kapasitas produksi daging babi di seluruh negeri. Sejumlah daerah memberlakukan “pemotongan babi minimum” dan memperkenalkan kebijakan untuk mendorong pemeliharaan babi. Anjloknya harga babi tahun ini, jelas terkait dengan kelebihan pasokan.

Seorang penduduk Yixing, Jiangsu,  kepada Radio Free Asia mengatakan, bahwa kenaikan dan penurunan tajam daging babi di Tiongkok hampir terjadi setiap beberapa tahun. Ia menyebutkan, hal demikian disebabkan oleh intervensi pemerintah yang berlebihan.

Sejak tahun 2007, industri peternakan babi Tiongkok mengalami tiga siklus kerugian yang berkelanjutan, yaitu pada tahun 2008, 2013 dan 2017.  (hui)